Caca kini tengah berjalan menyusuri lorong kelas sebelas. Ia melirik ke arah jam tangan nya. Sekarang sudah pukul 14.30, pantas saja sekolah sudah sepi karena memang jam pulang sekolah sudah berbunyi pada pukul 12.30. tapi entah mengapa ia malas sekali untuk pulang. Ia melangkah ke arah taman belakang sekolah, ia berjalan dengan gontai ke arah tempat favorite-nya, pohon akasia.
Caca memasang earphone di telinga nya lalu mulai mendengarkan lagu Love yourself dari Justin Bieber
"Cause if you like the way you look that much, oh baby you should go and love yourself" senandung caca pelan. Tanpa Caca sadari kini di sebelahnya sudah ada seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya, menatap gadis itu dengan senyum yang tercetak di wajahnya
Caca menolehkan kepala nya ke samping kiri lalu membuka matanya pelan saat merasakan ada seseorang yang sedari tadi tengah menatap ke arah nya"Kak Devan" gumam caca saat melihat sesosok Devan yang kini sudah duduk di samping nya. Devan hanya terkekeh geli saat melihat Caca menggumam kan namanya
"Ya?" Tanya Devan menaikan satu alis nya
"Lo dari kapan kak disini?" Tanya Caca yang kini sudah duduk tegak, tidak menyender seperti tadi
"Dari heeeeem dari waktu lo nyanyi lagu Justin kayaknya?" Ujar Devan jujur. Caca mengerutkan kening nya
"Lah? Udah lama dongg? Lo kenapa ga noel gue aja kak, buat ngasih tau kalo ada lo duduk di samping gue" ujar caca polos. Sebenarnya ia juga malu karena itu artinya tadi devan mendengar caca bersenandung
"Abis lo keliatan nya asik banget. Jadi gue gamau ganggu" ujar Devan dengan cengiran di mulutnya. Caca hanya mendengus sebal
"Lo kok belom balik jam segini? Nungguin Radit? Tadi Radit udah balik duluan, ca" Tanya Devan pada Caca, caca mengerutkan dahi nya sebelum menjawab
"Males balik ehehe. Eh, kok kak Radit? Gue lagi ga nunggu siapa-siapa. Cuma lagi pengen kesini aja" jawab caca dengan nada polos
"Ohh gitu"
"Ah apa jangan-jangan lo lagi nungguin gue ya?ciee cacaa" goda Devan pada Caca"Diih geer banget, lo" ujar caca menatap Devan sengit. Sejujur nya Caca senang, karena Devan kini kembali bersikap ramah pada nya
"Pede sama cewek cakep kayak lo mah gapapa kali caa" ujar Devan santai diikuti dengan suara kekehan nya. Devan tidak menyadari jika omongan nya barusan memberikan efek yang sangat parah pada Caca
BLUSH!
Pipi caca memerah mendengar ucapan Devan. Barusan devan mengatakan bahwa diri nya 'cakep' eh tunggu cakep itu sama saja dengan kata 'cantik', bukan? Itu artinya barusan Devan baru saja mengatakan kalo Caca itu cantik!"Ca? Kok lo diem?" Suara devan menghancurkan lamunan Caca
"Eh?gapapa kok kak" jawab Caca dengan cengiran polos nya
"Ooh kirain kenapa"
"Ca, kerumah gue yuk?" Ajak Devan pada Caca. Caca yang mendengar ajakan Devan pun hanya melongo"Ha?ngapain?"
"Mau gue lamar" jawab Devan asal. Lagi-lagi membuat detak jantung caca berpacu tidak normal
"Enggak lah gue bercandaa. Kemaren Nadine nangis-nangis gitu pas bangun tidur, dia nyariin lo. Terus nyokap gue nanya orang yang di tangisin Nadine itu siapa terus gue bilang kalo lo itu adek kelas gue eeh terus nyokap malah nyuruh gue bawa lo kerumah" jelas Devan panjang lebar. Dan ya, ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Caca dengar dari Devan selama ia menjadi secret admirer Devan.
"Eh, kapan?" Tanya Caca pada Devan. Devan mengerutkan kening nya
"Kapan?" Ujar Devan mengulang perkataan Caca
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Teen FictionKisah seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan cinta sang pangeran es pujaan-nya.