Hujan menguyur River City. Awan hitam terus mengeluarkan petir. Petir menyambar-nyambar dari balik tirai jendela.
Bulir bulir air menghantam jendela kaca Timotheus Mansion. Marsiana memandang ke luar dengan pandangan bosan, dia duduk di sebelah jendela perpustakaan paling pojok.
Aku duduk di samping gadis itu. Memutuskan untuk mengikuti jejak Marsiana. Memandangi hujan. "Pukul berapa sih sekarang?"
"4 sore." jawabku santai sambil melirik jam tangan biru tua yang melingkar di tanganku. "Masih 6 jam lagi, kita baru berangkat ke markas Vampir."
Marsiana mengangguk malas lalu mengambil sebuah buku tua berjudul 100 Cara Memikat Vampir. Dasar cewek aneh. Dia bilang, siapa tau bertemu vampir keren saat misi nanti.
Ada ada saja. Buku buku untuk remaja Geldia Frye memang aneh aneh. Bahkan aku pernah membaca yang bercerita tentang kisah cinta terlarang Geldia Frye dan Pangeran Demon. Aku nyaris tertawa membacanya. Mana ada seorang Geldia Frye jatuh cinta pada sang Pangeran Demon? Tidak masuk akal.
Tokoh utama dalam cerita itu bernama Andrea Xavier. Andrea Xavier, Geldia petarung yang terlibat cinta terlarang dengan Sang Pangeran Demon, Mario Sorath.
Mario Sorath mungkin plesetan dari nama Sang Pangeran Demon yang sebenarnya, Maroon Senciner. Dalam cerita itu, hati batu Sang Pangeran luluh ketika melihat Andrea Xavier.
Cerita konyol. Dalam dunia nyata, Sang Pangeran yang asli tidak akan merasakan cinta yang sebenarnya. Apalagi jatuh cinta pada Geldia.
Aku pernah bertemu dengan Maroon Senciner. Sekali. Saat itu usiaku masih sekitar enam tahun. Nenekku ada pertemuan besar di Mylfrick, kota di Neraka. Percayalah, di Neraka tidak jauh beda dengan bumi. Hanya saja, di sana penuh penyiksaan untuk manusia.
Saat pertemuan, aku melihat Maroon. Dia memakai jas berekor runcing dan celana satin hitam pendek. Surainya berwarna merah dan matanya sangat indah. Warnanya juga merah. Dia memang rupawan. Aku ingat ketika dia memandang ku dengan dingin.
Pandangan dinginnya begitu menusuk. Sang Pangeran adalah orang yang kejam. Jika ayahnya, Sang Raja, tidak mencegah Maroon, dia pasti sudah membunuhku saat itu. Dia membuat tubuhku seperti terbakar. Dia memang mengerikan.
Mungkin singa adalah binatang yang tepat untuk menggambarkan Sang Pangeran. Mempesona, namun berbahaya.
"Alls..."
"Allosha!"
Lamunanku secepat kilat buyar begitu saja. Ternyata Mercer yang membentak ku. Hei, sejak kapan dia ada di sini?
Kehadiran nya memang tak diduga. Marsiana memandang ke Mercer. "Minggir, Mercer. Aku akan memberikan kalian kesempatan untuk berduaan."
Ya ampun, Marsiana."Marsiana!" Aku menyentak kesal. Marsiana sudah keburu lari. Awas kau, Marsiana...
Ku alihkan pandangan ku menuju Mercer. Surai hitam nya seperti biasa terlihat sedikit mencuat cuat. Kulitnya seputih susu. Matanya juga berwarna hitam memandangku dengan serius. Darah Asia jelas jelas mengalir di tubuh Mercer.
"Uh..." Dia memecah keheningan. "Mr. Dominico memanggil kita. Soal strategi penyerangan nanti. Ehm... Ibuku juga titip pesan padamu, hati-hati pada orang asing."
Ibu Mercer memang sering menasihati ku seperti itu. Mengingat aku yang sudah tidak punya orangtua. Aku mengangguk singkat lalu berjalan melewatinya. "Oke. Terimakasih infonya, Mercer. Salam untuk ibumu."
"Ya, Alls." Dia berjalan menyusul ku. Kami melewati lorong lorong lemari penuh buku. Dia berjalan dengan santai.
Hening sekali. Suasana kaku benar benar terasa. Sampai akhirnya Mercer bersuara. "Sebulan lagi ada pesta dansa natal. Apakah kau sudah dapat pasangan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dimidium
FantasyGeldia, mereka adalah ras campuran Malaikat dan Demon. Geldia Frye, Tugas mereka adalah membereskan masalah di bumi. Masalah yang dibuat oleh Demon dan Geldia Bayre yang memihak Demon. *** Terjadi pembunuhan misteirus di Biara St. Marry, River City...