#B1r3e2a4k5

723 18 21
                                    


Sebelum kalian semua baca cerita ini, gue mau minta beberapa hal demi kebaikan kalian sendiri. Tolong jangan baca ini kalau baru makan, abis makan, atau baru mau makan, jangan. Jangan tanya alasan, pokoknya jangan aja.

Buat lo yang seumuran sama gue atau yang lebih tua dari gue, bersyukurlah kalau kalian pernah berak di celana (atau rok) waktu SD. Karena anak-anak zaman sekarang nggak ngerti apa nikmatnya berak di celana pas SD.

Jujur aja gue merasakan anugerah berak di celana ini pas kelas 3 SD. Di suatu pagi cerah yang mengenaskan itu gue dateng lebih awal, masih rajin. Pelajaran akhirnya dimulai, seperti biasa. Sampai akhirnya sekitar jam 10 perut gue mulai seperti merasa jatuh cinta. Ia bergetar dengan frekuensi yang tidak terlalu kuat. Gue mulai nahan dan berpikir positif kalau itu cuma kentut. SP1 telah berkumandang, ya si kentut telah keluar dengan lancar dan tanpa suara maupun bau. Pelan tapi pasti SP2 sudah meluncur dengan pola yang sama diikuti SP3. Akhirnya gue sadar gue pasti Mencret.

Gue punya 2 pilihan, Cuma 2. 1 gue ke toilet, 2 gue tahan. Gue pilih opsi kedua dengan berbagai alasan. Toiletnya kotor, sempit, gelap, banyak hantunya (oke yang ini ngarang) dan airnya kadang nggak ada. Dan alasan kedua, gue malu buat bilang.

Jangan heran, gak perduli berapapun usia lu, izin buat BAB itu emang susah. Kalau Cuma bilang ke belakang, balik lama entar di kira ke kantin, kalau bilang mau BAB ada rasa bersalah ke diri sendiri. Seolah ngumbar aib terbesar dalam hidup kita gitu.

Pada akhirnya gue gak kuat nahan dan cairan kuning cair itu mengalir dengan deras menembus celana dalam gue (pas zaman gue, anak SD di desa pakai celana dalam itu prestasi banget) lalu menembus celana gue. Cairan menjijikkan itu menetes ke ubin kelas dan baunya mulai terhembus. Dan hal yang gue lakukan saat itu adalah hal yang dilakukan semua anak SD yang pernah berak di celana, Nangis.

Gini gue jelasin, gue nggak bakal bisa bilang.

"Ya, ini Mahakarya gue, ada masalah? Kaya' nggak pernah aja, udah hirup sampai baunya abis, hirup sambil jilat kalau perlu." Nggak mungkin.

Nangis ini emang cara paling efisien, bukannya apa-apa, dengan nangis kita bisa ngerubah takdir dimana gue sebenernya pelaku (pencemaran udara kelas) jadi Korban.

Akhirnya gue pulang duluan. Semenjak hari itu, selama seminggu gue kalau ke sekolah suka bawa 2 celana dalam, yang 1 gue pakai, yang 1 gue taruh di tas, di tempat air minum yang tertutup dan ada resletingnya (jadi gak kelihatan kalau ada celana dalam).

Ngomongin soal berak gue jadi inget pengalaman absurd gue waktu SMA, yang ini nggak menjijikkan, cuma emang gak jelas banget.

Pernah gak sih lu ngedapetin 2 orang dari 2 bilik kamar mandi yang bersebelahan dan mereka teriak-teriak nggak jelas serasa dunia milik berdua? Oke gue tau gue rada-rada Absurd gak jelas, tapi gue gak bakal bisa ngarang cerita seabsurd ini.

Jadi waktu itu gue kelas 3 SMA (anjir Waktu itu, serasa udah lama banget), gue yang tak kuasa menahan air kencing terpaksa izin ke guru. akhirnya gue sampai di Toilet cowok yang gak jauh beda sama gudang. Yah gue juga gak tau kenapa, tapi hampir semua kamar mandi cowok gak ada yang bersih, mungkin kalau cek kebersihan sekolah nggak usah repot-repot, cek kamar mandi cowok aja udah beres deh.

Oke, kembali ke cerita. Jadi akhirnya gue membuang air keindahan gue dengan tenang sambil mengeluarikan suara yang terdengar hampir seperti sebuah desahan.

"Ahh..." gitu pokoknya, lu pasti tau, gue cukup yakin gak ada orang yang nggak perna nahan kencing.

Setelah itu gue mulai memperhatikan 5 pintu di belakang gue, tempat BAB. Sebut saja Surga 1-Surga 5, dihitung dari ujung kiri ke ujung kanan. Surga 3 dan 4, yang emang lumayan bersih—seenggaknya dibanding yang lain—pintunya tertutup. Awalnya gue curiga mereka lagi ngerokok, tapi kaya'nya nggak, soalnya biasanya kalau ngerokok pada gak di ruang tertutup (gue bukan perokok, tapi seenggaknya gue ngerti kalau mereka ngerokok di tempat tertutup asepnya gak bakal ilang cepet). Akhirnya gue nggak perduli da berniat cabut dari gudang kenikmatan itu. Tapi tepat sebelum akhirnya gue keluar, gue mendengar sebuah suara dari sana, kedua surga yang tertutup itu.

"Bro, udah selesai belum?" ucap sosok misterius dari Surga 3.

"Belum, lagi keluar setengah," jawab sosok misterius lain dari Surga 4.

Gue langsung Shock seketika. Oke-oke gini. Gue ngerti itu jam pelajaran, tapi ya gak gitu juga lah. Kecuali kalau itu Toilet udah di Booking, oke lah gak apa-apa. Tapi coba deh ngapain kita perlu tanya alur ritual temen?

Jawaban apa yang diharepin si Pengisi Surga 3?

Gini, "Masih bertengger di pantat gue nih, punya lu udah mulai tenggelam kan, gue tadi denger kok suara 'mplung'nya"

Atau gini, "Udah dong, Mahakarya gue kan licin, jadi lancar-eh bentar, ini mau melucur lagi, eh eh eh, nah udah mulai berenang dia."

Atau malah gini, "Bentar gue jawab. Yak Mahakarya indah gue mulai mengeluarkan ujungnya, pantat gue mendorong dengan keras agar ia keluar. Tapi gagal saudara-saudara. Ia masuk lagi, yak ia muncul lagi dan mulai menampakkan sosok aslinya dan dan JEBRET, ia akhirnya keluar dari pantat seksi gue!"

NGGAK KAN!

Tapi gue mulai penasaran juga ngapain si Kampret ini tanya soal itu. apa dia kesepian karena Mahakarya nya gak mungkin di ajak ngomong, atau dia kesel karena udah disiram tapi gak mau masuk dan balik lagi ke permukaan, atau air nya abis dan dia gak bisa cebok, atau gayungnya bocor atau gimana gue juga gak tau.

***

Huehehehe .v.

Gimana berak kalian hari ini? .v. //Nak

FYI, penulisan gue di Ms.Word itu B(1)r(3)e(2)a(4)k(5), dengan huruf kecil itu di Superscript atau apalh itu.

Kembali ke peringatan awal, meskipun informasi di bawah ini cukup berguna, tapi beresiko juga.

Dan biar bagian ini lebih bermakna, gue kasih kalian sebuah pengetahuan. Pencernaan yang sehat bisa dilihat dari seberapa sering kalian BAB dan bagaimana bentuknya. Pencernaan yang sehat ditandai dengan BAB minimal 3x seminggu dan max 3 kali sehari. Dan bentuknya gak terlalu padat atau terlalu encer, warnanya kuning cerah (bukan kuning gelap atau kuning pucat (?)). Dari hal itu, kalian kurang lebih bisa menyimpulkan apa kebutuhan tubuh yang kurang dan apa yang kelebihan. Cintai Pencernaanmu.

Gue udah ngingetin loh ya.

Gue gak bertanggung jawab atas konseuensi yang kalian dapat.

Sekian dan terima kasih.

[Ion Arfeus]

Diari ala GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang