Chapter 13 - Putus

14.8K 936 13
                                    

Di mulmed ada video yang bisa kamu putar pas bagian Anna sama Lio. Pasti bagus banget hehehe Happy reading gaess and keep vomments :) Love you all :)

*****

Hari sudah semakin gelap saat Anna kembali dari toko buku. Untuk kali ini, tidak bersama kakak-kakakknya, tetapi dengan Dion. Cowok sipit yang satu-satunya bisa mendekatinya dan mendapatkan izin Lio dan Aron yang super protektif itu.

Hari ini Dion tak memakai kaca matanya. Entah kenapa? Padahal setahu Anna, lelaki itu minus 3. Bahkan Anna sendiri hampir gila saat mendengar keluhan Dion saat lelaki itu dengan ceroboh meninggalkan kacamatanya.

"Kamu mau masuk?" Anna berbasa-basi. Dia menatap Dion yang kini masih di atas motor matic-nya.

Lelaki itu menatap pada Anna dan menggeleng. "Aku nggak mau kena semprot kakak-kakaknya yang kena sindrom sister complex itu," jawab Dion jujur.

Dilihatnya Anna tertawa. Tentu saja Dion tahu masalahnya. Bahkan laki-laki yang berstatus sahabat dekat ini, juga tahu hubungannya dengan Lio, dan perasaannya dulu dengan Astha.

"Kalau gitu ... aku pergi!"

Anna mengangguk. Melihat Dion men-stater motornya. Anna masih berdiri di tempatnya.

"Di," panggil Anna sebelum laki-laki itu pergi. Dion menoleh dan menatap padanya bingung.

"Apa?"

Anna tampak ragu. "Aku ... salah ya?"

Hening untuk beberapa detik. Dion tak memandang Anna. Lelaki ini menatap ke depan dan menemukan jalanan sepi kompleks. Lampu jalan menghiasi malam dengan sinar rembulan yang malu-malu.

Dion menghembuskan napasnya panjang, kemudian menatap pada Anna kembali. "Bahkan tanpa aku jawab, kamu udah tahu jawabannya, An."

Lagi, hening. Dion menggapai bahu Anna. Lelaki ini menatap pada teman kecilnya yang sudah menahan tangis. Dia tahu, Anna sebenarnya sudah bisa menjawabnya sendiri. Karena itu dirinya tak mau menghakimi Anna dengan menjawab bahwa tindakannya itu adalah salah dan pelanggaran dosa. Dion tak akan pernah mau membenci Anna. Tetapi dia tak pernah menyukai keputusan Anna untuk memilih mengencani kakaknya sendiri.

"An, kamu tahu? Kebahagian yang kamu pilih, gak selamanya adalah benar. Terkadang apa yang kamu anggap bukanlah hal yang sepantasnya, dia lah yang membawamu pada kesenangan yang kamu inginkan." Dion melepas genggamannya. Menangkap wajah Anna untuk menatapnya. "Kamu tahu aku selalu sayang sama kamu dan selalu siap untuk jadi tempat dimana kamu butuh sandaran. Jadi, jangan takut untuk mencari aku kalau kamu sudah merasa yakin dengan itu. Karena aku nggak akan pernah mau lihat kamu menangis lagi, An."

Dihapusnya air mata yang mengalir di pipi gadis di hadapannya. Dion tersenyum manis. Mencoba menyemangati Anna. Kemudian menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

Sedangkan di dalam, Lio hanya melihat itu dengan masam. Dia diam sebentar. Kemudian menutup pintu saat dia rasa, drama di hadapannya berakhir. Dia berjalan dan tanpa sadar tertawa sendiri. Merasa bodoh dan juga sakit disaat yang bersamaan. Sedangkan dia tak tahu sebenarnya apa yang ingin dia lakukan.

*****

Anna duduk di ranjangnya. Waktu berlalu dan sekarang sudah larut malam. Setelah makan malam keluarga, Anna memilih untuk langsung masuk kamar. Mencoba menghindari Lio yang jelas-jelas tengah mencari waktu untuk berbicara dengannya.

Dia hanya ingin memantapkan hati. Mencoba agar dirinya tak goyah lagi dengan keyakinan Lio. Anna hanya ingin semuanya kembali normal. Kembali pada saat mereka hanya berbagi kasih sebagai kakak adik, bukan sepasang kekasih. Meski dia sendiri tak tahu, apa hatinya siap untuk merasakan perubahan itu.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang