Devan melangkah malas menuju rumah-nya. Entah mengapa bayangan Caca menangis saat di taman tadi selalu berputar di kepala-nya. Devan merasakan kekosongan di dalam hati nya saat Caca melangkah pergi menjauhi dirinya
"Assalamualaikum, abang pulaang" teriak Devan seraya membanting tubuh nya di atas sofa ruang tamu rumah nya
"Gausah teriak-teriak, bang! Berisik tau gak" omel Nana -mama Devan- yang kini sudah berjalan mendekat ke arah putra nya yang terlihat lelah
"Astagfirullah mama nih orang ngucap salam bukan nya di jawab malah di omelin" dengus Devan sebal seraya mengelus dada nya dengan sok dramatis, Nana pun hanya menunjukan deretan gigi-nya
"ABAAAAAAAAANGGG"
Devan dan mama-nya pun sontak memutar kepala nya ke arah tangga saat mendengar suara nyaring Nadine. Nadine berlari ke arah Devan dengan membawa sebuah buku mewarnai bewarna pink dan sekotak crayon di tangan nya
"Apa? Gausah teriak-teriak dine, abang ga tuli kali" dumel Devan pada adik perempuan nya yang kini sudah duduk di sebelah-nya
Nadine menyengir lalu membuka sebuah gambar yang sudah di warnai dan menunjukan nya pada Devan
"Abang, bagus gaaak?" Tanya Nadine dengan wajah sumringah nya. Devan menatap gambaran Nadine lalu menganggukan kepala nya
"Baguss" jawab Devan singkat, mendengar jawaban singkat dari Devan, Nadine sontak memanyunkan bibir nya
"Abang ga asik ah!" Ujar Nadine seraya memukul tangan Devan kencang. Devan hanya terkekeh melihat tingkah Nadine yang sangat mirip dengan Caca bila Caca tengah merajuk pada nya
"Sorry sorry. Abang minta maaff, gambar Nadine bagus kook! Bagus banget" ujar Devan dengan senyuman khas di wajah nya. Nadine pun merubah raut wajah nya menjadi berbinar
"Seriuus? Yess! Ah iya, abang ajak kakak cantik main kesini lagi dongg! Aku mau tunjukin gambar aku ke kakak cantik. Aku mau minta di ajarin gambar lagi" ujar Nadine dengan wajah memohon nya. Devan hanya diam mendengar ucapan Nadine
"Iyya bangg. Ajak Caca kesini lagi dooong, mama juga mau bikin kue bareng lagi nih sama calon menantu mama" tambah Mama Devan dengan wajah yang tak kalah berbinar dari Nadine
"Ayooo bang telfon kakak cantik nya sekaraaaang" ujar Nadine dengan nada merengek. Devan hanya menghembuskan nafas nya pelan
"Kak Caca nya pasti lagi cape sekarang dine, besok aja deh abang ngomong langsung sama kak Caca di sekolah" bujuk Devan. Nadine terlihat berfikir sebentar sebelum akhirnya menganggukan kepala nya senang
"Janji ya bangg bawa kak Caca kesini?" Ujar Nadine dengan cengiran di wajahnya, Devan pun hanya menganggukan kepalanya
"Yaudaah karena besok kak Caca mau kesini jadi mending sekarang Nadine mandi yuk" ujar Mama Devan seraya menggendong putri bungsu nya itu, Nadine hanya terkikik geli saat mama nya menggendong tubuh kecil nya
Setelah mama dan adik nya pergi, Devan pun memejamkan mata nya lalu tersenyum lirih
'Keluarga gue aja sayang banget sama lo, ca' gumam Devan pelan
***
Caca berjalan sendu kearah kamar-nya. Rumah nya terlihat sepi karena memang tadi bunda nya sempat mengirimi ia pesan bahwa bunda nya harus pergi ke rumah sahabat nya di daerah Dago dan baru akan kembali selepas maghribCaca merebahkan tubuh mungil-nya di atas tempat tidur. Ia meringkukan tubuhnya seraya memegang dada nya yang terasa sakit. Air mata nya terus saja mengalir sedari tadi, hati nya sesak bahkan sangat sesak saat mendengar penjelasan Devan tadi. Jadi selama ini Devan mendekati nya hanya agar Devan bisa kembali bersama Sasya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Teen FictionKisah seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan cinta sang pangeran es pujaan-nya.