12.

449 55 4
                                    

Yerin meletakkan tasnya dengan malas. Kelompoknya cukup menyenangkan.

Yerin, Eunha, Shinbi, Yuju, Jungyeon, dan Yein. Mereka teman kompak Yerin.

"Kita bagi tugas, ok?" Ujar Yein. Gadis itu memberi list daftar tugas-tugas yang akan mereka lakukan.

"Shinbi dan Eunha, kalian pasang tenda ya." "Dan.." Yein membaca ulang seluruh daftarnya.

"Yuju dan JungYeon cari kayu bakar saja. Saem menyuruh kita membuat kayu bakar sendiri per-kelompok," jelasnya. Yein memang cocok untuk menjadi leader dikelompok mereka.

"Dan Yerin, kau bantu aku membereskan barang-barang ya?" Yerin mengangguk lalu mengikuti langkah Yein.

Wonwoo tak berhenti memerhatikan Yerin dengan wajah bulatnya mengangkat beberapa tas dan membuat lampu emergencynya menyala.

Ia tersenyum kecil.

"Harap perhatian semuanya!" Mereka beralih ke arah pemandu camping yang meniupkan peluitnya.

"Setelah kalian membereskan semua barang-barang, kita akan melakukan game!" Mingyu melirik ke arah Eunha yang kebetulan melihatnya. Mereka melempar senyum lalu tertawa kecil.

Seluruh kelompok berkumpul disana. Melingkari sebuah api unggu yang besar itu.

"Baiklah. Gamenya akan kita mulai dari sekarang."

"Aturannya, setiap kelompok harus mengambil bendera dengan warna yang ditentukan. Bendera yang kalian harus ambil minumal sepuluh dan siapa yang tercepat mengumpulkan, kelompok itulah yang menang." Mingyu mengedipkan matanya ketika Eunha tepat melirik ke arahnya.

   "Kami akan membagikan warna bendera-bendera setiap kelompok yang akan diambil,"

    "Silahkan bubar!" Seluruh murid-murid kembali pada kelompok mereka masing-masing.

   "Dandelion!" Panggil Yein membuat sekumpulan anak perempuan sekelompoknya berlari ke arahnya.

   "Kita akan cari warna merah." Ia menjelaskan seluruh prosedur cara permainannya.

   "Yerin, kau cari yang ke arah utara, ok?"

   "Oh? Arraseo." Jawabnya. Mereka mulai pergi ke arah masing-masing. Begitupun Yerin dengan tampang bodohnya.

    "Jeongmal.. kenapa seram sekali?" Ia melirik ke arah lainnya. Sungguh. Dimana sang bendera merah? Ayolah.

    "Andwe!! Aaaa!" Yerin terpeleset karena sebuah lumut didekat sungai.Dan ia sudah terlalu jauh untuk kembali ke tempat campingnya.

    Ia basah kuyup dengan wajah polosnya. Tak mengerti kemana ia harus pergi. Astaga. Kompasnya hilang!

    Permainan bodoh! Bagaimana ini?

    "Siapapun tolong aku!" Teriaknya. Yang jelas takkan ada satu manusiapun dengan akan suaranya.

    Ia berjalan tanpa tahu harus kemana. Dengan tujuan yang tak jelas arahnya dan tujuannya. Yang ia tahu sekarang hanya bagaimana bisa kembali?

   Sungguh.  Dingin sekali. Yerin tidak ingin mati disaat seperti ini.

    Seseorang, tolong bantu aku.

°°
   "Bagaimana?  Kau dapat benderanya?" Tanya Yein. Eunha mengangguk senang.

    "Dapat satu!!!" Ia berteriak girang. Kemudian melihat sekitarnya. Yang sudah bersama teman-temannya.

   "Kalian sudah dapat juga kan?" Mereka mengangguk. Eunha merasa ada yang janggal.

    "Ye..in. Kita kehilangan satu sepertinya.." Eunha membelakkan matanya.

    "ASTAGA! YERIN!" Ucap keduanya bersamaan.

   Eunha melihat Mingyu disana yang tengah sibuk mencari bendera kelompoknya.

   "Mingyu~ya!" Panggilnya. Mingyu menoleh. Ia menepuk keningnya.

   "Aku lupa memindahkan benderanya!" Ujarnya. Eunha menggeleng.

   "Bukan itu!!!" Potong Eunha. Mingyu mengernyitkan keningnya.

   "Lalu apa?" Tanyanya. Gadis itu terduduk secara tiba-tiba. Membuat Mingyu heran. Kenapa gadis ini?

   "Bagaimana ini Mingyu.." ia menggigit jarinya berkali-kali. Tiba-tiba Yuju menghampiri gadis itu.

   "YA! Eunha bagaimana Yerin? Kau sudah dapat kabar? Apa aku harus memberitahunya pada guru pengawas? Ini akan berbahaya! Hari sudah gelap!!" Ujar Yuju. Mingyu mengerutkan keningnya.

   "Yuju~ssi ada apa?" Tiba-tiba Eunha berdiri lalu menghapus airmatanya. Sejak kapan ia menangis?

   "Sudah Yuju, kau bilang pada guru pengawas. Biar aku mencari Yerin lagi," Yuju mengangguk lalu meninggalkan mereka dengan wajah pucatnya. Bahkan ia belum menjawab pertanyaan Mingyu.

   "Sebenarnya ada apa Eunha?" Tanya Mingyu penasaran. Eunha kembali menangis.

   "Rencana kita tak terlaksanakan dan Yerin hilang."  Ucapnya. Mingyu membelakkan matanya.

   "Astaga! Astaga...bagaimana iniii!!!" Mingyu menggeleng frustasi.

   "Mingyu ada apa?" Tiba-tiba Wonwoo datang ntah darimana. Ia melihat tingkah kedua temannya itu yang separuh gila.

   "Wonwooo.." panggil Eunha membuat Wonwoo mengangkat kedua alisnya.

   "Yerin.." ucapnya tertahan. Wonwoo melunjak penasaran.

   "Kenapa dia?"

    "Yerin hilang."

°°
Haloha! Mau ngasi tau aja, kalo ini sudah akan mencapai ending. Comment n votenya sungguh diharapkan.

Maafkan saya jika ada typo dan kelupaan publish, sering khilaf. Maaf yaa

Dan juga, semoga suka sama fanfic wonwoo n yerin ini! Terima kasih!!^^

Love my EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang