TOK! TOK! TOK!"Rin? Udah bangun?" Tanya suara yang Karin kenal dari balik pintu kamar.
"Udah kok ma!" Sahut Karin.
"Ya udah. Langsung siap-siap ya. Ada temen kamu diluar!"
Karin mengernyitkan dahinya. siapa yang dateng sepagi ini?
"Temen? Siapa ma?" Tanya Karin.
"Udah! Gak usah banyak tanya. Cepetan keluar ya! Jangan lupa siap-siap dulu!"
Karin mengangguk pasrah walau ibunya tidak bisa melihatnya. Dia sempat mendengar langkah kaki menjauh sebelum memasuki kamar mandi.
Setelah siap berangkat sekolah. Karin keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur.
"Eh anak mama udah siap? Makan dulu yuk!" Ajak Mamanya lalu menarik tangan Karin menuju ruang makan.
Bau makanan favoritenya semakin lama semakin tercium saat kakinya mulai melangkah mendekati meja makan.
"Kenapa lama banget? Gua nungguin lo dari jam set6 pagi. Gua bbm lo gak dibales!" Protes seseorang yang duduk di meja makan.
Karin terpaku meihat sosok dihadapannya. Lelaki itu sangat berbeda hari ini. Dia memakai sweater hitam dan earphone yang menggantung dilehernya. Rambutnya yang di mohak menambah ketampanannya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Karin heran.
"Menurut lo? Gua jemput lo lah!" Ucap lelaki itu.
"Udah-udah! Dari pada kalian berantem mending kalian makan! Mama berangkat duluan ya. Ada urusan di Sekolah!" Pamit mamanya. Karin mengangguk pasrah dan mencium punggung tangan mamanya. Begitupun dengan sosok dihadapannya yang ikut mencium punggung tangan mamanya.
"Mending lo pergi. Gua bisa berangkat sendiri!" Ucap Karin saat mamanya sudah pergi.
"Menurut lo gua bakal pergi setelah nunggu lo dari jam setengah 6? Gak akan."
"Gua gak nyuruh lo nunggu gua!" Protes Karin.
"Tapi hati gua yang nyuruh buat nunggu lo," ucap lelaki itu.
Karin menghela nafas panjang. Dia menatap lelaki dihadapannya.
Adam menyeringai melihat Karin terdiam."Sekarang makan terus kita berangkat ke sekolah!" Perintah Adam.
"Selalu merintah," cibir Karin lalu memakan makanan dihadapannya.
.
"Dam cepetan!!! Udah mau telat!! 15 menit lagi harus nyampe sekolah!!" Teriak Karin panik. Dia memakai sepatunya dengan terburu-buru.
"Bolos aja yuk!" Ucap Adam santai.
Karin mendelik ,"Apa lo bilang? Bolos? Enggak!!"
"Lo mau telat dan dihukum sampe jam 9 atau bolos? Kalau lo mau telat sih oke. Gua bakal anterin lo kesekolah."
Karin melongo mendengar ucapan Adam. Tapi dia bener juga sih. Rugi dan capek kalau gua telat.
"Kenapa sih kalau didepan lo gua gak pernah bisa nolak? Ngelawan aja gua selalu kalah! Sial!" Gerutu Karin.
Adam menyeringai, "ikut gua!"
Motor melesat membelah jalanan. Sepertinya semalam hujan deras karena udara pagi ini begitu dingin. Karin menggeliat saat udara dingin mulai menusuk tulangnya.
"Dam kita mau kemana sih?" Tanya Karin penasaran.
Adam tetap diam dan terus melajukan motornya. Hingga beberapa menit kemudian motor berhenti disebuah tempat yang Karin tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERBEDAAN
Random"Tuhan memang satu tapi kita yang tak sama" 1 kalimat dengan berjuta makna. Apa jadinya jika seorang perempuan non muslim bertemu lelaki yang rasis?