"Apa maksudmu?"Tanya Sica bingung.
Aku menghela nafas. Mencoba memutar ingatanku saat aku melihat Sica menangis bersama Tiffany di balkon. Awalnya aku ingin mengambil dompetku yang berada di ruang make-up. Tapi tanpa sengaja aku melihat Sica sendirian di balkon. Dan selang beberapa waktu kemudian Tiffany datang dan mereka menangis bersama.
"Kenapa kau membiarkan aku khawatir seharian tanpa memberitahuku apa-apa. Sedangkan kau sudah memberi tahu Tiffany semuanya. Bukankah seharusnya diantara kita semua tak boleh ada rahasia? Kenapa kau memendam rasa takut itu sendiri?"Kataku menjelaskan panjang lebar. Aku melihat raut wajah Sica yang berubah kaget. Entah apa yang ia pikirkan aku tak tau.
"Maksudmu ketika aku di balkon tadi?"Tanya Sica memastikan. Dan aku hanya mengangkat sebelah alisku.
"Yuri-ssi aku sama sekali tak tau kalau Tiffany mendengar kata-kataku. Aku hanya berbicara pada diriku sendiri karena aku mengira Tiffany sedang tidur."Kata Sica memberi alasan.
"Jangan panggil aku seperti itu!"Kataku tak suka.
"Kenapa? Bukankah kita tak terlalu dekat untuk sapaan akrab lagi?"Tanya Sica dengan nada sedih.
"Kau bodoh atau bagaimana? Kau percaya kalau yang aku katakan dari tadi itu benar?"Kataku kesal. Ayolah Sica, kau selalu tau kan saat aku bohong.
"Aku mencoba untuk percaya padamu selama ini Yuri-ah. Tapi kau telah merusak rasa percayaku itu."Kata Sica tersenyum miris. Ia tampak seperti orang yang ingin menangis lagi dan aku tahu saat ini ia berusaha menahan tangis itu.
"Kalau begitu teruslah beranggapan bahwa aku ini adalah chingu yang buruk bagimu. Tapi jangan pernah sekalipun kau berkata untuk keluar. Itu sangat menyakiti hatiku."Kataku langsung keluar dari mobil. Dan meninggalkannya sendiri yang kembali terisak.
Yuri POV'S OFF
Yuri baru saja masuk ke dalam dorm dan menemukan ke tujuh chingunya sedang berkumpul di ruang tengah. Wajah mereka sama saja seperti Yuri. Sama-sama kalut. Yuri kemudian melangkahkan kaki menuju kamarnya namun di cegah oleh Taeyeon
"Kau mau kemana Yuri-ah? Kita harus menyelesaikan semuanya."Kata Taeyeon dengan nada tegas. Yuri berbalik. Dan dengan langkah gontai ia memutuskan untuk bergabung dengan yang lainnya.
Selang beberapa waktu Jessica masuk dengan mata sembabnya. Ia hanya berjalan dengan wajah tertunduk dan ingin langsung ke kamarnya saja. Namun, hal yang sama dilakukan oleh Taeyeon dan kini mereka telah lengkap bersembilan untuk membahas masalah tadi.
Pada awalnya semua hanya diam. Tak ada yang mau memulainya. Sampai akhirnya Taeyeon memutuskan untuk bicara karena tak tahan dengan suasana yang begitu canggung.
"Oke. Pertama aku ingin mendapat penjelasan dari Sica. Mengapa kau menghilang seharian ini?"Tanya Taeyeon to the point.
"Bukankah kau sudah mendengarnya tadi ketika kita rapat dengan Sajangnim? Kurasa penjelasan itu sudah cukup."Kata Jessica dingin.
"Anniya. Kau harus menjelaskan pada kami semuanya."Kata Taeyeon meminta penjelasan lebih.
"Apa bedanya jika aku menjelaskannya dengan detail? Kalian tetap saja akan menuduhku yang tidak-tidak bukan?"Kata Jessica dengan nada terluka. Mereka semua terdiam.
"Apa ada yang mau kalian bicarakan lagi? Aku lelah dan aku ingin istirahat."Kata Jessica hendak bangkit. Namun Tiffany yang duduk disebelahnya menahan tangan Jessica dan Jessica kembali terduduk.
"Kenapa kau datang dengan pakaian yang basah?"Tanya Sooyoung tiba-tiba.
"Hahaha. Apa pedulimu? Kenapa kau tiba-tiba menjadi peduli?"Tanya Jessica dengan nada sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVINE ✔️
FanfictionSaat takdir memaksa kita untuk berpisah kita hanya bisa pasrah. Saat janji untuk bersama selamanya hilang dan berganti dengan rasa saling tak mengenal. Dan saat itu tiba aku hanya ingin keburuntungan selalu menyertai mereka - Jessica Jung Ini adalah...