Sorry - V

112 3 0
                                    

"Kantin yuk! Lapeeer" ajak Yasmine pada ku dan Sasya, aku yang tengah membuat sebuah gambar pun mengadahkan kepalaku ke arah nya

"Ayo!ayo! Sumpah gue juga laper banget tadi ga sempet sarapan"ujar sasya dengan wajah semangat 45 nya

"lo berdua aja deh ke kantin. Gue gaikut,gue tadi udah sarapan" ujar ku sambil menunjukan deretan gigi-ku

"Yakinn?lo gamau mau nitip minum atau chiki atau apa gitu?" Tanya Yasmine yang kini sudah berdiri siap untuk ke kantin

"Iyaa, gue yakin. Udah sana nanti keburu selesai rapat nya."

"Yaudah deh kita duluan ya, ca? Byeee!" Ujar sasya dan Yasmine yang kini sudah berjalan ke luar kelas

Hari ini entah mengapa tiba-tiba saja guru piket memberi tahu bahwa hari ini semua murid bebas, boleh ke kantin atau kemana pun asal masih di dalam lingkungan sekolah karena guru-guru sedang mengadakan rapat.
Aku berjalan keluar dari kelas dengan membawa satu buah sketchbook milik ku. Aku memilih untuk berjalan ke arah taman belakang sekolah yang jarang sekali di datangi oleh murid-murid. Aku sudah pernah bilang  bukan, bahwa dari kecil entah mengapa aku lebih senang berada di tempat sepi. Aku tidak suka berada di tempat ramai karena entah mengapa jika aku berada di tempat ramai aku akan merasa pusing.

Aku berjalan ke arah tempat favorite-ku. Aku mendekat ke arah sebuah pohon Akasia rindang yang berada di tengah taman. Tepat di bawah pohon akasia tersebut terdapat sebuah bangku taman yang terbuat dari kayu. Aku menutup mata ku saat aku sudah duduk di bawah pohon tersebut. Nyaman itu yang aku rasakan sekarang. Aku merasakan tubuh ku sangat ringan sekarang.

"Ekhem" aku membuka mataku saat menyadari ada seseorang yang tengah duduk di sebelahku. Aku memiring-kan kepalaku ke kiri untuk melihat siapa orang itu

"Kak devan" gumam ku pelan. Ya, laki-laki yang kini duduk di sebelah-ku adalah kak Devan. Kak Devan aka si pangeran es ku. Aku merasakan jantung ku berdegup lebih kencang dari biasa nya.

"Kakak ngapain ke sini?" Tanya ku dengan tampang yang sangat amat bodoh. Kak Devan mengerutkan kening nya sebentar sebelum menjawab

"Ini masih tempat umum kan? Jadi menurut gue semua orang boleh dateng kesini kapan aja termasuk gue. Gaada larangan nya." Ujar kak Devan telak. Aku menundukan wajah ku, menutupi wajah ku yang kini sudah memerah karena malu.

'Aduh goblok banget gue' umpat ku dalam hati

"Eiya sih kak eheh" jawab ku canggung, aku memainkan pulpen yang aku pegang untuk mengurangi rasa canggung di antara aku dan kak Devan. Tidak ada yang memulai pembicaraan di antara kami sampai akhirnya kak Devan yang memulai

"Kok lo disini? Ga takut di tempat sepi kayak gini?mending ke kantin tuh, rame." Ucap kak Devan masih tetap menatap lurus ke depan tanpa menoleh ke arah ku sedikit pun

"Gue gasuka tempat rame. Gue lebih suka tempat sepi kayak gini. Nyaman." Jawab ku jujur

"Oh"
"Lo bisa gambar?" Tanya kak Devan pada ku. Matanya melirik ke arah sketchbook milik ku yang berada di atas pangkuan ku

"Eh?bisa. Tapi gabisa-bisa bangeg sih. Masih cupu." Ujar caca pelan

"Gue mau liat doong"

"Boleh gak?" Tanya nya pada ku. Aku hanya mengangguk lalu memberikan sketchbook ku pada nya. Kak Devan mulai membuka sketchbook milik-ku. Mulutnya tidak berhenti mengoceh saat melihat gambar buatan ku.

"Woaaa ini keren"

"Ini gambar bikinan lo?gila bagus!"

"Lo gambar messi? Kereeen!"

"Wiss gila gila"

Bibir nya tidak berhenti berbicara. Aku yang mendengar ocehan nya pun hanya tertawa. Kak Devan sangat lucu. Sungguh, kak Devan yang berada di depan ku saat ini sangat berbeda dengan kak Devan yang biasa aku temui. Biasa nya kak Devan selalu memasang wajah lurus tanpa ekspresi,mata hitam nya selalu memasang tatapan elang khas nya, ia jarang sekali berbicara. Tapi kak Devan yang kini berada di depan ku sangat berbeda. Kak Devan yang selalu memasang wajah datar kini berunah menjadi kak Devan yang jago merubah mimik wajah nya,kak Devan yang biasa nya menatap dengan tatapan elang kini berubah menjadi tatapan berbinar, kak Devan yang biasa nya irit bicara kini berubah menjadi kak Devan yang sangat amat bawel.

"Loh, ini gambar gue?"

BINGO!
aku diam mendengar ucapan kak Devan. Mata ku menatap ke arah sketchbook ku yang kini di pegang kak Devan.

"Ca?" Tanya nya lagi setelah menunggu jawaban dari ku.

"Eh, iya itu kak Devan" jawab ku canggung

"Kapan lo gambar gue?" Tanya kak Devan dengan alis yang bertaut

"Kemarin. Pas gue lagi di suruh nunggu team futsal latihan sama pak Eza. Waktu itu gue lagi bete dan kebetulan di depan gue, elo. Soo yaaa gitu deh" jelas caca tidak sepenuh nya berbohong. Devan hanya mengangguk-anggukan kepalanya

"Lo gasuka ya kak? Sorry deh kak. Lo bisa robek kok" ucap caca meringis dengan wajah tidak enak nya

"Ahahahahah" caca mengerutkan kening nya saat mendengar tawa Devan yang pecah

"Lah kok ketawa?"

"Ya, abis lo lucu. Woles kali gue gamarah. Lagian gambar lo bagus tau, kenapa gue harus marah?aneh-aneh aja" ujar Devan masih terdengar kekehan nya

"Yaa kan kirain lo gasuka gue gambar" ujar caca polos

"Dasar bocah"

"Udah ah gue balik ke kelas dulu, ya? Lain kali kita ngobrol lagi! Bye caa" ujar Devan yang kini sudah melangkah menjauh dari taman. Caca tersenyum mendengar omongan Devan barusan

'Berarti masih ada lain kali buat ngobrol, ya?'

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang