Bagian XXVIII: It's Breaking Down

15.1K 2.1K 815
                                    

Aku memang membutuhkan Luke.

Tapi itu dulu, sebelum Calum mengakui semuanya.

Perkataan Luke tadi malam terus mengiang di kepala ku.

Walaupun aku sudah berusaha meyakinkannya dan sekaligus diri ku bahwa aku akan tetap bersama Calum, sepertinya Luke tidak mau mengerti.

Ia terus mengatakan bahwa dirinya akan membuktikan jika kali ini dia tidak main-main. Entahlah.

Bagaimana pun walau aku terus memikirkannya, aku akan tetap menganggap jika itu semua tidak benar.

Luke pasti hanya ingin mempermainkan ku lagi.

"Everything's okay, lady?," wajah Ashton tiba-tiba muncul di hadapan ku yang memang sedang melamun di kursi teras. Senyumnya kini sudah benar-benar muncul lagi. "I saw you barely sleeping, wanna be in a jogging chit chat?". Ashton mengayunkan handuk kecil yang melingkar di lehernya, bersiap untuk jogging.

Aku lalu mengangguk cepat. Bukan berarti setuju untuk ikut jogging. Aku pasti hanya akan berjalan dengan sandal jepit ku. Semoga saja aku bisa sejenak melupakan hal ini dengan menemani Ashton jogging.

"Three days to New York!!," Ashton melebarkan matanya dengan mulut yang memangap bahagia, ia berlari kecil, "you excited?".

Aku tergelak ringan, tidak menjawab.

"Come on, its been three days already," Ashton kini berjalan mundur, "I've healed up, you should have too".

"I don't know, Ash," aku mengedik tak acuh, "things just get harder, right?".

"Tell me".

Benarkah?

Apa jika yang aku akan ceritakan ini adalah tentang semua kebohongan ku, kau akan tetap mendengarkannya?

"Tired of life, ain't you?," aku mendecak. "I just, you know, I can't sleep these past two days. I mean I did sleep but like you said, barely".

"Why is it? Is it Calum?," Ashton menyipit, menebak secara yakin tak yakin.

Aku mengedik, "he's one of".

"One of?," Ashton mengerutkan alis, kemudian setelah itu tertawa, "sounds you got some".

"Everyone got so many life's problem s-".

"But a bitch ain't one," Ashton lalu bernyanyi sambil setelah itu tertawa.

Yeh bisa aja kangkung iket.

"Oh my god I'm so sorry," Ashton masih tertawa, "here, have a seat, seems like you need a friend".

Memang ada beberapa kursi taman berjajar di pinggir trotoar sepanjang aku menemani Ashton berjogging. Dan kini ia meminta ku untuk duduk di salah satunya.

Aku meremas wajah ku, memang mempunyai begitu banyak pikiran namun tak yakin harus menceritakan apapun kepada Ashton. "I don't know what I'm gonna tell you tho," aku terkekeh.

"You said Calum is one of your problems," Ashton menyilangkan kakinya, "you can start with him, just if you want".

Angin besar menerpa kami sesekali, membuat rambut ku dan juga Ashton kini menjadi tak karuan. "Do you think he genuinely loves me?," aku menyipit, agak ragu dengan pertanyaan ku.

Ashton tersenyum lebih lebar, kemudian ia mengangguk, "what a question, Ganis. Okay so, honestly I don't know how does it look like when Calum is in love cause first we didn't go to the same school and second, I never saw him in love as long as we know each other so, I'm sorry I can't answer your question accurately".

AUSTRALIANS 2 [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang