"Ngapa lo dit senyum-senyum?sakit?" Tanya Reza pada Radit karena sedari tadi Radit hanya tertawa sambil memegang handphone berlogo apel nya
"Kepo lu" ujar Radit judes
"Yaelah jaa masih nanya aja lu. Paling juga lagi seneng chat nya di bales sama caca" Ujar Jati yang kini tengah asik memakan cemilan
Devan yang semula tengah memainkan handphone nya pun mengangkat kepala nya saat mendengar nama Caca di sebut
"Tuh lo tai. Caca lucu banget serius jatuh cinta banget gua sama tuh bocah" ujar Radit masih memasang senyum di wajah nya
"Dedek gemes ya Dit" kekeh Reza
Devan berdiri, berjalan keluar dari kamar. Entah mengapa ia tidak suka dengan omongan Radit yang mengatakan bahwa Radit sangat menyukai Caca. Sebagian hati nya mengatakan tidak rela.
'Ah bego ngapain gua pikirin coba' dengus nya
"Mau kemana lo van?" Tanya Jati saat sadar Devan sudah berdiri di ambang pintu
"Balik. Gua lupa gua harus nganterin adek gue ke toko buku" ujar Devan memasang wajah datar
***
Radit alfarizi : Jalan kuy?Caca mengerutkan kening nya saat mendapat pesan dari Radit. Entah mengapa akhir-akhir ini Radit selalu mengirimi nya pesan. Walau hanya sekedar menanyakan diri nya sedang apa atau bertanya diri nya sudah makan atau belum.
Audrey chairunissa : kemana?
Caca kembali merebahkan tubuh nya di atas kasur. Matanya nyalang menatap langit-langit kamar nya. Tiba-tiba saja pikiran nya mengingat kejadian kemarin. Kejadian dimana saat Devan tiba-tiba saja muncul di sebelah nya dan mengajak nya berbicara. Bibir caca membentuk sebuah senyuman saat mengingat itu semua.
"Bisa gila kali gue ya kalo inget kemaren mulu" gumam nya pelan
"Dek, anterin bunda ke mall yuk? Bunda mau cari buku resep" ujar Bunda caca yang kini sudah berdiri menatap putri bungsu nya. Caca mengangkat kepala nya sebentar lalu kembali menelungkupkan wajah nya
"Adek capek buuun. Sama abang aja ya?" Caca masih tetap menelungkupkan wajah nya di kasur
"Abang pergi katanya ada urusan kuliah"
"Udah sih dek kamu aja. Nanti bunda beliin sketchbook yang kemarin caca mau deh" ujar sang bunda. Caca yang mendengar kata sketchbook baru pun segera duduk dengan sigap di kasur nya. Lalu memasang wajah berbinar nya
"Serius? Yaudah okeoke adek mauu! Tunggu ya bun tunggu aku ganti baju dulu" ujar nya dengan semangat 45. Bunda-nya pun hanya tersenyum geli melihat kelakuan putri bungsu nya nya yang terlihat seperti anak usia 5tahun
Radit alfarizi : ca? Gimana? Mau ga?
'Astagfirullah' caca menepuk jidat nya. Ia lupa kalau tadi Radit sempat mengajak nya jalan. Ia meringis saat membalas chat dari Radit
Audrey chairunissa : sorry, kak. Gue gabisa tadi tiba-tiba bunda minta anter ke mall. Maaf bgt ya kak.
Radit alfarizi : yaah, yaudah deh gapapa kok. Hehe next time harus bisa ya!
Audrey chairunissa : inshaallah ya kak
Radit alfarizi : oke. Take care caa:))
Caca tidak membalas lagi pesan dari Radit. Ia segera mematikan handphone nya dan memasukan nya ke dalam tas kecil yang ia bawa.
"Bunda cari buku resep sekalian tunggu temen bunda yang lagi jalan mau kesini. Kamu cari sketchbook nya dulu aja" ujar Bunda saat caca dan bunda nya sudah sampai di toko buku. Caca pun mengangguk patuh lalu berjalan ke arah rak sketchbook dan alat menggambar lain nya.
"Aduh yang mana yaa" gumam seorang gadis kecil. Caca yang mendengar suara anak kecil tersebut pun lantas menundukan kepala nya ke arah gadis kecil tersebut. Di sebelah caca ada seorang gadis kecil menggunakan baju dan rok pink tengah menunduk seperti sedang kebingungan
"Hai, kamu lagi cari apa?" Tanya caca pada gadis kecil itu. Gadis kecil itu diam menatap wajah caca untuk beberapa waktu sebelum akhirnya menjawab
"Aku lagi cari buku gambar sama crayon yang bagus tapi aku bingung mau pilih yang mana" jawab gadis kecil itu polos. Caca tersenyum
"Boleh kakak bantu cari?" Tanya nya. Gadis kecil itu pun mengangguk semangat
"Tapi aku ga ngerepotin kan kak?" Caca terkekeh mendengar pertanyaan gadis kecil itu
"Engga dooong."
"Ayoo kakak bantu cari buku gambar yang bagus" caca pun ikut berjongkok di sebelah gadis kecil itu untuk mencari sebuah buku gambar dan crayon"Ahh ketemuu!" Ujar caca semangat. Gadis kecil yang berada di sebelah caca pun sempat berjengkit kaget karna suara caca yang cempreng. Caca meringis saat melihat gadis kecil itu kaget
"Maaf maaf. Aku bikin kamu kagett ya?"
"Ini, akuu nemuin crayon kesukaan ku waktu sd. Warna nya banyak terus bagus. Sama ini buku mewarnai nya gambar princess. Kamu suka princess gak?" Tanya Caca pada gadis kecil itu seraya menunjukan sekotak crayon berwarna pink dan buku mewarnai dengan warna yang sama pula
"Iyya kak aku suka! Aku suka warna pink sama aku suka princess" ujar gadis itu semangat. Caca yang melihat itu pun tersenyum senang.
"Makasih ya kaaak" ucap gadis itu dengan suara khas anak-anak yang lucu
"Iya. Sama-sama. Oh iyaa kita belum kenalan, nama kam-"
"Nadine, udah ketemu belum buku gambar sama crayon nya?"
ucapan caca terhenti oleh suara seorang laki-laki. Caca mendongakan kepala nya untuk melihat siapa orang itu. Mata caca membulat sempurna saat tau siapa laki-laki itu
"Kak Devan"
"Caca"
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Teen FictionKisah seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan cinta sang pangeran es pujaan-nya.