Arsen dan raine tersenyum bahagia, melihat hasil yang di berikan oleh bu andin kepala sekolah mereka.
"Hasil kalian berdua sangat bagus, saya bangga mempunyai murid seperti kalian" ucap bu andin nengucapkan rasa bangga nya kepada kedua muridnya.
"Makasih bu, ini juga kan berkat sekolah ini yang sudah membimbing kami sampai seperti ini" ucap raine.
"Iya bu, betul tuh apa yang di bilang rain"
"Yasudah, sehabis ini kalian ingin kuliah dimana, ibu bisa membantu kalian jika kalian mau"
"Saya sangat ingin kuliah, namun sepertinya saya harus menjaga angel dulu bu, sampai dia siuman dan setelah itu saya baru melanjutkan kuliah" ucap raine dengan nada sedih.
"Saya juga tidak akan kuliah, saya akan menunggu raine saja" ucap arsen.
"Semoga adik kamu cepat siuman ya raine ibu selalu mendo'a kan yang terbaik untuk kalian semua, dan jika kalian membutuhkan sesuatu untuk kuliah kalian nanti jangan sungkan untuk menemui ibu di sini"
"Terima kasih bu, kalau gitu saya harus pamit dulu" ucap arsen kemudian menggandeng tangan raine keluar ruangan kepsek.
"Arsen, raine" panggil bu andin, ketika arsen dan raine sudah sampai di depan pagar sekolah.
"Iya bu ada apa?" Tanya arsen.
"Jangan lupa seminggu lagi kalian wisuda"
"Baik b, pasto akan saya ingat"
*
Seminggu kemudian.
"Woy bro, selamat ya!" Ucap faizan yang sudah berdiri di depan arsen dengan senyum lebarnya.
"Makasih ya zan, oh ya senyum nya jangan lebar-lebar zan takut lalat masuk" ucap arsen sambil tertawa terbahak-bahak karena telah mengerjai sahabatnya.
"Njirr lo sen, udah gue puji-puji, lo malah ngeledekin gue. Gue tarik lagi dah ucapannya"
"Wah berarti lo nggak ikhlas ya"
"Ikhlas kok, lo nya aja yang ngajak ribut"
"Kalian ini berdua, bukan nya baik-baikan, ini malah saling meledek, seharusnya tuh kalian saling melepas rindu karena smbesok kalian jarang bertemu lagi" ucap siska yang baru saja dateng bersama dika menghampiri arsen.
"Iya nih tan, si arsen nya memang suka ngajak berantem" ucap fauzan setelah itu bersalaman kepada kedua orang tua arsen.
"Dia memang seperti itu" ucap dika. Fauzan segera pergi mninggalkan arsen dengan kedua orang tua nya.
"Selamat ya nak, mama sangat bangga sama kamu" siska hadir dengan menggunakan gaun yang sangat indah berwarna biru couple-an dengan dika yang memakai jas dengan kemeja berwarna biru di dalamnya.
"Arsen juga mengucapkan terima kasih untuk mama dan papa yang sudah sayang sama arsen"
"Papa bangga sama kamu nak, tadinya papa kira anak papa satu-satu nya ini tidak bia di andalkan namun ternyata papa salah"
"Betul banget tuh apa yang di bilang sama papa kamu, karena dulu kamu itu selalu buat masalah di sekolah"
"Tapikan sekarang udah nggak mah"
"Oh ya arsen, raine mana? Dari tadi mama nggak lihat raine" siska memutar kepalanya, mengelilingi ruangan, mencari keberadaan raine, namun dia tetap tidak menemukan raine.
"Rain ada kok mah, mungkin lagi ke kamar kecil"
"Assalamu'alaikum tante, om" orang yang sedang di bicarakan oleh keluarga arsen pun sudah datang.
"Raine tracis, tante kangen" siska langsung memeluk raine dengan sangat erat.
"Mama jangan erat-erat meluk raine nya, kasihan raine nya mah tidak bisa bernafas" ucap dika memberitahukan istrinya bahwa raine hampir kehabisan nafas.
"Maafin tante ya rain" siska melepaskan pelukannya.
"Tidak apa kok tante"
"Wah kamu makin cantik saja rain, tante jadi iri"
"Mama apaan sih, kayak anak kecil aja" ucap arsen.
"Mending sekarang kita berfoto bersama sebagai kenang-kenangan, mama dan papa rain sudah menunggu di ruang foto tante" ucap raine.
Dan setelah itu mereka berfoto bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
cewek aneh
Teen Fictionkisah tentang dua anak manusia yang tidak bisa bersatu, yang satu cewe aneh dan yang satu cowok rewel. dari baru pertama gue liat dia, nge-denger nama nya, ngeliat wajahnya, dan ngeliat tingkah laku nya gue udah yakin banget tuh cewe rada aneh -arse...