"Rin? Lo kenapa?" Tanya Dara heran.
"itu! Ada orang yang ngeliatin gue!" Karin menoleh pada Dara, ketakutan. Tangannya masih setia menunjuk kearah yang dia maksud.
"Mana?" Tanya Dara lalu mengikuti arah telunjuk Karin.
"Mana sih Rin? Gak ada siapa-siapa kok!" Ucap Dara. Karin tertegun saat mendengar ucapan Dara lalu dia melihat ke arah lelaki itu lagi.
"Loh kok gak ada?" Tanya Karin ketakutan. Lelaki itu kini tidak ada lagi ditempatnya. Yang tersisa hanya sebuah payung berwarna hitam tergeletak begitu saja dilantai.
"Lo sakit ya? Gak ada siapa-siapa kok! Udah ah lupain. Mending ikut nyanyi yuk! anak-anak lagi sibuk Karaokean didalem bis!" Ucap Dara antusias.
***
Satu hari telah berlalu, itu tandanya ini adalah hari ke dua perjalanan sekolah mereka.
Karin sedikit lega karena sekarang Adam dan Rey sudah ada di bis bersama mereka. Tapi anehnya wajah mereka tidak terlihat sedih sama sekali. Padahal kemarin Adam bilang ibunya sakit.
Entah kenapa, cuaca hari ini sangat-sangat cerah. Bahkan tadi pagi Karin bisa melihat sunrise yang begitu indah. Bis kemudian berhenti disalah satu tempat makan yang sudah dipesan oleh sekolah.
"Karin! Ayok turun!" Ajak Dara lalu menggandeng Karin. Karin terkejut mendapat perlakuan tiba-tiba dari Dara lalu ikut berjalan tanpa melihat lagi barang-barang yang akan dia bawa.
Entah kenapa, badannya terasa pegal hari ini. Perasaannya berubah jadi tidak enak.
"Rin! Hati-hati!" Teriak Rey dibelakangnya. Karin hanya menoleh dan mengangguk lalu berjalan menjauh dari bis.
"Hah! Lapernya!!" Ucap Salsa saat mereka ber-enam berkumpul disalah satu meja.
"Kali ini menunya apa ya?" Gumam Billah lalu berjalan menuju deretan makanan diikuti yang lain, kecuali Karin.
"Rin gua ambilin nasi ya?" Teriak Dara dan mendapat anggukan dari Karin.
Kepala Karin terlalu pusing sekarang. Dia sama sekali tidak kuat untuk berjalan. Karin membenamkan wajahnya dikedua tangan yang diletakkan di atas meja lalu berniat untuk tidur.
Namun, ucapan seseorang yang berada disampingnya membuat Karin mengurungkan niatnya.
"Heh lo udah merasa kaya?" Tanya seseorang lelaki dengan angkuhnya. Karin mendongak lalu melirik orang itu dengan malas.
"Apaan sih? Ganggu aja! Gua mau tidur!!" Gerutu Karin.
"Oh. Jadi lo udah gak butuh barang ini? Bagus. Kalau gitu dompet ini buat gua," Ucap Adam sengit, tangan kanannya melambai-lambaikan dompet Karin diudara.
"Itu kan dompet gua!! Lo nyolong ya?!" Tuduh Karin sambil menunjuk wajah Adam namun langsung ditepis dengan kasar oleh Adam.
"Nyolong? Sorry! Gua punya duit sendiri. Lagian ngapain gua nyolong dompet yang isinya cuma bon utang?" Ledek Adam.
"Heh! Sorry ya Mr. Trouble Maker! Gua gak pernah punya utang!" Omelnya dengan embel-embel "trouble maker" saking kesalnya.
"Apa lo bilang?! Trouble maker?!"
"Iya! Lo itu TROUBLE MAKER YANG GAK BERGUNA, SAMPAH! Sini balikin!" Ucap Karin ketus lalu mencoba mengambil dompetnya. Namun belum sempat Karin mengambilnya, Adam sudah pergi membawa dompetnya dengan langkah lebar.
"Heh!! Balikin dompet gua!!" teriak Karin kesal lalu mengejar Adam. Matanya membulat saat melihat Adam berdiri dipinggir kolam.
"Mau?" Ledek Adam sambil tersenyum miring, "Ambil sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERBEDAAN
Random"Tuhan memang satu tapi kita yang tak sama" 1 kalimat dengan berjuta makna. Apa jadinya jika seorang perempuan non muslim bertemu lelaki yang rasis?