08

365 16 0
                                    

Elisha pov

Bermimpi akan berpisah dengan Daniel adalah hal buruk bagi gue. Daniel bahkan kini menjadi sayap pelindung gue. Bahkan gue sayang sama Daniel sekarang. Hanya dengan 3 hari bersamanya, gue udah naruh hati.

Gue bangun tepat jam 05:00 pagi, ada cairan mengalir di pelupuk mata. Dan gue lihat di bantal,begitu basah dengan cairan itu. "Gue nangis?" batin gue. Cuma gara gara mimpi semalam?tapi terasa nyata. Ya ampun, itu cuma kembang tidur doang kan? Oky, gue harus sarapan.

Gue pun turun dari lantai atas melewati tangga berwarna coklat kayu itu dengan satu per-satu. Sambil menggulung rambut panjang milik gue. Dan gue liat piring dan gelas bekas kemarin masih berantakan di atas meja makan. Gue pun ke arah ruang tamu. Bersih. Dan gue liat di ruang tengah begitu berantakan. "Yaampun bang, lo bener-bener gak mau bantu adek lo apa?" batin gue. Gue pun membersihkan dan merapihkan ruang tengah itu. Hingga semuanya terlihat rapi dan bersih. Lalu gue teruskan dengan mencuci piring dan gelas bekas kemarin. Dan membuat sarapan.

Setelah sarapan, gue pun balik ke kamar buat nyiapin perlengkapan sekolah. Tapi kok buku diary gue ke buka? Berarti ada yang masuk?. Gue pun menghampiri diary milik gue. Dan saat gue mau ngambil buku kecil itu, notif line yang berasal dari handphone gue-mengalihkan niat untuk mengambil buku itu. Dan mengambil handphone milik gue. Gue buka aplikasi line dan membaca pesan dari Daniel.

Daniel : udah bangun belom? Kalo udah siap-siap ya. Gue jemput. Bye cantikkk❤

Elisha : udah. Yaudah gue tunggu di rumah ya, bye cakep

Gue pun mengunci ponsel gue. Dan beralih pada diary itu. Dan membuka halaman terakhir. Di sana ada tulisan yang gak gue kenal.

Dear,Elisha.

Maaf gue kemarin baca diary lo-itu gak sengaja karena kebetulan gue mindahin-lo tidur ke kamar. Gue gak tega lo tidur di sofa. Oiya sebelumnya di atas meja ada surat gitu dari friska. Gue simpen di pintu kulkas ko. Oiya, gue udah baca tentang semua yang ada di diary lo. Dan gue rasa,kehidupan lama lo lebih indah dari yang sekarang. Dan gue mau lo berubah lagi seperti dulu. Gue janji kok. Semoga lo baca ya El, gue yakin mimpi-mimpi lo yang dulu lo inginkan, lo bisa capai kok. Gue yakin. Makasih juga udah cerita tentang gue di buku diary lo. Gue jadi ngerasa spesial bagi hidup lo.

Daniel-

Gue gak percaya Daniel sebaik itu bagi gue?! Apa dia malaikat dari Tuhan buat gue?! Kalo iya, gue mohon ya Tuhan, jangan pernah pisahkan gue sama Daniel. Gue pun menyiapkan air di bathub, sambil membereskan buku pelajaran. Dan turun ke lantai bawah karena penasaran hal surat itu, surat dari Friska.

El, maaf gue kemaren pulang gak pamit ke lo, gue juga gak tega bangunin lo, oiya gue sama Rio cuma mau pamit doang, maaf ya gue nyampah kertas.

-Kania

Setelah gue baca, itu dari Kania. Bukan Friska. Lagian bukan surat kok, cuma secarik kertas doang. Gimana sih Daniel. Gue pun langsung balik ke kamar dan masuk ke pintu kamar mandi yang berada di kamar gue. Setelah itu gue siap-siap dan nunggu jemputan Daniel.

Gak lama suara motor identik milik Daniel udah gue denger sampe kamar. "Ya ampun kok jadi deg-degan ya? Oky Elisha, stay cool." batin gue. Gue pun turun dari lantai atas dan menghampiri pintu rumah, dan membukanya. Gue liat Daniel begitu tulus dengan senyumnya. Ya ampun ganteng bangetttt. Gue pun menghampirinya dan menghampiri pagar yang telah di buka pak Supri yang baru datang kayanya?!

"Makasih pak, oiya kapan ke sini?saya gak tau?" tanya gue ke pak Supri.

"Tadi subuh non, tadi saya telfon den Leon." jawab pak Supri.

Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang