Teka-Teki Gorgon

2K 180 2
                                    

"Kau siapa?"

Lena terkesiap saat mendapati seorang wanita masuk ke kamarnya. Wanita bermata biru dengan rambut coklat keemasan yang ia kepang, pakaiannya terlihat seperti pelayan pada zaman Ratu Victoria. Lena merasa janggal dengan tatapan wanita itu yang terus menatap kesebelah kirinya, ia menoleh sisi sebelah kasurnya dan langsung berteriak keras.

"Justin?!! Apa yang kau lakukan disini." ucap Lena histeris dengan sigap ia melompat turun dan memeriksa pakaiannya.

Justin menggeliat dan bangkit duduk dengan mata setengah tertutup lalu bertanya dengan suara khas bangun tidur. "Kenapa ribut sekali?"

Lena menggerang dan bersandar pada dinding kamar itu, ia mencoba mengingat kapan terakhir kali ia tersadar.
"Kau mengambil kesempatan karena aku tertidur?" tanyanya lirih dan terduduk ke lantai.

"Kau---"

Mata coklat Lena memerah, mendengar suara lirih itu Justin segera sadar dan menghampiri wanita itu. Tak perduli lagi rasa lelah dan kantuk yang menyelimutinya. "Lena, ini tidak seperti yang kau pikirkan."

"Kau." ucap Lena serak tanpa berani menatap lelaki itu. Saat air mata Lena jatuh, Justin segera mengambil kepala wanita itu dan ia dekap didadanya.

"Hanya ada satu kamar kosong di rumah Alexia, Lena. Demi apapun! Kita hanya tidur, semalam." tutur lelaki itu menenangkan. Tangis Lena perlahan mereda, di tatapnya mata coklat milik wanita itu lamat. Seandainya ia tahu bahwa dulu Lena bahkan tak bisa tidur jika tak menghirup aroma mint dari tubuhnya.

"Aku minta maaf. Malam ini aku akan tidur bersama Joseph di kamar belakang." sambungnya dan mengajak wanita itu untuk berdiri.

Justin menghela nafas pelan dan memandang seorang wanita mata biru yang sedari tadi memperhatikan mereka dalam diam, "Emma, urus dia." lalu beranjak keluar dari kamar itu.

Lena menatap seseorang yang dipanggil Emma itu. Parasnya terlihat begitu bersahabat dan entah kenapa terasa familiar? Emma melangkah mendekatinya dengan ragu, setelah jarak antara semakin dekat wanita itu sedikit membungkuk dan mulai memperkenalkan dirinya. "Emma Watson, My Lady Lena."

Lena mengerenyit, "My Lady Lena? Aku bukan bangsawan panggil saja aku Lena."

Emma mendongkak dan menatap wajah Lena sekejap, ada sesuatu dihatinya yang merasa sakit saat Lena mengucapkan itu. Ia tak ingat bahwa ia adalah ratu yang sesungguhnya dan yang paling memukulnya keras adalah Lena tak ingat dengannya. Tak ingat dengan Emma Watson; pelayan pribadinya.

"Kau siapa?" tanya Lena membuyarkan lamunan pelayan pribadinya itu.

"Aku Emma Watson, Nona. Pelayan pribadi untuk anda."

Kerutan kembali muncul dikening wanita itu kali ini berpuluh kali lipat banyaknya, "Pelayan pribadiku?"

Emma mengangguk.

"Aku bisa mengerjakan semuanya sendiri. Tenang saja."

Emma tersenyum simpul, "Ini perintah, Nona. Olso dan London berbeda, disini anda harus mengikuti semua peraturan yang ada."

"Peraturan?" Lena mengerjap.

"Alexia Smith dan Gorgon Pevensie adalah bangsawan disini. Jadi, semua orang yang tinggal disini harus mengikuti peraturan yang ada; seperti menggunakan gaun dan hal-hal kerajaan lainnya."

Lena terdiam, memakai gaun dan hal-hal kerajaan lainnya? Mendengar hal itu ia merasa seperti kembali ke rumah. Ada perasaan yang mengatakan ia memang seharusnya berada disini. Tapi semakin ia gali, Lena selalu menemukan jalan buntu.

Lena Lee : When You ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang