"Arigatou, Sayang." Sakura langsung meraih segelas air yang disuguhkan suaminya. Sasuke berdiri di sebelah istrinya, ia memerhatikan wajah Sakura yang mulai kelihatan lebih tenang. Ia pun lega melihat hal itu.
"Hm, jadi kau bermimpi apa?"
"Hmm... Mimpi yang benar-benar buruk. Sampai-sampai aku tidak ingin mengingatnya kembali, shannaro!" jawab Sakura sambil tertawa santai.
"Kau bisa menceritakannya padaku, Sakura."
Sakura menatap wajah suaminya, ia agak ragu untuk menceritakan mimpinya tersebut.
"Itu Benar-benar mimpi yang bodoh, Sayang... Oh iya! Kau sedang memasak apa tadi Sasu-kun?" Sakura berusaha mengalihkan topik. Ia beranjak dari kursinya menuju ke meja dapur.
"Wah, kelihatan enak Sasu-kun!" seru Sakura sambil mengaduk-aduk sup tomat buatan suaminya.
Sasuke tahu kebiasaan istrinya yang setiap kali suka menahan perasaanya. Ia menatap Sakura pasrah.
"Hm, kau tidak mau memberitahuku lagi?" ucap Sasuke dengan nada datar. Mendengar perkataan suaminya itu, Sakura membalikan badannya menatap suaminya yang kini berdiri di hadapannya.
"Bu... bukan begitu, Sasu-kun..."
Ya, Sasuke tahu Sakura tidak bermaksud menyembunyikan apapun darinya. Istrinya tersebut bukanlah wanita yang lemah. Seburuk apapun hal yang menimpanya, selagi bisa Sakura pasti akan terus berusaha menanganinya sendiri. Ia tahu Sakura tidak suka membuat orang lain khawatir. Juga pada dirinya, ia tahu istrinya itu benar-benar mencintainya. Tetapi Sasuke ingin Sakura dapat mengandalkannya. Ia ingin selalu ada untuk istrinya saat senang ataupun susah.
"Sakura..."
'deg deg' hati Sakura berdegup kencang.
'Apa Sasuke-kun marah karena aku terlalu sering menyembunyikan banyak hal darinya?'
Sasuke mulai mengayunkan tangannya ke arah wajah Sakura.
'deg deg'
"Go...gomene Sasuke-kun!" seru Sakura panik sambil memejamkan matanya.
"...A, aku tidak pernah bermaksud menyembunyikan banyak hal darimu. Juga soal kemarin saat jariku terluka, kau tahu Sasuke-kun... aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir. Dan mengenai mimpi tadi, aku bermimpi kau kembali meninggalkan desa, meninggalkan aku dan Sarada... A..aku tidak tahu apakah aku harus menceritakan ini padamu, aku hanya tidak ingin membuatmu kha..."
Puk.
Kedua jari Sasuke menyentuh dahi Sakura dengan lembut.
Tepat pada lambang byakugounya.
Sakura perlahan membuka matanya."Khawatir, bukan?" potong Sasuke.
"..." Sakura terdiam.
"...Kau tahu Sakura, memang sudah seharusnya aku akan selalu mengkhawatirkanmu. Karena aku adalah suamimu. Karena aku mencintaimu."
Sasuke melepaskan jarinya dari dahi Sakura.
"Arigatou, Sayang..." Ucap Sakura pelan sambil tersenyum haru.
"Maaf, Ini semua salahku. Karena aku tidak selalu ada untukmu. Aku sering meninggalkan kau dan Sarada. Melemparkan tanggung jawabku atas Sarada padamu seorang diri. Sehingga kau menjadi harus terbiasa menahan dan memendam segalanya seorang diri. Aku tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu."
"Sasuke-kun..." Mata Sakura mulai berair. Namun Sakura berusaha menahan air matanya.
"Aku hanya ingin kau dapat mengandalkanku disaat senang maupun susah, Sakura."
Sakura perlahan mendekat dan memeluk Sasuke.
"Kau salah Sasuke-kun. Kau adalah suami yang sangat baik, aku bahkan tidak mengharapkan yang lebih darimu."
"Sakura..." Sasuke melepaskan pelukannya. Kemudian menatap istrinya yang terlihat sedih.
Ia kemudian memegang lembut kepala Sakura. Memejamkan mata dan mendekati wajah istrinya. Sakura pun memejamkan matanya secara perlahan juga, dan kemudian sedikit mendongakkan kepalanya.Cup. Mereka pun berciuman. Ciuman yang cukup panjang dengan perasaan begitu mendalam.
"Arigatou, Sayang" Ucap Sasuke sambil menyeka setitik air mata di wajah istrinya.
"Hm!" ucap Sakura dengan senyuman lebar di wajahnya. Tidak lupa dengan rona merah khasnya.
Sasuke pun tersenyum melihat istrinya tersebut.'Sangat manis' gumamnya dalam hati.
part 8 end, to be continued
= = =
YOU ARE READING
Sasusaku: Home
FanfictionI don't own the characters. Such a sasusaku shipper! My first ff ever, hope you like it all! Sasuke akhirnya pulang setelah menjalankan misinya. Ia berniat memberikan surprise untuk istri dan anak tercintanya, Sakura dan Sarada yang selalu setia men...