Sorry - XIV

92 3 0
                                    

Hari ini entah mengapa Radit terlihat lebih diam dari biasa-nya. Ia hanya akan berbicara bila ada yang bertanya kepada-nya. Reza yang duduk tepat di depan Radit pun sampai kebingungan karena melihat sahabat nya itu menjadi pendiam.

"Radiiiiit" ujar Reza dengan nada yang sangat menjijikan. Radit yang tengah mencoret-coret buku nya pun menatap ke arah Reza dengan menaikan satu alis nya

"Paan?" Tanya Radit dengan malas

"Ngapa si lu? Kok diem aja?" Ujar Reza balik bertanya. kini ia sudah menempelkan dagu nya di sandaran bangku

"Gue ga papa. Cuma lagi sakit gigi" jawab Radit berbohong. Reza pun hanya menganggukan kepalanya lalu kembali memutar tubuhnya menghadap depan. Sejujurnya Reza tidak percaya dengan ucapan Radit, Reza tau bahwa Radit tengah menutupi sesuatu tapi Reza tidak enak bila harus bertanya terlalu banyak pada Radit. Reza hanya akan menunggu sampai saat dimana Radit sendiri yang akan bercerita pada nya

Devan,Radit,Reza dan Jati tengah berjalan menuju kantin. Kini, semua mata menuju ke arah mereka ber empat -terutama para siswi perempuan- dengan tatapan memuja. Beberapa siswi sempat menyapa mereka namun hanya di balas dengan senyuman dan anggukan. Saat mereka sudah sampai di depan toilet perempuan tiba-tiba saja Caca,Yasmine dan Sasya keluar dari dalam toilet. Mereka berpapasan.

Caca tersenyum kikuk saat melihat Radit dan Devan yang kini tengah berdiri di hadapan nya

"Eeeeeeh ada Yasminee cantik" ujar Reza yang tiba-tiba saja menjadi genit ke pada Yasmine -semenjak kejadian titip salam pada Bu Danty- Yasmine yang di panggil cantik oleh Reza pun hanya tersenyum malu

"Dit, caca tuh" ujar Reza yang kini beralih menggoda Radit. Tidak seperti biasanya Radit yang biasa nya akan menampilkan tampang genit nya bila di goda oleh Reza di hadapan Caca kini hanya diam dan membalas ucapan Reza dengan memberikan senyum khas nya pada Caca. Caca yang melihat tingkah Radit pun hanya tersenyum miris, entah mengapa hati nya tidak rela jika Radit bersikap acuh seperti itu. Caca memang egois karena masih saja berharap Radit akan tetap bersikap manis kepada-nya setelah apa yang ia lakukan pada Radit kemarin.

Semua orang yang melihat tingkah Radit yang tiba-tiba saja berubah kepada Caca pun hanya diam. Ya, mereka semua -kecuali Yasmine dan Sasya- tidak tahu tentang kejadian Caca menolak Radit kemarin. Devan pun tidak tahu menahu.

"Mau ke kantin?bareng aja yuk?" Tanya Reza mencoba mencairkan keheningan yang tengah terjadi

"Yaudah yuk bareng aja" ujar Yasmine dengan cengiran di wajah nya

"Alah bilang aja mau modus lo bedua" ujar Jati yang hanya di tanggapi tatapan sinis oleh Caca

"Lah sirik lo jomblo" cibir Reza pada Jati. Jati pun hanya memutar bola matanya malas

"Gue ke kantin duluan" ujar Radit dengan suara yang sangat dingin dan tatapan datar di wajah-nya. Semua orang yang mendengar nada suara Radit pun hanya diam terkejut. Mereka akan biasa saja bila yang mengeluarkan suara dingin dengan tatapan wajah datar itu Devan karena itu memang sudah sifat Devan.

Tapi kali ini suara dingin itu milik seorang Raditya alfarizi yang terkenal paling ramah dan jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah mengeluarkan suara dingin dan datar nya ke pada orang lain. Biasanya Radit hanya akan bersikap seperti itu di depan orang yang tidak ia sukai.

Devan,Reza dan Jati yang melihat kelakuan Radit pun hanya saling tatap. Mereka hafal sekali dengan sikap Radit yang seperti ini, mereka tahu bahwa kini Radit pasti sedang memiliki masalah karena Radit akan bersikap dingin dan datar seperti Devan bila ia tengah memiliki masalah yang menganggu hati nya.

Caca yang mendengar nada bicara Radit yang berubah pun hanya diam. Ia kembali merasakan sesak di dadanya saat melihat wajah datar Radit yang kini telah berlalu di hadapan nya. Yasmine dan Sasya yang melihat perlakuan Radit pun sama terkejut nya

"Gue ga ikut ke kantin ya. Gue mau ke kelas aja lanjutin tugas dari Bu Puti" ujar Caca berbohong. Yasmine menatap wajah Caca sebentar lalu menganggukan kepala nya. Yasmine tahu jika caca berbohong bahwa ia ingin kembali ke kelas karena ingin melanjutkan tugas dari Bu Pati karena tadi Yasmine melihat sendiri bahwa Caca sudah selesai mengerjakan semua tugas yang di berikan oleh bu Pati. Yasmine yakin Caca tidak ingin ikut ke kantin saat ini karena ia tidak ingin berdekatan dengan Radit dahulu.

***
Caca berjalan lemas ke arah pohon favorite-nya, yaitu pohon akasia. Caca duduk di bangku itu dengan wajah yang menduduk. Air mata nya sudah mengalir deras tanpa bisa ia cegah. Hati nya terasa sakit saat mendengar suara dingin Radit yang tidak pernah Radit tunjukan kepada-nya selama ini.

Flashback
"Kak, kayak nya di antara temen-temen lo yang lain lo yang paling ramah ya kalo di tanya orang?" Tanya Caca pada Radit. Radit pun hanya mengerutkan dahi nya bingung

"Maksut nya? Si Reza,Jati sama Devan juga ramah kok" ujar Radit jujur

"Yaa gue tau. Tapi maksut gue gini loh, selama ini gue gapernah liat lo marah atau judes gitu sama orang lain. Yaa se gabisa diem nya kak Reza, gue masih pernah kok ngeliat dia judes dingin gitu kayak kak Devan" jelas Caca yang kini kembali sibuk dengan Ice cream di tangan nya. Radit yang mendengar ucapan Caca pun hanya terkekeh

"Gue gabakal nunjukin sifat dingin gue ke orang yang ga punya salah apa-apa sama gue, ca. Gue cuma bakal nunjukin sifat dingin gue itu sama orang yang gak gue suka" ujar Radit pada caca. Caca menatap mata Radit lalu kembali bertanya

"Kalo gue bakal lo jutekin ga?" Tanya Caca dengan wajah yang sangat polos. Melihat kelakuan caca yang lucu pun sontak membuat Radit tertawa

"Enggaklah lah ca gue suka sama lo jadi gue gabakal ngejutekin lo" jawab Radit tulus

Flashback off

Caca kembali menangis saat mengingat ucapan Radit tempo hari, saat ia dan Radit tengah menikmati Ice cream di bagasi mobil Radit dengan kap bagasi mobil yang di buka

"Lo bohong kak" gumam Caca pelan masih dengan suara yang sangat amat parau. Caca tidak tahu mengapa dirinya bisa menjadi seorang gadis yang egois dan plin-plan seperti ini. Kemarin ia berkata bahwa ia terang-terangan menolak perasaan Radit karena ia mencintai Devan tapi sekarang, ia malah menangis hanya karena Radit bersikap tak acuh kepada nya

'Kalo gue tau rasa kehilangan sesakit ini mungkin gue bakal terus berdoa sama tuhan supaya lo ga pernah suka sama gue, kak. Biar gue gaakan pernah ngerasain yang namanya kehilangan lo'

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang