Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Lio meminggirkan motornya ke kiri. Berhenti tepat di depan rumah mereka. Dari belakang, Anna turun dan berdiri di sampingnya.
Dibantunya Anna melepas helm. Lalu kemudian beralih pada helm-nya sendiri. Dia tersenyum melihat Anna yang menatap padanya manis.
"Kenapa?" tanya Lio.
Anna menggeleng. Cewek ini hanya diam, kemudian tanpa aba-aba mencium pipi kiri Lio. Setelah itu, Anna segera berbalik masuk ke dalam rumah.
Sedangkan Lio. Cowok ini terpaku di tempatnya. Menyentuh pipinya yang masih terasa lembab. Senyuman tadi berkembang semakin lebar.
"Dasar nakal," ledeknya yang jauh lebih terdengar untuk dirinya sendiri. Cowok ini segera membenarkan posisi motor, kemudian membawanya masuk melewati gerbang rumah keluarga Gerenia.
*****
Baru saja dia memasuki rumah, Aron segera menghampirinya. Lio mendengus. Berusaha menghindar, tetapi dengan cepat Aron menghadangnya. Memastikan bahwa mereka akan melanjutkan topik mereka tadi.
"Kita belom selesau, Yo!" ingatnya pada Lio.
Ditatapnya malas sang kakak. "Mau lo sekarang apaan?"
Hening. Keduanya hanya saling menatap satu sama lain. Saat itu pula, Astha keluar dari dapur. Menghampiri mereka yang sama sekali dia tak menyadari kalau ada aura ketidaksukaan di antara keduanya saat ini.
"Gue pergi ke toko Bang Jul, ya. Ada yang mau dibeli," ucap Astha. Lalu dia menoleh ke arah Lio dan menampung tangan ke arahnya. "Kunci motor gue!"
Lio beralih menatap Astha. Tak menjawab. Dia segera mengembalikan kunci motor matic yang tadi dipinjamnya.
Setelah Astha berpamit diri untuk pergi, keduanya kembali berada pada pertarungan sengit. Lio dan Aron sama-sama tidak mau mengalah sekarang.
"Dengerin gue! Lo itu udah--"
"Mending lo diem, Kak! Lagian percuma. Gue nggak akan ngubah pikiran dan pilihan gue."
Aron diam beberapa saat, kemudian menembakkan Lio satu kalimat yang pasti membuat Lio jatuh detik itu juga.
"Dan akhir dari hubungan saudara kandung juga pasti nggak bisa dirubah."
Itu kalimat terakhir dari Aron. Setelahnya, lelaki ini pergi meninggalkan Lio yang terpaku di tempatnya. Tak ada lagi tatapan berlawanan, melainkan hanya sebuah kesadaran. Sadar bahwa dirinya memang sudah salah.
Sedangkan di balik pintu, Anna terdiam. Matanya menatap pada Aron yang berjalan mendekat ke arahnya. Dia diam sebentar, tetapi kemudian berlari menuju kamar. Bahkan kamarnya seperti menjauh dari posisi biasanya, bahkan lari pun terasa seolah belum cukup supaya Anna bisa sampai ke tempat pribadinya.
Dia membuka pintu kamar dan menutupnya secara cepat. Membantingnya kuat. Yakin bahwa dirinya sudah membuat keributan. Dan saat itu Anna menangis. Untuk pertama kalinya, Anna menangisi hubungannya dengan Lio.
*****
Untuk waktu yang lama, Anna hanya diam di posisinya. Tubuhnya bergelung di atas ranjang kasur. Berdiam diri. Pandangannya kosong. Lio bahkan belum mengunjunginya sejak kencan mereka Minggu ini.
Dengan berat hati, dicobanya untuk bangkit. Berjalan ke luar. Dia juga butuh makan. Tapi yang didapat, saat pintu terbuka, rumahnya tampak kosong. Tak ada satu pun orang di sana. Anna kembali terdiam.
Melangkah ke arah kamar Lio dan Astha. Dia tak menemui kedua lelaki itu. Lalu Anna berjalan menuju kamar Aron di lantai bawah. Kakak tertuanya juga tidak ada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen FictionSister complex? Mungkinkah hal seperti itu benar-benar nyata? Namanya Anna Gerenia Pramutja. Cewek 16 tahun yang sukses membuat teman-teman di sekolah merasa iri dengannya. Bagaimana tidak? Hidup satu atap dengan cowok-cowok keren yang menjadi id...