10

296 17 0
                                    

Elisha pov
Senang bisa mengenal Daniel,mengenalnya lebih jauh sangatlah menyenangkan. Dan sangat menyenangkan lagi saat menjadi bagian yang teristimewa bagi hidupnya. Sangat menyenangkan juga saat Daniel terlihat perhatian. Saat dia khawatir pun senang sekali melihatnya yang terlihat kaku dan setres. Senang juga di ajak ke tempat favorite dia.

"Aku ke sana dulu ya" sahut Daniel saat gue baru duduk dan mengobrol dengan Dimas.

"Iya,jangan lama-lama" jawab gue.

Saat itu pun gue sama Dimas membicarakan soal Daniel. Tentang makanan kesukaannya, tempat favorite nya,tentang hobbi nya dan yang lain lain.

"Tadi waktu gue sama Daniel ke sini. Kan lo nanya tentang 'lo baik-baik aja kan'?" Dimas mengerutkan dahinya dan terlihat bingung. "Emang Daniel kenapa?" tanya gue.

"Hmmmm,sebenernya dia punya pe-" jawab Dimas terpotong saat Daniel datang.

"Oyyyy!!! Seru banget ya kayanya" seru Daniel sambil duduk di sebelah gue.

"Heiiii..." sapa gue sambil menggenggam telapak tangan Daniel.

"Belum mesen apa apa?" tanya Daniel

"Astaga..." ucap gue. "Yaudah Dim,gue pesen roti favorite Daniel" sahut gue ke Dimas.

Dimas pun masuk ke dalam mobil dengan suasana seperti warung. Ya mobilnya seperti tempat warung kopi. Di luar negri juga banyak. Tapi kebanyakan di luar sana itu menjual hotdog atau hamburger. Setelah menunggu sekitar 10 menit, datang lah makanan itu. Menggiurkan.

Potongannya seperti pizza. Bentuknya juga sama. Tapi ini beda. Lebih enak dari pada pizza. Rasanya juga tidak sama dengan pizza. Tapi bentuk dan jenis toppingnya sama.

"Enak" komentar gue sambil menyimpan sisa pinggiran roti berbentuk pizza segitiga di piring.

"Kenapa gak di habisin?" tanya Daniel.

"Gak suka,soalnya keras" jawabku sambil senyum.

"Kalo kamu gak suka, aku pasti suka."jawab Daniel.

" sini aku suapin....aaaaa" jawab gue sambil menyodorkan sisa potongan roti itu ke arah mulutnya.

Setelah habis, Daniel ngajak pulang,terlihat di wajahnya cemas. Dan gue pun melihat ke arah langit. Ohhhh ini masalahnya? Mendung. Gue pun mengguncang tubuh Daniel yang berdiri. Dan meminta gendong seperti awal jumpa di taman yang terlihat rindang ini. Dan memasuki mobil. Tapi ko Daniel diem aja?.

"Dan,kamu kenapa?" tanya gue sambil mengusap lengan Daniel dan menggenggam telapak tangan daniel.

"Gapapa," jawab daniel

Gue pun kembali mengarah ke kaca mobil di depan. Memperhatikan mobil dan motor yang tertara di sana. Macet. Gue pun melihat lagi Daniel. Omg mimisan.

"Daniel.... Lo kenapa?ko mimisan gini" tanya gue sambil membantu Daniel dengan menghapus darah itu di hidungnya.

"Kecapean kayanya. " jawab Daniel.

"Ouhhhh..." jawab gue lagi.

Setelah hening di dalam perjalanan yang cukup lama karena macet, akhirnya nyampe juga di rumah. Gue gak minta Daniel gendong,malah teriak teriak depan rumah buat panggil bang Leon. Dan masuk ke dalam rumah. Tapi Daniel malah buru buru pulang.

Gue pun melambaikan tangan ke udara. Semoga keadaan Daniel akan baik baik saja. Lalu gue pun ke kamar dengan tongkat. Dan menuju ke balkon kamar. Gue pun menghirup udara sedalam dalamnya. Melihat rentetan bintang di atas langit. Menjadi ingat saat mama masih bersama gue. Dan ingat juga saat memainkan gitar dengan ulasan senyum yang merekah saat itu. Saat pulang dari gereja,gue bareng daniel main ke beberapa tempat. Akhirnya pulang dan main di rumah. Bahkan sempat tidur di pelukan daniel. Indah. Sangat indah.

Gue pun masuk ke kamar lagi. Menutup tirai jendela dan mulai menyalakan lampu tidur. Dan menidurkan tubuh yang cukup lelah. Menatap langit langit kamar dan mulai meneteskan cairan bening dari pelupuk mata. Ingat dengan kejadian di mana gue bakalan pisah sama daniel. Tapi itu cuma mimpi doang kan? Tuhan....El mohon,jaga orang orang yang El sayang. Jangan pisahkan El sama orang orang yang El sayang.

Gue pun menutup mata. Dan menghadap ke lampu tidur itu. Mengingatkan sesuatu saat melihat meja belajar di ujung sana. Dan berjalan dengan tongkat. Melihat buku diary itu,dan membaca teks yang Daniel tulis waktu itu.

Gue pun kembali ke tempat tidur dan memeluk diary itu. Gue bayangin kalo diary itu Daniel.
***

Daniel pov

Elisha gak boleh tau tentang gue lebih jauh,gue gak mau dia ngejauhin gue,ninggalin perasaan gue. Gue mau Elisha selalu bersama gue. Gue bener-bener sayang dia.

Gue pun duduk lebih tegap dan menoleh ke arah kanan untuk melihat ponsel. Dan menulis pesan lewat line untuk Elisha.

Dengan cepat gue menyentuh layar ponsel,dan mengetik secepat mungkin. Takut Elisha sudah tidur.

Daniel : hai..udah tidur belum El?

Daniel : cantikkkkk....

Daniel : udah tidur ya? Kalo udah good night ya,mimpi indah xx

Menunggu....

Satu menit...

Lima menit...

Dua puluh menit...

Oky,Elisha udah tidur,mendingan gue juga tidur. Tapi seperti ada yang mengganjal?!. Gue pun mengambil ponsel yang baru saja di simpan di bawah bantal. Dan membuka aplikasi galeri. Dan memilih gambar wanita yang sedang tersenyum sambil duduk manis. Dia Elisha. Cantik. Berbeda seperti sekarang,lebih condong terlihat nakalnya. Dan tidak senatural dulu. Rambut coklat mengkilap,dengan halis tebal lengkung yang tertata rapi di sana. Dengan senyum manis dengan bibir merah alami.

Tapi bagaimanapun gue tetep sayang sama Elisha. Gue mau Elisha yang dulu,terlihat anggun dan terlihat manis.

Gue pun menidurkan diri ke ranjang. Dengan rasa gelisah,gue pun memejamkan mata.

***

Angel pov

Anjing bener sih si Elisha. Dasar jamet! Kenapa sih Daniel bisa milih Elisha hah? Cantikan juga gue,populer juga populer-an gue. Apa yang dia punya? Pasti si Elisha pake pelet.

"Ngel,kok dari tadi lo bengong aja sih?" tanya Alexa. Gue pun cuma ngelirik ke arah Ale, dan menatap susu coklat di genggaman gue,sambil mengusap sekeliling bibir cangkir itu.

"Ale, dia tuh lagi galau. Masa si El bisa deket-deket sama Daniel. Emang apa sih yang dia punya?pasti Angel stres lah" sahut Liza

"Ngel,lo harus positif dan harus berjuang mau dapetin Daniel lagi. Atau gak juga,lo bisa aja kan nerima Marvin. Lo harus move on. Lebih baiknya sih" sahut Thalia. Gue pun melotot dengan perkataan Thalia.

"Ehhhh, gue emang dari kemarin suka bengong mulu. Gue suka galau,suka patah hati kalo si jamet deket deket sama Daniel si yayang gue. Tapi apa gue bisa move on hah? Gak akan bisa Ale,Za,Tha! " u ap gue sambil menunduk dan menangisi keadaan ini. Gue pun ke kamqr mandi dan mengganti baju seragam dengan baju renang andalan gue. Gue tau ini jam 11 malam,tapi gue gak perduli. Gue mau renang!

"Lo gila Ngel?ini jam 11 malem. Lo jangan nekat deh. Rawan tau gak malem malem main air." sahut Liza sambil menggengam tangan gue.

Gue pun menepis pegangan Liza. Dan duduk di sofa dengan wajah frustasi.

"Gue gak perduli !!! Mendingan gue mati aja!!! Gue sayang sama Daniel Za..." teriak gue sambil menutup wajah yang mulai memerah. Danmengusapnya kasar.

"Gue tau Ngel. Gue juga tau perasaan lo. Gue mau lo baik -baik aja. Gue gak mau lo sakit" sahut Alexa sambil memeluk tubuh gue yang berguncang hebat.

"Ale, Za , Tha. Gue mau lo bikin rencana buat mempermalukan,dan menyakiti si jamet!!! Gue mau balas dendam. Pokoknya jangan sampe Daniel tau!" ucap gue tegas.

"Oky,gue usahain" jawab Thalia.

***
Haiiiiii....mana votenya?masih kosong aja...promosiin dong karya gue...biar banyak yang baca...makasiiii

Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang