"Yosh! Sudah beres semuanya!" seru Sarada sambil menepuk-nepukan tangannya.
"Eh, apa ini?" Sarada mendapati sebuah bungkusan pink tersembunyi di dalam tas papanya itu. Ia dengan ragu mengeluarkannya, lalu membuka ikatan bungkusan pink tersebut dengan hati-hati.
"Yukata?"
Sarada mengeluarkan sepasang yukata, yang satu ukuran dewasa dan yang satu ukurannya. Keduanya sama-sama berwarna merah dengan corak bunga sakura.
"Apa ini untuk kami?"
"hmm... Mama pasti benar-benar akan menyukai ini. Tidak disangka papa juga memiliki selera fashion yang tinggi."
Sarada kemudian melipat yukata tersebut dan mengembalikannya ke dalam tas.
"Gomen ne Papa, Sarada sudah tahu surprise yang akan papa berikan hihihi" Sarada menahan tawanya.
===
"Itadakimasu!"
Keluarga kecil uchiha ini mulai menyantap makan malam mereka.
"Bagaimana kalian suka?" Sakura memerhatikan raut wajah Sasuke dan Sarada.
"Apa terlalu asin? ataukah hambar?" lanjut Sakura.
"Enak kok, Ma. Mama tidak perlu bertanya sampai segitunya."
"Sungguh?"
Sakura tampak puas dengan komentar Sarada. Kemudian Sakura menatap suaminya dalam-dalam mencoba menerka apa yang suaminya pikirkan tentang masakannya.
"Kuakui yang kali ini memang tidak seperti biasanya." kata Sasuke sambil memotong omelet nya.
"Benarkah? Yokatta... kalian berdua menyukainya."
Sakura kini dapat melanjutkan makannya dengan lega dan puas.
"ehm"
tiba-tiba saja Sasuke berdehem. Hal ini membuat mata emerlard dan onyx sarada memerhatikannya.
'Hm, apa papa ingin memberikan yukatanya sekarang?' gumam Sarada.
"Ada apa,Pa?" tanya Sarada.
"Aku mau..."
"Jus tomat lagi, Sasu-kun?" Tanya Sakura dengan semangat. Sakura melihat jus tomat Sasuke sudah hampir habis. Ya, memang tidak membutuhkan waktu yang lama bagi uchiha yang satu ini untuk meneguk habis minuman favoritnya ini.
Sakura langsung beranjak dari kursinya menuju dapur untuk membuatkan suaminya jus tomat.
"..." Sasuke membiarkan Sakura pergi.
"Sebentar yaa, Sasu-kun" kata Sakura dari dapur.
'hh, Papa memang kaku seperti biasanya ...' umpat Sarada dalam hati.
'...kenapa tidak langsung mengatakannya sih'
Sarada memandang bingung raut wajah Sasuke yang masih terlihat poker seperti biasanya.
"Arghh.."
Tiba-tiba saja terdengar teriakan kecil sakura.
"Mama?! Sakura?!" panik Sasuke dan Sarada.
Kemudian mereka berdua langsung beranjak dan bergegas ke dapur.
"Ada apa, Ma?" tanya Sarada dari depan dapur.
"Uh, tidak apa-apa?" jawab Sakura dengan nada agak panik sambil menyembunyikan tangannya.
"Itu... darah?" Sarada melihat terdapat bercak-bercak darah di papan potong dan di lantai.
"Uhh... i..itu" Belum sempat Sakura melanjutkan kata-katanya, Sasuke mendekat dan menarik lembut tangannya.
Batin Sasuke seakan teriris ketika ia melihat luka di Jari telunjuk istrinya.
Padahal Sasuke pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan menyakiti Sakura lagi ataupun membiarkannya terluka walau hanya dengan satu goresan pun. Ia ingin selalu melindungi istrinya. Dengan demikian setidaknya ia dapat menebus rasa bersalahnya, mengingat apa yang sudah dia lakukan pada Sakura dahulu. Tapi kini di hadapannya Sakura terluka karena ingin membuatkannya jus tomat, ya karena dirinya..."Jarimu terluka, Sayang..." kata Sasuke pelan.
"Um... ini bukanlah luka yang serius. Kalian tidak perlu khawatir." jawab Sakura santai sambil tersenyum.
"Segera sembuhkan lukamu itu..." kata Sasuke dengan serius. Ia tahu walaupun menjadi seorang shinobi telah terbiasa dengan luka, terlebih itu hanyalah luka kecil, tetapi yang namanya luka tetap menimbulkan rasa sakit.
Sakura bingung karena suaminya menjadi seserius itu, ia mencoba menatap mata Sasuke, tetapi mata Sasuke menghindarinya dan bersembunyi dibalik rambut ravennya yang panjang itu. Sakura pun hanya menuruti kata suaminya tanpa berkata apapun dan langsung mengaktifkan jurus penyembuhannya. Bagi seorang ninja medis terbaik dan berpengalaman seperti Sakura, tentu tidaklah sulit untuk menyembuhkan luka kecil yang hanya disebabkan oleh pisau dapur itu.
cakra hijau tampak membalut dan menutup luka Sakura secara perlahan. Tak lama luka di jari telunjuknya itu pun sembuh sepenuhnya tanpa meninggalkan bekas sedikit pun.
"Lihat ini bukanlah hal yang serius." Kata Sakura sambil tersenyum berusaha mencairkan suasana.
"Lain kali kau harus berhati-hati..." kata Sasuke sambil meninggalkan Sakura dan Sarada.
Sasuke tahu istrinya memang bukanlah wanita yang lemah dan tidak pernah ingin menyusahkan orang lain ataupun membuat orang lain khawatir. Tapi ini bukanlah mengenai luka yang tadi, hanya saja terkadang Sasuke merasa ia masih jauh untuk disebut sebagai suami yang baik.
part 2 end, to be continued
===
YOU ARE READING
Sasusaku: Home
FanfictionI don't own the characters. Such a sasusaku shipper! My first ff ever, hope you like it all! Sasuke akhirnya pulang setelah menjalankan misinya. Ia berniat memberikan surprise untuk istri dan anak tercintanya, Sakura dan Sarada yang selalu setia men...