Sorry - VIII

109 3 0
                                    

"DEMI APA WOI DEMI APAA???" teriak Yasmine heboh hingga membuat anak-anak seisi kelas menatap kepo ke arah nya. Caca medengus sebal

"Kebiasaan deh lo berisik" ujar Sasya memukul tangan Yasmine menggunakan pulpen

"Sorry sorry. Gue excited banget denger cerita caca hehe lanjut lanjut caa" ujar Yasmine masih tetap dengan semangat 45 nya

"Yaa terus gitu dia nganterin gue balik" ujar caca pada akhirnya.  Yaa sekarang caca tengah bercerita tentang kejadian saat ia, devan dan juga Nadine bertemu di toko buku lalu berakhir di kedai ice cream

"Jangan-jangan dia naksir sama lo ca!" Ujar sasya heboh

"Masa?yakali dah. Gamungkin ah"

"Ih bego. Gaada yang mungkin kali!" Ucap yasmine menoyor kepala caca

"Yakaan gu-" ucapan caca terhenti saat melihat bu Puti -guru bahasa Indonesia- masuk ke dalam kelas.  Sontak Sasya dan Yasmine pun berjalan kembali ke tempat mereka masing-masing tentu nya dengan gerutuan di mulut mereka masing-masing.

Jam pelajaran berjalan seperti biasa nya. Tapi kali ini tidak seperti biasa. Caca yang biasa nya selalu mengantuk, kali ini tidak. Ia mendengarkan ocehan bu Puti dengan sangat seksama. Efek jatuh cinta, mungkin.

***
"Kantin kuy" ajak Reza pada ketiga teman nya yang masih asik pada kegiatan nya masing-masing

"Eh, Ja! Awas bego. Lo nutupin papan tulis!" Teriak Radit sebal

"Makan nya nulis jangan lama. Jangan mikirin caca mulu. Dasar mami kampret" ujar Reza meledek Radit yang masih sibuk mencatat

"Dia lagi mikirin stategi buat bikin caca klepek-klepek, ja. Biarkan seorang Radit berkembang" ujar Jati yang kini sudah duduk di atas meja Devan yang sedang asik memainkan handphone nya

"Yoi. Bikin strategi biar Caca moveon dari Devan ahahahaha"

"Bacot, ya. Udah ah ayok ke kantin" ajak Radit yang kini sudah menutup pulpen dan buku nya

"Bacot mah temen nya keong"
"Ohh itu bekicot" gumam Reza. Sontak ketiga teman nya pun menatap Reza dengan tatapan jijik

"Demi allah. Galucu lu bego, ja" ujar Devan akhirnya bersuara

"Tau ewh nyesel gue sahabatan sama orang yang selera humor nya receh kayak lo" lanjut Jati seraya berjalan menjauh dari Reza dan menggidikan bahu nya geli

"Iya gue juga bingung kenapa kita bisa sahabatan sama lo, ja." Ucap Radit sambil menatap Reza

"Iya gue juga bingung. Mungkin karena gue ganteng" jawab Reza polos

***
Kini Caca,Yasmine dan Sasya sudah duduk di meja kantin. Entah mengapa hari ini kantin sangat padat tidak seperti biasa nya. Tadi pun saat mereka datang hanya tinggal 1 meja yang kosong, sisa nya sudah penuh di tempati siswa-siswi lain.

Caca yang tidak suka akan keramai-an pun merasa pusing. Tubuh nya sudah berkeringat karena mendengar suara-suara berisik

"Ca?lo ga papa?" Tanya Sasya yang sadar akan perubahan caca, caca pun hanya membalas dengan senyuman kecil dan anggukan

"Ke kelas aja deh yuk? Gue tau lo gabisa di tempat rame" ujar Yasmine cemas

"Enggak. Gue gapapa kok,serius. Udah kalian pesen makan aja sana bentar lagi bel" ujar caca berusaha biasa-biasa saja

"Serius?gue khawatir nih, ca" sasya menatap wajah caca yang mulai berkeringat

"Gue serius sya. Serius banget. Udah sana pesen makanan sekalian gue titip jus mangga, ya?"

"Yaudah deh, gue pesen dulu. Lo tunggu sini ya mine, jagain caca. Gue mau pesen dulu" ujar Sasya yang kini sudah berjalan ke arah gerobak penjual jus dan bakso

Sasya sudah kembali dengan membawa nampan berisi 2 mangkok bakso dan 3buah jus mangga. Yasmine yang melihat itu pun sontak berdiri untuk membantu Sasya yang kerepotan

"Gila gila rame banget" dumel Sasya seraya menyeka keringat di dahi nya menggunakan sapu tangan nya

"Iya tumben kantin rame kayak gini biasa nya sepi" ujar Caca pelan

"Baru pada  keluar dari goa kali" ujar Yasmine tidak nyambung

"Hampir lucu, mine" ujar Sasya dan Caca kompak

"Ya ya yaaa" ujar Yasmine dengan nada merajuk tak kelak menimbulkan tawa caca dan sasya

"Ekhem sorry" tawa mereka pun terhenti saat mendengar suara laki-laki di sebelah meja mereka. Lantas mereka bertiga pun kompak mengangkat kepala mereka ke arah sumber suara tersebut. Disana sudah berdiri 4 laki-laki tampan dengan seragam yang rapih -tumben- tengah menatap mereka

"Eh, iya kak. Ada apa ya?" Tanya Yasmine sopan

"Gini, kita boleh gabung disini ga? Soalnya tempat lain penuh. Boleh ya please? Gue laper banget" ujar Reza dengan tidak tahu malu nya. Mereka bertiga pun hanya menganggukan kepala nya sebagai isyarat bahwa mereka memperbolehkan mereka duduk

Caca menatap ke arah Devan, dalam hati nya ia berdoa semoga Devan duduk di tempat kosong yang berada di samping nya. Tapi harapan nya musnah begitu melihat Devan malah duduk di samping Sasya dan yang duduk di sebelah nya adalah Radit

"Lo kenapa ca? Kok pucet?" Tanya Radit saat menyadari wajah caca yang tidak seperti biasanya. Sontak mereka semua yang ada di meja itu pun menatap ke arah Caca

"Gue gapapa kak" jawab caca pelan

"Serius gapapa? Terus kok lo ga makan?" Tanya Radit -lagi-

"Engga. Gapengen kak"

"Serius deh muka lo pucet banget. Gue beliin siomay, ya? Lo kenapa sih?" Ujar Radit berlebihan, Yasmine yang melihat raut wajah Caca pun seakan mengerti

"Caca cuma ga bisa di tempat rame kak" ujar Yasmine masih tetap mengunyah bakso nya. Radit mengerutkan kening nya

"Lo jorok banget sih! Telen dulu bakso lo!" Ucap Reza heboh

"Berisik lo ah" dumel Yasmine

"Kenapa ga ke kelas aja?" Tanya Devan pada akhirnya

"Tau tuh. Tadi dia udah disuruh ke kelas tapi gamau" ujar Yasmine

"Devan nanya caca woi. Bukan nanya sama lo, bocah" ucap Reza sengit. Yasmine yang mendengar ucapan Reza pun lantas memasang wajah garang nya

"Suka-suka gue dong! Bawel aja lo!" Omel Yasmine pada Reza

"Udah deh kok lo berdua malah berantem" lerai Jati pada akhirnya

"Salahin tuh bocah" ujar Reza

"Kok gue yang salah! Lo yang salah. Dasar, tua!" Ujar Yasmine tidak mau kalah

"Diem, berisik woi" Ujar Radit gemas
Kini pandangan Radit beralih pada Caca yang masih saja diam. Tangan Radit mengelus puncak kepala caca

"Gue gapapa, kak. Malu di liatin orang" ucap caca menghindar dari prilaku Radit yang tengah mengelus kepala-nya

"Iya iyaa" ujar Radit tetap memasang wajah khawatirnya pada caca

Tanpa mereka sadari ada dua orang yang sedang mengatur detak jantung nya sedari tadi. Tanpa satu orang pun yang menyadari bahwa ada dua orang yang kini tengah menatap gemas satu sama lain.

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang