19

272 62 12
                                    


Cinta bisa membuatmu merasa bahagia, marah dan sedih bahkan menangis.

Itu yang dikatakan nenekmu pada ayah nak.

Dan orang tua memang selalu benar.

Ibumu membuat ayah menangis, bahagia namun juga sedih di saat bersamaan.

Dua bulan setelah pernikahan kami, ibumu mengandung.

Dia mengandungmu Shawn.

7 bulan kandungannya, bukannya semakin gemuk, ia justru semakin terlihat kurang sehat.

Hingga suatu malam dia berkata pada ayah, "Ash, can I tell you a terrible thing?"

"Apa sayang?" jawab ayah sekilas mengecup bibir ibumu.

"Ku rasa aku sakit."

Ayah mencium kening ibumu mencoba menenangkannya, "Besok kita akan ke dokter sayang." Ucap ayah kemudian mengelus perut besar ibumu yang di dalamnya ada dirimu.

"Tidak, kurasa aku hanya punya waktu beberapa minggu lagi."

Dari situlah ayah merasa bahwa tidak ada gunanya lagi ayah hidup di dunia ini.

Ibumu sekarat. Ayah tidak tau bahwa selama ini dia sakit.

Bakti sosial yang dulu pernah kami lakukan saat junior high school adalah karena ia ingin membantu orang-orang sakit yang sama dengannya.

Ia meninggalkan ayah dan pindah ke Amerika untuk menjalani pengobatan namun sia-sia.

Selama ini dia tidak meninggalkan ayah, namun ibumu berjuang untuk selalu hidup dan bisa bersama ayah.

Ayah menangis nak.

Perkataan ibumu malam itu tak bisa menghentikan air mata ayah untuk mengalir dan terus keluar dari tempatnya.

Dia berkata masih ada beberapa minggu lagi, namun tidak sampai seminggu, bahkan keesokan harinya setelah ibumu mengatakan hal itu. Dia merasa sakit, kesakitan luar biasa.

Ia memegangi perutnya. Juga kepalanya.

Dan tiba-tiba saja hidungnya mengeluarkan darah.

Ayah panik, ayah ketakutan, ayah bingung apa yang harus ayah lakukan.

Ayah takut kehilangan ibumu.

Di rumah sakit, ayah merusak fasilitas. "SELAMATKAN DUA-DUANYA! KAU INI DOKTER MACAM APA! LAKUKAN SESUATU UNTUK ISTRIKU! SELAMATKAN DIA!" dengan bercucuran air mata, ayah menarik kerah dokter yang menangani ibumu. Mencoba menghajarnya.

Namun di detik berikutnya, ayah berlutut sambil menangis memohon memegangi kaki dokter itu, "Tolong lakukan apa saja untuk istriku, kalau perlu tukar nyawaku sebagai gantinya."

Dan dia hanya diam.

Seharian menunggu dengan Luke yang terus-menerus menenangkan ayah, "Tenang Ash, serahkan semuanya pada tuhan. Dia akan memberikan yang terbaik untukmu."


Terrible ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang