Chapter 2 -- Started

35.5K 2.1K 211
                                    

Yang di mulmed itu si Aharon (Aron) >> Kento Yamazaki. Sengaja pakai babang Yamaken, karena menurutku sesuai sama kepribadiannya yang keliatan gentle dan penuh kehangatan *plak *apadah

Note: Jangan bayangin Yamaken yang versi Dorama Death Note, itu mah udeh beda banget.

=====

"Dari Lauren."

Lio menjulurkan sebuah kotak pada Astha. Membuat cowok itu berjengit heran menatap ke arah kado yang diberikan Lio padanya.

"Apaan itu?" tanyanya.

Kembarannya itu hanya mengedikkan bahu. Memaksanya mengambil kotak yang dia sendiri tak tahu apa isinya, lalu dengan santai Lio segera mengambil posisi di atas kasur. Terlalu lelah karena bermain basket.

"Anna gimana di sekolah?" Pertanyaan Lio membuat Astha malas seketika. Dia benci ketika mereka harus membahas Anna. Dan Lio sudah pasti tahu tentang masalah itu. "Santai aja kali, As. Lagian lo gak salah, kok. Wajar kali kalo suka sama Anna. Dia aja kayak begitu cakepnya sekarang. Cute lagi."

Astha mendelik tajam pada Lio. Dia tahu cowok itu sedang bergurau dengannya. Tapi jika gurauan itu tentang Anna, sepertinya Astha tak memiliki mood yang baik.

"As,"

Tak ada jawaban. Cowok ini mencoba untuk mengabaikan Lio yang berusaha untuk mengganggunya yang sedang belajar. Sepertinya Lio ingin memancing dirinya dengan mengangkat topik tentang Anna.

"Astha!" Adelio Cetta mengangkat nada suaranya satu oktaf. Membuat Astha memutar bola matanya malas, tetapi tetap memilih untuk memandang pada Lio. Dia tak ingin cowok ini membuat keributan di tengah malam.

"Gue juga suka sama Anna. Jadi lo gak harus merasa bersalah kayak gitu. Aron juga udah ngaku kalo dia juga 'demen' ama Anna."

Kali ini perhatian Astha benar-benar seutuhnya pada Lio. Dia tak mengerti bagaimana Lio bisa begitu mudah mengatakan hal seperti ini. Dan fakta jenis apa itu? Lio dan kakak tertuanya, Aron, juga mengaku menyukai Anna. Kalau begitu, semua anak lelaki di rumah ini berarti sudah jatuh pada pesona adik wanita di keluar Pramutja.

"Ini gila..."

Rasanya seperti dia sendiri baru mendapatkan kejutan dari electrick shock. Bagaimana bisa mereka yang jelas-jelas bersaudara, dengan terang-terangan menyatakan menyukai orang yang sama. Bahkan orang yang disukai itu juga berada di keluarga mereka sendiri. Jika dia boleh berpikiran lebih gila lagi, bolehkah dia mencurigai ayahnya juga menyukai Anna? Mengingat hampir setiap cowok di rumah ini sudah jatuh ke dalam pesona adik mereka sendiri.

"Gue tau ini gila," sahut Lio. Cowok ini menatap pada Astha dengan senyuman lebar. "Tapi ini bakalan menarik."

"Lo kira ini mainan?" Astha mendengus kesal ke arah Lio. Tak suka mendapati respon Lio yang terlalu menganggap enteng masalah ini.

"Seenggaknya, gue mau nikmatin masa-masa ini. Jarang-jarang, kan, suka sama adik sendiri."

Ada waktu hening yang cukup lama. Sepertinya mereka sadar kalau suasana sama sekali tak memungkinkan. Jika terus berbicara, mereka bisa bertengkar nantinya. Jadi Lio memilih untuk bangkit dari atas kasur. Mengambil kaos dan meloloskannya memasuki tubuhnya. Berjalan menuju pintu kamar.

"Lo mau kemana?"

"Gue mau ke kamar Anna."

Pintu yang dibuka Lio tertutup kembali. Astha bisa mendapati tubuh itu sudah menghilang di balik pintu kamar.

Diusapkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tak habis pikir kalau kejadian dan perasaan gila ini bukan hanya dia yang mengalami. Tetapi Lio dan Aron juga memilikinya.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang