1

72.4K 1.2K 9
                                    

First

"Rilla!"

"Ada apa, Kak?"

"Mau kemana lagi kamu? Mom dan Dad sebentar lagi pulang."

Seorang gadis manis berambut dark brown panjang menjentikkan jarinya."Tenang saja. Sebelum Dad dan Mom pulang, Rilla pasti sudah di rumah."sahut gadis manis itu lalu langsung berlari keluar rumah meninggalkan kakaknya yang kesal melihat tingkah adiknya.

Rilla berjalan riang menyusuri jalanan kompleks saat sebuah motor bertenaga besar berhenti mendadak tepat di depan Rilla.

"Hai! Aku tadi ke rumahmu, tapi kata Rissa, kamu sudah pergi."ucap si pengendara mo-ge sambil membuka helm-nya dan memamerkan senyum sejuta watt-nya pada sang gadis.

Rilla langsung memeluk laki-laki di hadapannya,"Siapa yang tidak mau ketemu cepat-cepat kalau tahun ini saja kamu cuma pulang 3 kali."gerutu Rilla sambil mencoba untuk merajuk.

"Aku juga ingin bertemu denganmu lebih sering, Sayang. Tapi mau bagaimana lagi. Dad terlalu sibuk, jadi aku harus jadi penggantinya selama dia ke luar negeri. Tapi aku mau minta maaf dulu. Kali ini aku tidak bisa lama-lama disini. Aku datang kesini bersama klien."

"Oke oke... Aku mengerti. Itu risiko memiliki kekasih seorang pengusaha."gumam Rilla pelan."Tapi malam ini aku harap kamu bisa makan malam bersama dengan kedua orangtuaku. Mereka juga baru pulang untuk liburan. Dan aku tidak yakin mereka bisa lama disini. Aku ingin hubungan kamu dan mereka sebaik hubungan kita."

Laki-laki itu mengecup dahi Rilla dengan lembut dan penuh kasih,"Baiklah. Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan, karena hari-hari yang bisa kuhabiskan bersamamu tidak sebanyak dulu. Tapi sebelum ke rumahmu, kita pergi jalan-jalan dulu sebentar, oke? Aku sangat ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini, Sayang."

Rilla mengangguk setuju sebelum naik ke atas motor dan memeluk pinggang laki-laki itu. Rilla bahkan tidak merasa perlu berpamitan dengan kakaknya di rumah.

 ***

"Cello... Kamu sudah janji mau makan malam bersama kedua orangtuaku, tapi kenapa kamu harus pergi sekarang?"tanya Rilla pelan saat laki-laki yang bernama Cello itu mengantarnya ke rumah dan mengatakan bahwa dia tidak dapat ikut makan malam bersama keluarga Rilla.

Cello menengadahkan wajah Rilla dengan ibu jari dan telunjuknya di dagu Rilla,"Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan kesempatan ini. Tapi bukan sekarang. Klien-ku pergi jalan-jalan dan dia tersesat, saat ini dia sedang berada di kantor polisi. Aku harus menjemputnya. Kalau semua berjalan lancar, aku akan kembali kesini. Aku janji."jawab Cello lembut dengan wajah penuh penyesalan, membuat Rilla langsung menerima semua alasan yang diberikan Cello. "Kau tahu kalau tidak ada yang lebih kuinginkan dibanding menghabiskan waktu bersamamu, Sayang."

"Baiklah. Aku harap Mom dan Dad tidak kecewa. Aku tidak tahu, tapi aku hanya merasa kalau mereka kurang menyukaimu karena kau jarang ada disini untukku. Menurut mereka kau tidak serius."

"Sampaikan pada mereka bahwa aku minta maaf sedalam-dalamnya karena mungkin tidak akan hadir saat acara makan malam kalian. Aku akan mencari waktu untuk makan malam bersama keluargamu sebelum berangkat."ucap Cello tulus, "Dan aku tidak perlu apa kata orang lain, bagiku cukup kau tahu kalau aku serius padamu."

"Aku tahu. Sudahlah... Lebih baik sekarang kamu pergi ke tempat klien-mu sebelum aku menahanmu lebih lama disini."gumam Rilla sambil menatap wajah kekasihnya dengan seksama.

"Aku sangat menginginkanmu... Jaga dirimu untukku."ucap Cello sesaat sebelum mencium Rilla dan kemudian pergi dengan motornya.

Rilla hanya bisa menatap kepergian Cello. Pria itu adalah kekasihnya sejak dua setengah tahun yang lalu. Mereka bertemu saat acara reunian SHS tempat Rilla bersekolah dan kebetulan Rilla diminta untuk menjadi salah satu panitia membantu alumni. Disanalah ia bertemu dengan Marcello Seirios dan hanya butuh waktu sebulan bagi pria itu untuk menaklukkan Rilla. Perbedaan usia mereka yang mencapai 6 tahun membuat hubungan mereka penuh warna. Rilla menggelengkan kepalanya saat kenangan itu menyeruak masuk dalam ingatannya dan membuka pintu pagar rumahnya saat sebuah suara berat yang sangat familiar memanggil namanya,"Carilla!"

Love Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang