"Yosh! Sudah selesai!" ucap Sakura sambil merapikan peralatan riasnya.
"A-apa ini tidak berlebihan, Ma?" tanya Sarada ragu.
"Tidak! Lihatlah..." Sakura mengambil sebuah cermin tangan dan mengarahkannya ke arah wajah anaknya.
"Kau terlihat cantik bukan, Sayang?" tanyanya sambil merapikan rambut anaknya.
"A-aku terlihat berbeda..." Sarada tampak kagum dengan bayangannya di cermin. Ia tidak ingin mengakuinya, tetapi mamanya benar-benar berhasil menyulap wajahnya sedemikian rupa.
"Hmm... Tapi sepertinya masih ada yang kurang." ucap Sakura sambil memerhatikan wajah anaknya.
"Apa? Masih ada lagi? Kurasa ini sudah cukup, Ma."
"Tidak... Tidak..." ucap Sakura sambil menggeleng-geleng kepalanya.
"Tidak apa, Ma... Sudah begini saja."
"Ah! Itu dia!" Sakura melepaskan kaca mata anaknya.
"Eh?"
"Kau terlihat lebih cantik tanpa kacamatamu, Sayang!"
"Tapi tanpa kacamataku, aku..."
"Serahkan pada mama, Sarada!" seru Sakura bersemangat.
"Eh, apa yang ingin mama lakukan?"
"Sebentar ya, Sayang. Mama ambil sesuatu terlebih dulu!" ucap Sakura. Lalu ia berlari kecil menuju kamarnya.
"Geez... Mama terlalu bersemangat!" kata Sarada sambil memakai kacamatanya kembali.
Merasa masih penasaran dengan tampilannya, Sarada pun berdiri di depan cermin kamarnya.
'Wah, aku benar-benar terlihat berbeda...' gumam Sarada sambil berbolak-balik tidak percaya di depan cerminnya.
'Bagaimana jika aku bertemu yang lainnya di festival nanti?'
'Apalagi Boruto! Ia pasti akan meledekku karena riasan ini!'
"Huh..." Sarada menarik napas panjang, lalu duduk di tepi kasurnya.
Tak lama ia duduk, Sakura langsung kembali.
"Maaf menunggu, Sayang~" seru Sakura sambil membawa kotak kecil di tangannya.
"Tidak apa, Ma." Sarada langsung bangkit dari kasurnya.
"Nah! ayo kemari, Sarada!"
Sarada pun menuruti mamanya dan mendekat.
"Lepas kacamatamu." Kata Sakura sambil membuka kotak kontak lens.
"Eh? Apa itu, Ma?"
"Kontak lens! Dengan ini kau pasti akan terlihat lebih cantik, Sayang." ucap Sakura sambil mengeluarkan satu kontak lens.
"Tapi aku tidak pernah memakai benda seperti itu, Ma."
"Tenang Sarada! Kau akan terbiasa nantinya."
"..." Sarada tampak tegang memerhatikan mamanya mempersiapkan kontak lens.
Sakura meletakkan kontak lens pada bagian ujung telunjuk tangannya dan perlahan mendekat.
"um... Apa akan pedih, Ma?" Sarada tampak tegang karena kontak lens semakin mendekati bola matanya.
"Tidak Sayang! Hihihi... kau tidak perlu takut."
"Baiklah..." Sarada pun membuka lebar matanya dan secara perlahan dapat dirasakan kontak lens masuk melewati kelopak matanya.
"Nah, berkedip lah perlahan."
"Um... " Sarada mengedipkan matanya pelan beberapa kali.
"Bagaimana? Tidak terasa apa-apa bukan?" tanya Sakura.
"Tidak, aku dapat melihat seperti biasa. Hanya saja sedikit kabur..."
"Ah! Selanjutnya kita harus membeli kontak lens yang disesuaikan dengan matamu."
"Um..."
"Yosh! Kita sudah siap! Ayo turun! Papa sudah menunggu!" seru Sakura bersemangat.
"Hn, tunggu sebentar, Ma." Sarada tampak kaku berjalan dengan yukatta.
"Kau tidak terbiasa memakainya, Sarada?" tanya Sakura sambil tertawa kecil.
"Um... Begitulah, Ma. Aku tidak bisa bebas bergerak jadinya."
"Hihihi... Papa pasti akan terkejut dengan tampilanmu, Sayang!"
"Ah, mama terlalu berlebihan."
"Tidak kok! Kau benar-benar terlihat cantik, Sarada!"
"Ayo kita turun!"
"Hn!"
Mereka berdua pun akhirnya telah selesai berias, dan kini turun menuju Sasuke yang sudah menunggu di bawah.
"Sasu-kun~"
Mendengar suara nyaring istrinya, Sasuke pun langsung menoleh ke arah asal suara. Tampak Sakura berdiri anggun dengan berbalut yukatta. Ia kagum sejenak melihat istrinya yang terlihat berbeda dengan penampilan seperti itu.
"Sarada, kemarilah Sayang!" Sakura memanggil anaknya dengan semangat, lalu tak lama Sarada pun muncul. Ia berdiri di samping Sakura dengan malu.
"Sarada terlihat cantik bukan, Sasu-kun?"
"A-apa? Mama tidak perlu bertanya seperti itu!" Sarada dengan malu menunduk.
Sementara itu Sasuke masih belum menjawab pertanyaan istrinya.
"Papa tahu, mama yang memintaku memakai kontak lens ini. Mungkin ini memang tidak terlihat cocok untukku."
"Tidak. Kau terlihat cantik, Sarada."
"Benar bukan?!" tanya Sakura bersemangat.
"Um..." Sarada masih tertunduk malu di hadapan mama papanya.
"Kalian berdua terlihat cocok dengan yukatta itu." ucap Sasuke.
"Benarkah? Kau juga terlihat cocok berpakaian seperti itu Sasu-kun." balas Sakura sambil memerhatikan suaminya yang terlihat tampan.
"Benar bukan Sarada? Papa terlihat sangat tampan!" tanya Sakura sambil menoleh ke arah anaknya.
"Ah... i-iya!" jawab Sarada canggung.
"Kalau begitu ayo kita pergi." lanjut Sasuke.
"Hm ayo!" seru Sakura bersemangat.
-
-
part 16 end, to be continued
===
YOU ARE READING
Sasusaku: Home
FanfictionI don't own the characters. Such a sasusaku shipper! My first ff ever, hope you like it all! Sasuke akhirnya pulang setelah menjalankan misinya. Ia berniat memberikan surprise untuk istri dan anak tercintanya, Sakura dan Sarada yang selalu setia men...