Part 4

712 50 2
                                    

Minho POV

Aku turun dari mobil dan memencet bel rumah Krystal. Rumahnya terlihat sepi. Apa Krystal sudah pergi ke panti asuhan? Seorang pembantu membukakan pintu. "Apa Krystal ada di dalam?"

"Ne. Silahkan masuk, tuan."

Aku masuk ke dalam rumahnya. Jessica noona, seorang namja, eomma Krystal dan Krystal yang sedang sarapan terkejut saat menatapku. Rahang eomma Krystal mengeras. "Untuk apa kau kesini?" Tanya eomma Krystal sinis.

Tenangkan dirimu, Choi Minho. Aku menarik nafas dan menghembuskan pelan. Aku membungkukkan badanku sebelum melempar senyum ke arah mereka. "Annyeonghaseyo, joneun Choi Minho imnida. Bangapseumnida."

Tatapan tidak suka dari eomma Krystal tidak berubah. Sementara Jessica noona dan namja yang kutebak adalah suaminya hanya menatapku datar. "Aku kesini untuk menjemput Soojung." Jelasku.

Krystal POV

Aku menatapnya sendu. Eomma benar-benar tidak menyukainya, sementara ia terus bersikap ramah dan tersenyum. Aku tersentuh dengan usahanya agar diterima oleh keluarga ini. Aku mendorong kursiku dan bangkit berdiri.

"Kajja." Ujarku pelan sebelum berdiri di sampingnya.

"Aku akan menjaga Soojung dengan baik." Ucapnya sebelum membungkukkan tubuhnya sekali lagi.

"Eomma, eonni, oppa, na kkalkae."

Selama di perjalanan, aku tertegun memikirkan sifatnya. Kai dengan begitu gampang diterima oleh keluarga kami. Sementara dia harus berusaha sangat keras dan menghadapi sifat keluargaku. Kalau dia menikah denganku, ia harus melalui hal ini lebih lama lagi. Begitu juga denganku. Bukankah keluarganya juga tidak menyukaiku?

Tidak ada yang membuka pembicaraan di antara kami. Aku sibuk dengan pikiranku dan entah apa yang sedang ia pikirkan.

Satu jam kemudian, kami tiba di panti asuhan. Aku langsung turun dari mobil yang kemudian disusul olehnya. Aku menemui kepala panti untuk berbincang sebentar. Setelah selesai berbincang dengan kepala panti, aku dan kepala panti menemui anak-anak untuk memeriksa mereka.

Aku tersentak saat melihat namja itu sedang berbaring di rumput dan bermain bersama anak-anak. Sesekali ia mengelus rambut anak-anak itu dan mencium pipinya.

"Namjachingumu?" Tanya kepala panti. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaannya.

"Aideul!" Panggil kepala panti. Mereka menengok dan mulai berlarian ke arahku. Mataku sempat bertemu dengan mata namja itu sebelum akhirnya aku mengalihkan pandanganku.

Aku mulai memeriksa anak itu satu persatu sementara ia entah kemana. Begitu selesai, aku keluar dari ruang serbaguna tempatku memeriksa anak-anak dan mencari namja itu. Saat aku menemukan namja itu, ia sedang menggendong seorang anak perempuan dengan mata sembab. Dia adalah anak yang kugendong saat datang kesini bersama Kai. Namanya Kang Yaerim. Namja itu mengelus punggung Yaerim, berusaha menenangkannya. Apa namja itu membuat Yaerim menangis?

"Yaerim-ah, neo wae?" Tanyaku. Aku berdiri tepat di belakang namja itu dan mengulurkan tanganku untuk menyeka air mata Yaerim. Namja ini terlalu tinggi sehingga aku harus menjinjit. Sial, seharusnya aku memakai high heelsku.

"Tadi dia tersandung. Tapi tidak ada bagian yang terluka." Jelas Minho oppa.

"Ya, ada makanan!" Seru anak-anak sambil berlarian. Tampak sebuah truk makanan berhenti di halaman panti dan mulai membagikan makanan. Tunggu, tidak hanya satu truk tapi ada dua truk. Truk yang lain membagikan sebuah bungkusan besar, entah apa.

Choose... HimWhere stories live. Discover now