Tidak bisa?

2.4K 95 14
                                    

Pagi ini Adam datang lebih telat dari biasanya. Dia terlalu malas datang kesekolah karna anak baru itu, Karin.

Kali ini Adam tidak akan tinggal diam, dia akan membuat Karin keluar dari sekolah ini secepat mungkin.

Adam berjalan memasuki kelasnya dengan langkah gontai.

"Hahaha! Lucu banget temen disekolah lama lo!" Kata Rahman.

Adam terpaku saat melihat semua temannya berdiri didepan mejanya. Apalagi melihat Rahman-Sahabat Adam- berbincang dengan Karin layaknya teman dekat.

Tangan Adam mengepal, emosinya muncul kepermukaan. Dia berjalan menuju mejanya dan membanting tas lalu keluar kelas tanpa sepatah katapun.

.

.

.

[RUANG KEPALA SEKOLAH]

TOK TOK TOK!

"Masuk," Perintah seseorang didalam ruangan.

"Loh Adam? Ada perlu apa?" Tanya Sang Kepala Sekolah.

"Saya ingin Karin keluar dari kelas saya!" Perintah Adam semena-mena.

"Tidak bisa Adam," katanya lembut.

"Kenapa tidak bisa? Ibu mau dipecat?"

"Dipecat sama siapa? Ayah kamu?" Tanyanya terkekeh. Adam mengernyitkan dahinya. Kenapa Ibu Kepala Sekolah terkekeh? Semua orang bisa dia keluarkan, namun kenapa Karin tidak bisa?

"Ayahmu sendiri yang menyuruh saya memasukan Karin di kelas itu."

"A-APA?!"

***

"Kenapa sama Adam?" Tanya Karin heran.

"Udah gua bilang kan kalo dia gila? Dia itu rada-rada. Wajarin aja," jawab Dara. Semua anak dikelas tertawa mendengar jawaban Dara.

"Mending lo tanya sama Rahman," Usul Dara.

"Emangnya lo siapanya Adam Man?" Tanya Karin pada Rahman.

"Gua sahabatnya Adam. Adam emang gitu orangnya. Dia punya alasan pribadi bertingkah kayak gitu."

"Alasannya masalah keluarga?" Tanya Karin lagi.

"Masalah kejiwaan lebih tepatnya!" Celetuk Dara.

"Heh sembarangan lo kalo ngomong!" Rahman menjitak kepala Dara pelan.

"Terus kalo bukan masalah kejiwaan apa dong?!" Tanya Dara sewot. Rahman melirik ke kanan dan ke kiri lalu membungkuk seraya berbisik.

"Dia itu sakit jiwa!" Bisik Rahman.

"SAMA AJA BOLOT! JAYUS LU!" gerutu Dara lalu memukul kepala Rahman dengan buku cetak fisikanya.

"MASYA ALLAH! SALAH RAHMAN APA YA ALLAH. TADI RAHMAN DI JITAK, SEKARANG RAHMAN DI PUKUL," Ucap Rahman berdoa layaknya baim.

.

Pelajaran Agama Islam dimulai. Karin disuruh memilih, mau keluar kelas atau menetap didalam kelas. Namun Karin memilih menetap didalam kelas karna ingin melihat bagaimana orang islam belajar agama.

Pandangan Karin beralih ke arah lapangan basket. Ada sebagian murid yang sedang berlatih basket dengan lihainya. Karin sangat suka melihat cowok bermain basket, karna type Karin adalah cowok pemain basket.

Seketika matanya terfokus pada lelaki yang sedang mengshoot bola. Wajahnya terlalu familiar bagi Karin. Seperti mirip dengan seseorang yang pernah Karin kenal. Tapi siapa?

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang