Malam ini Jessica merasa agak baikan. Demam tingginya juga sudah turun. Badannya sudah tak terlalu lemas lagi. Namun pertanyaan yang sama selalu berputar di kepalanya sejak beberapa hari yang lalu.
Apa yang harus ia lakukan?
Apa yang harus ia korbankan?
Bagaimana jika ia tak ingin mengorbankan keduanya?
Ia tampaknya harus memutuskannya malam ini juga. Harus.
Ia beranjak dari kasurnya dan berjalan ke ruang tengah. Ia menemukan Tiffany sedang meringkuk diatas sofa dengan suara nafas yang teratur. Sepertinya ia tertidur.
Jessica kembali menuju kamar dan keluar dengan membawa selimut tipisnya. Ia segera menyelimuti Tiffany yang tampaknya sangat kelelahan itu. Setelah itu ia bangkit dan segera berjalan menuju balkon yang ada di dormnya.
Ia lalu duduk di sebuah kursi putih sambil memandangi langit Seoul yang tampak indah malam ini. Matanya ia pejamkan sebentar sambil menikmati angin yang berhembus pelan yang menyapa wajahnya. Ia menghirup udara dalam-dalam sambil berusaha untuk berfikir jernih.
Jessica POV's ON
Aku harus berfikir jernih dalam masalah ini. Dua hal ini adalah hal yang sangat penting bagiku. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus kupilih? Aku tak ingin mengorbankan salah satunya. Hal ini amat penting bagiku.
Andai saja aku bisa melakukan keduanya..
Tunggu sebentar, melakukan keduanya? Ya itu ide yang bagus. Besok aku akan rapat dari jam sembilan sampai jam tiga. Dan syuting video klip kan di mulai dari jam lima seperti yang tadi Manager Oppa memberitahuku lewat pesan singkat.
Tapi aku tak mungkin pergi besok pagi karena jarak dari sini ke sana kan tidak dekat. Hmmm,apa aku pulang saja ya malam ini ke rumah? lagi pula tempat rapat nanti kan tak jauh dari rumahku. Ya.. Itu ide yang bagus Jessica. Kau pintar sekali..
Sekarang jam berapa ya? Aku mengeluarkan ponsel dari dalam sakuku dan melihat jam yang tertera di layarnya.
Pukul 02.00 KST.
Aiiissshh, bagaimana aku pulang? Kalau aku keluar jam segini dan memesan taksi pasti nanti wartawan akan tau dan menyebarkan berita yang tidak-tidak nanti. Eottoke?
Hmm apa aku telfon Krystal saja ya? Anni Anni.. Mungkin saja ia sedang istirahat saat ini. Aku tak mungkin menganggunya. Tapi, Krystal satu-satunya harapanku saat ini..
Aku kemudian memencet tombol hijau pada kontak Krystal dan langsung mendekatkan ponsel itu ke telingaku. Setelah mendengar nada sambung yang cukup lama akhirnya telfonku diangkat juga oleh Krystal.
"Yeoboseyo?"Kata Krystal diujung Telfon.
"Soo jung-ah, kau sedang tidur?"Tanyaku padanya.
"Anniyo Eonnie. Aku sedang mengendarai mobilku sambil mengantar Victoria eonnie. Waeyo?"Tanya Krystal yang membuatku sedikit lega.
"Eng Soo Jung-ah.."Kataku ragu-ragu.
"Kau bisa menjemputku di dorm?"Lanjutku lagi.
"Wae gurae eonnie? Apa terjadi masalah? Kau tak pernah memintaku untuk menjemputmu jam segini. Dan kau sedang sakitkan. Aish, kenapa kau tak memberitahuku?"Tanya Krystal kesal. Aissh, aku lupa memberitahu Krystal saat aku sakit kemarin. Sica Pabo!
"Na Gwaenchana Soo jung-ah, aku sudah sehat. Aku akan menceritakan masalahku padamu nanti. Jadi tolong jemput aku soo jung-ah jebal.."Kataku dengan nada memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVINE ✔️
FanficSaat takdir memaksa kita untuk berpisah kita hanya bisa pasrah. Saat janji untuk bersama selamanya hilang dan berganti dengan rasa saling tak mengenal. Dan saat itu tiba aku hanya ingin keburuntungan selalu menyertai mereka - Jessica Jung Ini adalah...