16

213 14 1
                                    

Kemarin gue abis kenalan sama Dika. Kata Daniel-Dika itu sahabat Daniel dari kecil. Dika juga kemarin sempet ngajak ngobrol gue. Nanyain sifat buruk Daniel yang suka muncul apa gak?. Tapi gue cuma ketawa dan menganggukan kepala. Hingga akhirnya Daniel ngajakin pulang. Dan gue ke tiduran di mobil Daniel. Dan sekarang gue ada di kamar. Dan daniel ada di sofa kamar gue.

Gue pun buru buru ke arah kamar mandi. Sayang dong kalo daniel liat gue masih jelek. Belum mandi lagi.

Setelah mandi gue pun keluar dengan kimono dan handuk yang menggulung rambut gue. Di sofa itu masih ada daniel. Gue pun mengambil baju dan memakainya di kamar mandi. Dengan hot pans dan sweater berwarna abu abu yang bergambarkan binatang di sana.

Gue pun turun mengambil sarapan. Bertemu dengan mama di sana. Tepatnya di dapur.

"Mama..." sapa gue.

"Hai sayang" ucap mama terlihat wajahnya memikirkan sesuatu.

"Mama kenapa?" tanya gue

"Gak..." ucap mama ragu.

"Ceritaaaa.." bujuk gue manja.

"Makan dulu. Daniel ajak makan dong" ucap mama mengalihkan bicara. Gue pun mengambil piring di atas meja dengan nampan-yang di atasnya 2 gelas susu yang berdiri kokoh.

"Bantuin ma, Elisha mau makan di atas. Danielnya masih tidur" ucap gue .

"Ya" jawab mama

Gue pun menaiki tangga satu persatu bersama tongkat di tangan gue. Bersama mama di depan gue sambil membawa nampan di kedua tangannya. Hingga sampai tujuan saat di kamarnya. Daniel kemana? Perasaan dia tadi tidur. Mama menyimpan roti dan susu di nampan itu di atas meja belajar. Dan meninggalkan gue di kamar. Gue pun menghampiri toilet. Dan mengetuknya.

Tokk...tokkk ...tokk...

"Dan?..." ucap gue memastikan Daniel di dalam.

"Gue ke luar" balas daniel sedikit berteriak. Gue pun mengambil nampan itu sambil duduk di sofa. Menunggu Daniel.

"Ngapain?" tanya gue.

"Kebelet" jawab Daniel sambil mengeringkan tangannya dengan tisue basah di atas meja belajar gue.

"Yaudah. Sarapan sini" ajak gue sambil menepuk sofa di sebelah gue. Hingga akhirnya bokong Daniel mencium sofa. Dan memakan roti yang gue tawarkan di hadapannya.

"Kapan status di ganti?" tanya gue. Daniel malah keselek. Dan gue pun menyodorkan segelas susu hangat ke hadapannya.

"Ekhmm..ekhm..."

"Udah...lo kaget ya?" tanya gue.

"Gue gak mau lo itu jadi pacar mau pun sahabat. Gue gak mau kalo hubungan tandas. Dan kita gak akan kaya gini lagi" ucap Daniel

"Bisa aja kali" ucap gue datar.

"Iya sekarang aja lo ngomong gitu. Tapi kalo udah terlanjur. Lo mau gue gak ada di sisi lo lagi? Gak akan gini lagi? Dengan beberapa terakhir ini kita deket kaya pacaran" ucap Daniel.

"Tapi gue pengen kepastian" ucap gue menggantung. "Gue punya perasaan Dan, gue bukan boneka yang bakalan lo mainin sesaat" ucap gue.

"Gue selalu ada buat lo kok" ucap Daniel.

Sesudah sarapan,Daniel pamit pulang. Karena sabtu ini ada latihan basket bersama teman temannya. Gue kepengen juga ikut sama daniel. Tapi mama ada di rumah. Lagian gue bisa kanja manjaan bareng mama.

Gue pun turun ke lantai bawah. Bersama Daniel yang menuntun gue. Dan gue pun bilang ke mama kalo daniel mau pulang. Dan gue pun mengantarnya sampai ke depan rumah. Sampai memperhatikan daniel memasuki mobil dan mengeluarkan mobil dari pangkaran rumah. Dan menyalakan klaksonnya yang artinya ia pamit. Gue pun melambaikan tangan. Sampai mobil itu melaju ke arah jalan raya.

Gue pun balik ke ruang tamu. Ada mama di sana dengan duduk yang terlihat serius. Gue pun duduk di sebelah mama. Mengelus punggung mama. Dan mama menoleh ke arah gue sambil tersenyum.

"Mama kenapa?" tanya gue

"Gapapa" balas mama.

***

Nina pov

Pagi ini mengusik pikiran ku, saat Harris mengungkit masalah itu. Masalah-harris ingin menikah dengan Marie. Itu hal yang gampang untukku. Tapi bagaimana dengan Elisha? Apa segampang itu saat aku tau harris akan menikah lagi?

Aku pun duduk di sofa. Membaca majalah sesaat. Agar fikirannya bisa terhalangi saat mengingat hal itu muncul dalam benaknya.

"Mama kenapa?" tanya elisha

"Gapapa" balas ku. "Mama mau bicara." ucap ku

"Apa?" tanya putri kecil ku yang menyandar pada bahu ku.

"Papa akan menikah lagi dengan Tante Marie. Kepala sekolah kamu" ucap ku sambil mengelus puncak kepala gadis itu.

"Apaa? Mama gak salah? Ini bercanda kan?" tanya Elisha sambil merubah posisinya dengan duduk yang lebih tegap.

"Mama serius sayang, lagian pernikahannya akan berlangsung dengan 3 bulan ke depan" ucap ku.

"Apa? Mama bohong kan?" tanya Elisha.

"Buat apa mama bohong? Apa manfaatnya?" tanya ku balik.

"Mam, please. Batalin. Aku gak mau serumah dengan keluarga itu. Apalagi Angel, anak dari tante Marie. Please mam. Batalin" mohon Elisha.

"Gak bisa sayang. Mama juga gak mungkin nyergah papa untuk menikah lagi. Sedangkan mama sudah punya suami di luar sana" balas ku dengan memeluk Elisha.

"Kalo mama gak bisa lakuin itu, aku lakuin sendiri juga gapapa" ucap Elisha sambil bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju pintu utama rumah ini. Dan membawa mobil sport nya dengan kecepatan tinggi.

***

Sebenernya gak srek juga mau ada konflik ini. Tapi ini bakalan penyambung buat Elisha baikan sama Angel. Jadi gapapa kali ya agak absurd dikit.

Maaf juga kalo ngaret update nya ya... Slow update✌✌✌

Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang