Aku Pergi

2.3K 204 13
                                    

Angin malam menerpa, menerbangkan helai-helai rambut ke udara. Lampu-lampu jalan bersinar, menutupi sinar rembulan dan bintang. Disanalah lelaki itu berdiri, di atap kantornya dengan raut wajah tanpa ekspresi. Dari atas sana, Zac dapat melihat semuanya; London eye, Jembatan Westminster, Istana Westminster, Big Ben bahkan apartemennya. Lelaki itu menghela nafas saat menyadari keberadaan wanita itu didekatnya.

"Apa yang ingin kau katakan, Rowena?"

Sudut-sudut bibir wanita itu terangkat naik, ia berdiri disamping Zac dan ikut tenggelam dalam indahnya London. Mereka terdiam hanya terdengar rentetan klakson dan bunyi lolongan anjing disetiap sudut jalan, Rowena memejamkam matanya menikmati angin malam yang menerbangkan rambutnya sebelum akhirnya berkata: "Maafkan aku, Zac."

"Untuk apa?"

Rowena membuka matanya, memusatkan pandangannya pada menara Big Ben didepannya. "Karena telah membuatmu terluka."

Zac tertawa, tawa yang terdengar begitu menyayat hati.

"Aku melakukan ini bukan untuk Justin, Zac. Ini semua untuk wanita itu."

Zac menatap Rowena, "Aku tidak apa-apa. Mungkin Artemis memang menakdirkan untuk seperti ini."

Rowena mengalihkan pandagannya ke lelaki itu, "Zac."

"Sungguh, Rowena." ucap lelaki itu serius. "Aku hanya perlu berkelana satu kali lagi, mungkin setelah itu aku akan bertemu cintaku yang baru."

Wanita bermata biru itu tersenyum, entah kenapa ia selali kagum pada lelaki ini. Zac memang mempunyai aura yang tenang dan hangat berbeda dengan Justin yang mempunyai aura dingin.

"Terimakasih Zac."

Zac menggeleng, "Seharusnya aku yang berucap begitu, Rowena. Terimakasih telah mengembalikan kebahagiaan Lena."

Rowena segera berhambur dipelukan lelaki itu, menghirup aroma mint khas vampire bangsawan yang melekat ditubuhnya.

"Kau bisa datang padaku kapan saja, Zac. Jika Justin punya Christian maka kau punya aku." kata Rowena didalam pelukan Zac.

Zac tersenyum dan mempererat pelukannya. Sekarang, ia mengerti mengapa Rowena selalu berhasil dalam misinya seperti kata pepatah orang baik memang selalu menang.

--------

"Jadi kau akan pergi ke Olso?"

Lena menatap heran kedua lelaki didepannya, keluarga Lee baru saja menyelesaikan makan malam bersama yang sekarang menjadi peristiwa langka dalam keluarga mereka.

"Ya." Lena mengangguk.

Ludwig mematikan televisi, memperbaiki posisi duduknya dan menatap wanita itu lamat-lamat.

"Berapa lama kau disana?" tanya lelaki itu mengintrogasi.

Lena mengerenyit, "Ada apa denganmu, Ludwig? aku pergi untuk dinas bukan sebuah liburan."

"Bersama rekan kerjamu yang bernama Justin?" tanya Pace menimpali.

"Ya." Lena mengangguk, "Memangnya ada apa, Ayah?"

Pace menggeleng lalu beralih menatap Ludwig, berbicara melalui pandangan. Lena yang melihat tingkah laku ayah dan kakak lelakinya itupun menjadi bertanya-tanya ada apa gerangan dengan mereka berdua?

"Baiklah, Lena." ucap Ludwig membuka kembali percakapan, "Kami mengizinkanmu."

"Dengan syarat jaga dirimu sebaik mungkin." sambung Pace.

Kening Lena berkerut dan memandang kedua lelaki didepannya itu bergantian, "Aku tak memintai izin kalian, aku hanya ingin memberitahu."

Pace dan Ludwig kembali saling tatap lalu tertawa terbahak-bahak, Lena semakin bingung dengan tingkah mereka.

Lena Lee : When You ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang