《17》The Fact

2.5K 137 2
                                    

Terlalu banyak yang terjadi akhir-akhir ini. Setelah bunda pulih dari kecelakaan lalu, diam-diam bunda dan ayah memutuskan untuk bercerai. Aku merasa sangat bersalah, entah kenapa aku merasa bahwa keluargaku menjadi seperti ini gara-gara aku. Mengingat kebencian yang selalu ayah tunjukkan padaku. Apa jika tidak ada aku ataupun Rian, hubungan ayah dan bunda akan baik-baik saja?

Bunda sudah menjelaskan bahwa penyebab perceraian mereka bukanlah kami berdua. Bunda hanya bilang jika hubungan mereka memang sudah buruk sejak awal pernikahan. Lalu kenapa mereka bisa bertahan selama hampir 18 tahun? Aku masih merasa bunda menyimpan rahasia lagi. Tapi aku tidak berani bertanya. Karena sudah banyak kejutan untukku akhir-akhir ini. Mulai dari pengakuan Vania dan Azka, perceraian bunda, dan ayah kandungku?

“Pertama, gue sama Rizka, maksud gue Vania ini saudara kembar.”

“APA?” aku dan Rian sama-sama tak percaya dengan pernyataan yang baru saja dilontarkan Azka. Sedangkan Luke sepertinya sudah tahu tentang semua ini melihat reaksinya yang biasa saja setelah mendengar pengakuan Azka.

“Iya. Nama gue Razka Vano. Sedangkan dia Rizka Vania.” Azka terlihat menghembuskan napas berat sebelum melanjutkan penjelasannya.

“Kita minta maaf atas perbuatan kita sama lo berdua. Emang Rizka juga yang udah nerror lo waktu SMP—.”

“APA?” Rian menatap Vania dan Azka tajam. Aku memegang lengan Rian agar dia tidak memotong ucapan Azka.

“Gue gak pernah setuju sama apa yang Rizka lakuin. Sampai waktu mau masuk SMA, nyokap gue meninggal. Akhirnya gue mau bantuin Rizka buat nerror kalian. Lebih tepatnya buat kalian menderita. Awalnya gue setuju karena emang gue ngerasa kalian pantes buat menderita—.”

“Emangnya lo tuhan yang berhak menentukan kapan dan siapa yang menderita?” lagi-lagi Rian memotong ucapan Azka.

“Lo berdua penyebab nyokap gue meninggal,” ujar Vania dengan tatapan mata benci. Aku semakin bingung sama semua ini. Kenapa bisa penyebab ibu mereka meninggal gara-gara aku dan Rian?

“Lo gila. Gue sama Ana gak kenal sama nyokap lo,” ujar Rian dengan nada tinggi.

“Bukan lo berdua. Tapi orang tua lo tahu orang tua mereka.”

“Luke bener,” ujar Azka membenarkan ucapan Luke. “Lo berdua bukan anak kandung ayah lo yang sekarang.” Ada jeda panjang sebelum Azka melanjutkan ucapannya. Aku tahu Azka sedang berusaha melihat reaksiku dan Rian setelah mendengar pernyataannya. Jujur aku gak terlalu kaget mengingat semua perlakuan ayah selama ini padaku dan Rian.

“Ayah kandung lo yang sebenarnya itu adalah ayah kandung gue. Bisa dibilang kita satu ayah beda ibu. Dulu nyokap lo berdua sama ayah gue itu pacaran sebelum masing-masing dari mereka dijodohkan. Meskipun sudah dijodohkan, mereka tetap saja berhubungan.”

Jadi ayah yang selama ini serumah denganku itu bukan ayah kandungku? Tadi Azka bilang satu ayah? Itu berarti Vania dan Azka saudaraku?

“Terus apa hubungannya sama lo yang ngebuat kita berdua menderita?” tanya Rian.

“Kita sama. Gak pernah dapet kasih sayang seorang ayah.” Azka tersenyum kecut, matanya seolah membayangkan apa yang baru saja diucapkannya. “Ayah lo berdua yang selama ini serumah sama lo udah tahu kalau lo berdua bukan anak kandungnya, makanya dia kayak ngebenci lo berdua karena dia merasa dikhianati. Sedangkan ayah gue, dia lebih sayang sama lo berdua dari pada gue sama Rizka. Ayah selalu merhatiin kalian karena yang dia cintai itu nyokap lo berdua.”

Mata Azka menerawang, “Gue sama Rizka gak pernah dapet perhatian ayah sampai kami tahu rahasia dari semuanya dan Rizka memutuskan untuk balas dendam. Nyokap gue sakit selama beberapa tahun dan ayah tetep gak peduli sampai nyokap meninggal.”

Rian(a) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang