14

16.9K 792 4
                                    

Reality

Theo mengumpat pelan sebelum memalingkan wajahnya ke pintu dan melihat siapa yang berani mengganggu kesenangannya. Dengan tangan terlipat di dada, Dee tersenyum penuh arti pada Theo dan Rilla."Maaf kalau aku mengganggu acara kalian. Tapi aku harus bicara dengan Rilla. Apa kamu tidak keberatan, Theo?"tanya Dee geli melihat seorang pria bisa begitu mencintai gadis yang jauh lebih muda darinya selama bertahun-tahun.

"Kau tahu kalau aku sebenarnya sangat keberatan. Tapi aku rasa, Carilla akan membenciku kalau sampai aku menghalangi kalian. Jadi silakan. Aku akan keluar."ujar Theo berusaha menekan kekesalan dalam dirinya,"Carilla... Aku harus ke kantor sekarang".

Theo berjalan dengan enggan keluar dari kamar perawatan Rilla. Dia benar-benar tidak ingin meninggalkan Rilla. Saat itulah Theo melihat seseorang yang paling enggan ditemuinya di meja resepsionis. "Theo!"panggil orang itu cepat saat Theo baru saja akan membalik badannya. "Dimana Rilla? Bagaimana keadaannya? Aku dengar kalau dia kecelakaan. Apa yang terjadi sebenarnya?"tanya Cello cepat.

"Bukankah saat ini kau seharusnya berada di Dallas? Lalu kenapa kau bisa berada disini?"tanya Theo malas.

Cello menggeleng pelan,"Aku langsung membatalkan penerbangan ke Dallas saat mengetahui kalau Rilla kau tinggal disini sendirian. Apalagi dia sampai kecelakaan seperti ini."

"Jangan pernah bersikap sok perhatian di hadapanku. Aku cukup mengenalmu untuk mengetahui kalau kau tidak pernah datang secepat ini saat Carilla sakit dulu. Kau selalu menunda untuk menjenguknya, disaat dia membutuhkanmu. Lalu kenapa sekarang kau bisa langsung datang begitu saja dan meninggalkan pekerjaanmu saat mendengar Carilla masuk rumah sakit?"

"Jangan membahas masalah ini sekarang. Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Rilla. Apa itu tidak boleh?"

Theo langsung memakai raut wajah yang selalu dia gunakan kalau ingin memenangkan negosiasi, dingin dan kejam. "Carilla baik-baik saja, dan aku minta kau segera pergi dari sini karena aku tidak mau kalau Carilla melihatmu. Kau hanya ingin mengetahui keadaannya saja kan?"

Brengsek! Kenapa dia bisa jadi menyebalkan seperti ini!? Padahal dulu dia selalu memberiku jalan untuk bersama Rilla. Ternyata apa yang orang-orang bilang tentang Theo benar. Jangan pernah mengkhianatinya...bathin Cello kesal tapi dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi mau tidak mau, dengan langkah gontai, Cello pergi meninggalkan rumah sakit.

"Yang benar saja? Tidak mungkin dr. Howland yang menyebabkan gadis itu masuk rumah sakit. Kalau memang iya, bagaimana kejadiannya?"

Theo benar-benar terkejut saat mendengar permbicaraan para perawat di bagian administrasi. Mendengar berita kalau dokter yang merawat Rilla adalah orang yang membuat Rilla masuk rumah sakit sama saja dengan meledakkan kepala Theo dengan bom nuklir. Dengan langkah besar dan pasti Theo langsung berjalan kembali ke kamar Rilla. Dia sama sekali tidak peduli siapa dan apa yang sedang mereka bicarakan. Bagi Theo yang penting saat ini adalah mengeluarkan Rilla dari rumah sakit ini dan pindah ke rumah sakit yang lain.

BRAK!!

Dee dan Rilla benar-benar terkejut saat melihat Theo berdiri di ambang pintu dengan raut wajah seakan ingin membunuh orang. "Maaf mengganggu pembicaraan kalian. Dee, tolong bantu aku membereskan semua barang-barang Carilla. Kita akan pindah rumah sakit."ucap Theo tanpa memberi Rilla ataupun Dee untuk bertanya sesuatu.

"Kenapa harus pindah?"tanya Rilla bingung sekaligus cemas melihat sikap Theo.

Theo sama sekali tidak memperdulikan pertanyaan Rilla, setelah memastikan kalau Dee sudah selesai mengemas semua barang-barang Rilla, dengan sigap Theo langsung menggendong Rilla dan keluar dari kamar.

Love Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang