9

341 91 8
                                    


"Ti—tidak tau. Lagipula kata ibuku jatuh cinta bisa membuatmu merasa bahagia, gelisah, dan sedih." Jawab ayah sekenanya saat itu. Dan ayah merasa bahwa ayah memang pecundang.

Sangat pecundang. Entah bagaimana ayah di mata ibumu saat itu.

"Ibuku juga bilang seperti itu. Tapi menurutku jatuh cinta itu indah. Kau akan selalu tersenyum ketika memikirkan lelaki itu walaupun dia tidak ada di hadapanmu." Jawab ibumu sambil menerawang memandang langit biru.

Keringat mengalir dari kening dan dahinya, menuruni pipinya dan sampai di ujung dagunya hingga keringatnya menetes berjatuhan.

Dan dengan bodohnya, secara reflek ayah mengelap keringat yang hampir menetes meninggalkan dagunya kala itu.

Sejenak, keheningan menyelimuti ayah dan ibumu karena tiba-tiba saja dia memandang ke arah ayah.

Ayah tidak tau apa yang harus ayah lakukan saat itu sampai ibumu memecah kesunyian dengan berbalik mengelap keringat yang ada di pelipis ayah. "Kau juga berkeringat." Ucapnya sambil tersenyum dan dengan telaten mengelap semua keringat di pelipis ayah menggunakan jemarinya.

Saat ibumu melakukannya, ayah merasa bahwa dunia tiba-tiba saja berhenti berputar.

Berbicara menjadi tidak lancar dan kebingungan melanda ayah.

Ayah tidak tau harus membalas apa perkataan ibumu.

Apalagi ketika dia sudah tersenyum.

Yang bisa ayah lakukan hanyalah ikut tersenyum hingga Andy Matty dan Frank menghampiri kami bersama Mr. Brendon dan kemudian kembali ke rumah masing-masing.


Terrible ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang