melamar?

828 67 0
                                    

jam telah menunjukkan pukul 11 siang. Rain keluar dari dalam kamar nya untuk sarapan pagi. padahal ini bukan pagi lagi, tapi karena rain baru bangun jadi dia baru sarapan jam 11 siang.
Hari minggu ini dia tidak ada tugas yang penting, jadi ia lebih memilih untuk bersantai-santai. Dan bangun siang adalah hoby nya ketika berlibur hari minggu.

Rain menoleh ke arah kiri dan kanan, mencari kedua orang tuanya. Biasanya kalau minggu orangtuanya pasti sedang berada di halaman belakang, di depan kolam renang bersantai-santai sambil membaca koran dan berbincang-bincang. Namun dia tidak menemukan orangtuanya, lalu rain mencari angel. Namun angelpun tidak ada di rumah. dan karena semua orang tidak ada di rumah rain memilih untuk pergi jalan-jalan bareng rangga ke mall, rangga bilang hari minggu ini dia akan memperkenalkan pacar barunya kepada rain.

*

Rain telah memakai baju lengan panjang dan levis jogger dengan membawa tas selempang kecil, tidak lupa dengan kacamata kesayangannya. rain duduk di teras rumahnya menunggu rangga datang menjemputnya, tidak lama kemudian datang rangga dengan seseorang gadis cantik, dan rain sudah tau betul siapa gadis itu. Dia pacar barunya rangga.

"Rain, ayo berangkat... udah siapkan?" Tanya rangga dari dalam mobilnya dan di sambut senyum dari gadis di sebelah rangga.

"Siap dong" rain lalu berjalan ke arah rangga dan masuk ke dalam mobil rangga, ia duduk di bangku belakang, karena di depan rangga dengan pacarnya.

*

"Rain, kenalin ini pacar gue" ucap rangga mengenalkan pacar barunya.

"Eldania fadlin, panggil aja elda" ucap elda pacarnya rangga.

"Gue raine tracis, teman sekolah rangga"

Dan rain hanya menjadi obat nyamuk, karena rangga elda hanya ngobrol berdua tidak mengajak ngobrol rain.

"Rangga, elda gue keliling bentaran gue mau beli sesuatu"

"Mau kemana rain? Lo mau ke toko buku?" Tanya rangga menghadap ke rain.

"Iya, seperti biasa" setelah berkata itu rain berjalan ke pintu ke luar mall dan menunggu mobil. Namun cukup lama tidak ada angkutan umum juga. Tiba-tiba rain melihat mobil arsen rain segera berlari dan mengumpat di belakang pot besar berharap semoga arsen tidak melihatnya.

"Eh, cewek aneh! Ngapain lo ngumpet di situ?" Arsen telah berjongkok di depan rain sambil menahan tawa.

"Gue gak ngapa-ngapain kok, cuma lagi ngadem aja soal nya kalo siang-siang gini panas bangat loh sen" rain mencari alasan, sebetulnya dia tidak kepanasan hanya saja setiap ketemu dengan arsen rain Merasa sangat kesal.

"Oh lo kepanasan.. mending masuk ke mobil gue aja, mobil gue kan adem, ada ac-nya" arsen memasuki mobilnya dan menyalakan mesin mobilnya, namun rain tetap tidak masuk ke dalam mobil arsen.

"Cepetan rain! Emangnya lo mau jadi gembel kelamaan nungguin angkot?" Mendengar ucapan arsen barusan rain tidak mau jika menjadi dekil karena terkena sinar matahari, dan rain menyerah... dia akan menaiki mobil arsen.

Arsen dan akan pergi ke suatu tempat. Tetapi hanya arsen yang tau, rain tidak tau apa-apa karena rain sekarang sedang tertidur di dalam mobil arsen, arsen memandangi wajah rain, wajahnya cantik, bulu matanya lentik, tidak memakai make up, natural.

Rain terbangun karena merasa ada yang memperhatikannya, dan benar saja ternyata arsen sedang menatap rain. Setelah rain membuka matanya arsen langsung mengalihkan wajahnya agar tidak bethadapan dengan wajah rain. Rain hanya tersenyum melihat arsen yang berpura-pura tidak memperhatikan rain.

"Cie... yang memerhtikan wajah gue" ucap rain meledek arsen.

"Siapa yang memperhatikan lo? pede banget sih lo jadi cewe, dasar cewek aneh"

"Arsen... kenapa sih lo selalu manggil gue cewek aneh? Asal lo tau aja ya gue itu gak aneh! Gue tekanin lagi ya kalo gue itu gak aneh" wajah rain memerah karena menahan marah.

"Elo itu emang aneh, lo berbeda dari yang lain" arsen tetap saja seperti dulu, selalu menyebalkan

Rain benar-benar tidak habis fikir dengan apa yang ada di dalam otak arsen, terkadang arsen bak malaikat, dan terkadang pula arsen seperti devil.

"Gue mau turun" rain berbicara kepada arsen namun matanya menghadap ke luar mobil tidak menghadap ke arsen.

"Yakin mau turun? Emang lo tau ini di daerah mana?" arsen bertanya pada rain dengan nada meledek.

"Gak tau, lo mau bawa gue kemana sih?"

"Ke suatu tempat, lo pasti akan senang jika sudah sampai di sana"

"Jangan bohong arsen! Sekarang juga gue mau pulang ke rumah gue"

"Nggak akan"

*

Arsen turun dari mobil dan membukakan pintu untuk rain.

"Ayo turun" suruh arsen.

"Gue gak mau turun" keukeh rain, rain hanya duduk di dalam mobil.

Tanpa meminta persetujuan rain, arsen langsung menggendong rain dan tidak menghiraukan teriakan rain yang bisa membuat telinga menjadi tuli.

"Turunin gue arsen"

"Tolong, tolong, dasar psikopat" sudah jelas di daerah itu hanya ada mereka berdua tapi rain terus saja berteriak, sampai arsen telah menurunkannya dan di depan mereka berdua telah ada keluarga arsen dan keluarga rain, mereka semua menyambut rain dengan senyum yang sangat lebar.

"Selamat datang rain" ucap orang tua rain memeluk anak pertama nya.

"Kok mommy dan daddy ada di sini? Kenapa kalian pada datang ke sini enggak ngajak rain" rain tetap saja memeluk mamanya erat.

"Maaf ya rain, mommy juga nggak ada rencana untuk dateng ke sini kok, mending sekarang kamu masuk ke dalam isrirahat, karena nanti malam akan ada acara.

Rain hanya mengikuti perintah mamanya untuk istirahat, karena memang rain sangat lelah saat ini jadi rain langsung menasuki rumah yang sepertinya villa, entah itu villa punya siapa, yang jelas rain hanya ingin beristirahat.

*

Malam telah datang, rain telah siap dengan gaun pestanya. Dan rain turun dengan sangat hati-hati karena takut tergelincir ketika menuruni tangga.

Dan ternyata di bawah semua juga telah memakai baju sama seperti yang rain gunakan, gaun pesta.

"Ada pesta apa sih mah? Siapa yang ulang tahun? Kayaknya ulang tahun rain masih lama deh" rain bertanya kepada mamanya namun mamanya tidak menjawab pertanyaan rai, dan menyuruh rain untuk diam.

"Oke, bisa berkumpul di sini semuanya" ucap pembawa acara.

Dan dua keluarga tersebutpun berkumpul di ruang tengah yang besar.

"Saya akan mengucapkan selamat kepada rain dan arsen yang malam ini melaksanakan lamaran, saya sangat senang bisa berada di sini, dan malam ini saya akan membaca kan susunan acara" Pembawa acara pun menjalankan tugasnya.

Mendengar ucapan pembawa acara, rain rasa tulangnya hancur semua, tidak kuat berdiri lagi, kata "Melamar" masih terus mengiang di kepala rain.

"Berhenti----"

*

Hallo.... sangat butuh vote dan komennya

Terima kasih

cewek anehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang