"ASH, was it Niall or Louis??," Michael berteriak, membuka paksa earphone yang dikenakan Ashton.
Michael sedang menceritakan bagaimana akhirnya mereka bisa menjadi band pembuka untuk konser One Direction di Amerika dan Eropa, namun saat bercerita ia sering kali lupa dengan apa yang akan ia katakan.
Seperti kali ini, entah kali keberapa, ia bertanya kepada Ashton tentang cerita mereka.
Ashton memutar bola matanya sebelum menjawab, "its Louis". Ia lalu kembali memasang earphonenya dan terfokus pada layar kecil yang tertempel di kursi depannya.
Michael kembali berbalik pada ku, "yeah, I just remember it, its Louis, he's tweeting our youtube link, Out Of My Limit, that's the song on our ep if you don't know, and he said that we're cool and THEY MESSAGED US AND WANTING US TO BE THEIR OPENING ACT".
Buset si kampung berisik amat si.
"Hey shut up you green hair!," Calum melempar tisu dari kursi depan.
Kami sedang dalam perjalanan ke Los Angeles setelah dua jam lalu berhenti di Hongkong untuk transit.
Pada akhirnya aku memutuskan untuk ikut dengan mereka dan mengambil cuti kuliah ditambah ibunya Luke yang terus memaksa ku untuk ikut.
Kapan lagi liburan gratis kan.
Michael melanjutkan ceritanya. Ia mengatakan bahwa Niall dan Louis ternyata adalah penonton setia 86, mereka bahkan tidak pernah ketinggalan satu episode pun walau hanya menonton lewat Youtube. Dan saat episode yang menayangkan Ashton dan Calum itu muncul di Youtube, Luke langsung mengomentari video itu dengan berkata betapa bangganya ia melihat teman-temannya masuk tv. Begitulah bagaimana akhirnya Louis menemukan channel youtube mereka dan menonton video-video mereka.
Ganyangka Niall sama Louis suka nonton 86.
"I can't believe we've come this far, imagine 5sos touring the world, my lord, I'm so excited". Michael tentu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa bahagianya, sama dengan ku. Meskipun aku tidak berada dalam bandnya, entah mengapa aku merasa sangat bangga atas pencapaian mereka. Aku bangga karena aku berada disamping mereka saat mereka menaiki beberapa anak tangga karir mereka.
Sekitar lima belas jam dari Hongkong, akhirnya kami tiba di LAX, bandara internasional Los Angeles.
Calum masih tidak berkata apapun pada ku sejak malam tadi, begitu pun sebaliknya, aku belum mengatakan apapun padanya. Semuanya terasa canggung untuk ku, aku tidak tahu betul sebenarnya apakah lagu itu ia ciptakan untuk ku atau bukan, namun tetap saja, setelah apa yang ku temukan semalam, semuanya jadi berbeda.
"LOS ANGELES, BABY!," teriak Michael setelah kami keluar dari bandara dan menghirup udara musim panas Los Angeles.
Aku tidak percaya akan semua ini. Mereka sudah sampai di sini dan sebentar lagi mimpi mereka sebagai band besar akan terwujud. Aku bahkan masih ingat saat Michael berkata pada ku bahwa ia ingin bandnya menjadi sebesar All Time Low.
Ashton membantu ku masuk ke dalam Range Rover hitam yang menjemput dan akan membawa kami ke hotel.
Kelima dari kami tak bisa berhenti menatap keluar jendela, mengagumi betapa indahnya kota ini.
"Your schedule for today is," seorang wanita paruh baya yang sedari tadi menjemput kami di gate mulai berbicara dari kursi depan, namanya Ellena, "nothing, just rest up and tomorrow, if you want, you get the access for California Adventure and Disneyland".
Kami berlima bertatap satu sama lain, lagi-lagi terkejut dengan fasilitas mahal yang datang begitu mudahnya.
Michael yang duduk di samping ku, begita saja langsung memeluk ku, mengekspresikan betapa senangnya ia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUSTRALIANS 2 [5SOS]
Fanfic"Opening act," jawab Michael singkat. "Two years and still opening act?," aku tertawa. "One Direction," Calum menambahkan.