Banyak yang berubah dalam kehidupan delapan yeoja cantik yang tergabung dalam sebuah grup itu. Mereka tak pernah seceria dulu lagi, tertawa lepas dengan senyum yang mengembang. Itu dulu, ketika mereka masih bersembilan.
Agak aneh ketika mereka menyadari bahwa mereka tinggal berdelapan. Angka sembilan adalah angka keberuntungan mereka. Seperti ada sesuatu yang kurang dan jawabannya tentu saja adalah Jessica. Yeoja yang dipanggil Ice Princess itu menyisakan kekecewaan bagi semua member yang sangat menyayanginya itu.
Akhir-akhir ini mereka tidak banyak melakukan jadwal. Paling tidak hanyalah photo shoot dengan sebuah majalah yang kawasannya pun hanya disekitar Seoul. Sepertinya Manager Oppa sengaja memberikan mereka waktu untuk menyembuhkan luka di hati mereka. Menyadarkan mereka bahwa semua ini pasti akan berlalu, hanya perlu menunggu waktu sampai luka itu sembuh dan akhirnya bisa kembali tersenyum.
Yoona baru saja keluar dari kamarnya sambil memegang perut. Ia sepertinya ingin mengadu kepada eonnienya yang sedang bersantai di ruang tengah.
"Eonnie.. Aku lapar.."Kata Yoona sambil mempoutkan bibirnya. Lucu sekali.
"Ya sudah kau makan saja."Jawab Hyoyeon enteng.
"Anniyo.. Aku bosan makan di dorm. Aku mau makan diluar.."Kata Yoona lalu menghempaskan tubuhnya disebelah Tiffany.
Sooyoung yang sedari tadi fokus pada layar ponselnya mengangkat kepala dengan mata berbinar-binar. "Kajja! Ayo kita piknik!"
"Aisshh.. Kau mau diserbu fans eonnie? Kau ada-ada saja."Kata Seohyun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sooyoung tertawa. "Kalau begitu kita piknik di restoran saja!"
"Di dekat sini aku dengar ada restoran yang baru buka."Kata Sunny semangat.
"Jinjja? Kita harus kesana!"Jawab Taeyeon tak kalah semangat.
"Ne. Aku dengar yang enak disana adalah es timunnya. Pasti sangat menyegarkan."Kata Sunny merekomendasi.
"Timun? Sica tak bisa makan timun Sunny-ah."Kata seseorang tiba-tiba. Jessica? Siapa yang menyebut nama itu? Ekspresi semuanya berubah terkejut.
"Yuri-ah?"Tanya Tiffany pelan. Yuri yang dipanggil hanya menunduk dan menangkupkan kedua tangannya.
"M-mianhae.. Aku lupa kal-"Kata Yuri terputus.
"Gwaencahana Yuri-ah. Kita disini semua merindukannya."Kata Sooyoung berubah murung. Mereka sama-sama menghela nafas berat. Mencoba untuk meringankan sesak didalam dada. Yang terdengar hanyalah suara hembusan nafas satu sama lain yang bergerak naik turun sambil mencoba menetralkan suasana.
"Bagaimana kabarnya? Apa ia baik-baik saja?"Tanya Tiffany sambil menghela nafas kasar.
"Kenapa kita seperti tak saling mengenal begini?"Tanya Yoona sedih.
"Aku ingin mendengar suaranya. Walaupun dulu aku kesal karena ia selalu berteriak kesana kesini. Tapi kini aku rindu."Kata Sooyoung mencengkeram ujung bajunya erat.
"Aku lihat dia sudah menghapus semua foto kita di weibonya dan dia juga berhenti mengikuti kita di weibo. Aku yakin dia pasti membenci kita saat ini."Kata Yuri hendak ingin menangis lagi.
"Sudahlah. Memang akhirnya akan seperti ini. Kita harus bisa bertahan."Kata Taeyeon bijak.
"Annio. Aku tak mau akhir yang seperti ini. Kita sudah berjanji untuk selalu bersama. Aku merindukannya. "Kata Tiffany dengan wajah sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVINE ✔️
FanfictionSaat takdir memaksa kita untuk berpisah kita hanya bisa pasrah. Saat janji untuk bersama selamanya hilang dan berganti dengan rasa saling tak mengenal. Dan saat itu tiba aku hanya ingin keburuntungan selalu menyertai mereka - Jessica Jung Ini adalah...