Malam itu Sakura mendapati dirinya berjalan di tengah malam tanpa arah dan tujuan. Langkah kakinya yang membawanya kemari.
Sakura melihat dari kejauhan. Tempat itu seakan membawanya kembali ke masa lalu. Pikirannya kembali mereka ulang setiap kejadian yang telah terjadi disana.Saat ia duduk berdua dengan Sasuke yang saat itu adalah naruto yang tengah menyamar menjadi Sasuke. Ia tersenyum mengingat kebodohan dirinya yang tidak tahu bahwa itu adalah ulah Naruto.
Kemudian juga saat Sasuke memarahinya.
"Kau benar-benar menganggu!"
Kata-kata itu bahkan masih terasa menyakitkan bagi Sakura. Ia menyesali segala kata yang ia ucapkan pada Sasuke saat itu.
Semenjak saat itu, Sakura tersadar bahwa selama ini ia selalu saja egois, menyebalkan, lemah dan cengeng. Ia sadar dirinyalah yang selalu menjadi penghambat dan menyusahkan rekan setimnya, Naruto dan Sasuke. Oleh karena itu, ia bertekad untuk memperbaiki semuanya. Ia ingin menjadi kuat dan lebih kuat. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya juga mampu mengejar kedua rekannya tersebut.
Tetapi belum sempat ia mewujudkan impiannya tersebut.
Sasuke pergi meninggalkan Konoha...
Angin malam berembus mengibaskan rambut merah mudanya.
Mata emerlardnya menatap sayu ke arah langit.Ya, tempat ini juga merupakan saksi kepergian Sasuke, saat ia hendak meninggalkan konoha. Saat dirinya menangisi keputusan Sasuke untuk meninggalkan desa.
Tiba-tiba saja terdengar suara tangisan. Tangisan itu berasal dari suara yang sangat ia kenal.
"Sarada? Itu kau sayang?" Tampak dari kejauhan sosok Sarada yang sedang duduk di bangku.
"Sarada! Apa yang kau lakukan disini, Sayang? Ini sudah larut malam." Sakura melangkahkan kakinya ke arah bangku yang diduduki Sarada.
"Sara.."
"Mama... hiks papa... papa.." Tiba-tiba Sarada memeluknya. Sarada terus berisak dan menangis. Tangisan anaknya tersebut benar-benar membuat pilu hatinya.
"Sarada apa yang terjadi?" tanya Sakura sambil mengelus lembut punggung anaknya.
"Hiks...Papa..hiks papa..."
"Papa? Ada apa dengan papa, Sarada??"
Sarada melepaskan pelukannya.
Sambil terus berisak ia menunjuk ke arah belakang Sakura."Sasuke-kun?"
Sakura berbalik menghadap suaminya sambil memeluk Sarada yang semakin terlihat ketakutan melihat sosok papanya.
"Sasuke-kun, apa yang terjadi? Ada apa dengan Sarada? Apa terjadi sesuatu?"
"..."
"Sasuke-kun..."
Sakura merasakan itu. Perasaan yang sama saat Sasuke akan meninggalkan desa waktu itu. Sasuke yang bersikap dingin dan tidak mau menceritakan apapun.
"Sasuke-kun, Apa yang telah terjadi? Aku benar-benar tidak mengerti. Sayang... aku mohon katakan sesuatu..." Mata Sakura mulai berair. Sasuke yang sedaritadi berdiam diri, tiba-tiba saja melangkahkan kakinya.
"Sasuke-kun..." Sakura menatap cemas suaminya. Ia benar-benar tidak mengerti. Perasaannya diselimuti rasa takut dan kegelisahan. Rasa takut akan kehilangan sosok Sasuke-kun untuk kedua kalinya. Sementara Sasuke terus berjalan tanpa berkata sedikitpun.
Berjalan menghampirinya? Tidak, Sasuke melewatinya begitu saja.
"Papa! Hiks... Sarada mohon jangan tinggalkan kami!" Sarada terus memanggil papanya sambil menangis.
"Sayang, Ini tidak mungkin..." Air mata Sakura tak terbendung lagi. Ia membalikkan badannya. Tampak sosok Sasuke terus berjalan tanpa menoleh ke arah mereka sedikitpun.
"Sasuke-kun... Aku mohon jangan lakukan itu! A... aku tidak ingin kehilanganmu untuk yang kedua kalinya. Juga Sasuke-kun bagaimana dengan Sarada? Kau ingin meninggalkannya?" Sakura tidak tahu lagi bagaimana cara menghentikan suaminya. Kepalanya terasa sangat berat, kakinya terus gemetaran dan lemas. Ia pun jatuh terduduk.
"Mama?! Hiks... Mama tidak apa-apa?" panik Sarada sambil terus menangis.
"Sasuke-kun! hiks... Aku mohon jangan lakukan itu..."
"Mama..." Sarada memeluk mamanya sambil menangisi kepergian papanya. Bayangan papanya yang telah hilang ditelan kegelapan.
"Sasuke-kun! Tidak!"
"Sasuke-kun!!"
===
"Hh... hh... hanya mimpi?" Sakura mengatur napasnya yang masih tergopoh-gopoh.
'Mimpi itu terasa sangat nyata...'
Belum sempat ia menghela napasnys, Jantungnya kembali terasa berhenti berdetak sejenak saat ia mendapati suaminya benar-benar tidak ada di sisinya. Di kamar hanya tertinggal dirinya sendiri.
"Eh? Sasuke-kun?!"
"Ti... tidak mungkin! Itu hanya mimpi, Shannaro!"
Sakura segera keluar dari kamar untuk memastikan.
Kosong.
Ruang tamu yang kosong...
Ruang keluarga yang kosong...
Tidak kelihatan sosok Sasuke dimanapun"Tidak mungkin... Sasuke-kun?"
"Sakura? Kau sudah bangun?"
"Sasuke-kun?!" Sakura langsung berlari menghampiri suaminya yang sedang berdiri di depan dapur dengan celemek dan spatula di tangannya. Ia langsung memeluk erat suaminya tersebut.
"..." Sasuke terdiam melihat istrinya yang tiba-tiba memeluknya begitu saja.
"Ternyata kau disini Sasuke-kun..." Ucap Sakura pelan sambil terus memeluk suaminya. Ia sungguh lega semua kejadian buruk itu hanyalah sebuah mimpi.
"Ada apa? Kau bermimpi buruk, Sayang?"
"Hm... mimpi yang benar-benar bodoh, Shannaro!" Sakura tersenyum lega sambil menghapus air matanya didekapan suaminya tersebut.
part 7 end, to be continued
= = =
YOU ARE READING
Sasusaku: Home
FanfictionI don't own the characters. Such a sasusaku shipper! My first ff ever, hope you like it all! Sasuke akhirnya pulang setelah menjalankan misinya. Ia berniat memberikan surprise untuk istri dan anak tercintanya, Sakura dan Sarada yang selalu setia men...