Sakura hanya diam melihat Sasuke meninggalkannya. Ia kemudian tertunduk lesu.
'Padahal Sasuke-kun barusan pulang, Dasar bodoh! kenapa kau seceroboh ini,Sakura? Kau membuat suamimu khawatir, kau tahu? Shanaro!' Sakura menyalahkan dirinya sendiri'."Mama..." Tiba-tiba saja Sarada memecahkan lamunan Sakura. Sakura yang mematung untuk beberapa saat, kini bergegas mengambil kain lap untuk segera membersihkan bekas darah yang berceceran.
"Ada apa Sarada?" jawab Sakura berlaga sibuk tanpa menoleh pada Sarada.
"Biar aku saja yang membuat jus tomatnya. Mama tunggu saja di meja makan dengan papa."
"Tidak apa, jari mama sudah sembuh,kok. Mama bisa melakukannya." kata Sakura sambil menunjukan jari telunjuknya pada Sarada.
"Tidak apa, Ma. Aku ingin melakukannya. Lagipula... papa terlihat masih mengkhawatirkan mama." kata Sarada memelankan suaranya sambil mengalihkan pandangan dari mamanya dan segera menuju meja dapur .
'Sarada...' Sakura memandang lambang Uchiha di belakang baju Sarada.
'Anak ini telah semakin bertambah dewasa'
Sakura tersenyum kecil memandang anaknya yang mulai sibuk membuat jus tomat. Ia tahu anaknya tersebut memang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuanya.
"... Baiklah Sarada. Kalau begitu, mama serahkan padamu ya!" kata Sakura sambil tersenyum.
"Hm, serahkan saja padaku!" seru Sarada.
Sakura pun menghampiri suaminya yang sedang melanjutkan makan malamnya. Tanpa berkata apapun Sakura duduk di kursinya. Sasuke masih terlihat tenang melanjutkan makannya. Sakura tahu ada sesuatu yang tidak beres pada suaminya. Walaupun memang sudahlah wajar kalau suaminya itu tidak banyak bicara, tetapi Sakura yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiran suaminya. Ia bisa merasakan itu dengan jelas melihat sorot mata suaminya yang terlihat sayu.
"Ada apa, Sayang?" Sakura menatap Sasuke khawatir.
"Tidak apa..." Jawab Sasuke singkat.
"Kau tahu Sasuke-kun, a... aku ingin minta maaf telah membuatmu khawatir..." kata Sakura lirih sambil menatap dalam mata Sasuke.
"Kau tidak perlu meminta maaf, Sakura..." Sasuke menatap wajah istrinya yang tampak merasa bersalah itu.
"Tapi..."
"Sudahlah lanjutkan saja makanmu, kau belum menghabiskannya."
Sasuke mengalihkan pandangannya dari Sakura.
"Baiklah, tidak apa jika kau tidak ingin mengatakannya sekarang..." Sakura memegang lembut tangan Sasuke sambil tersenyum manis.
Sakura tidak ingin memaksa Sasuke menceritakannya sekarang. Ia tahu suaminya itu bukanlah tipe yang akan mencurahkan isi hatinya langsung.
"Hm... maafkan aku, Sayang"
Sasuke menatap Sakura yang masih menggenggam tangannya. Ia benar-benar tak bermaksud untuk menyembunyikannya dari Sakura. Hanya saja, ia tidak mau memperburuk keadaan dan mengacaukan makan malam mereka hanya karena pikiran buruknya itu.
"Kau tahu Sasuke-kun..."
Sakura tiba tiba mulai berbicara lagi. Sasuke memerhatikan istrinya dengan serius.
"... Sarada selalu mengkhawatirkan kita. Jadi maksudku umm... kita harus..."
Sakura tampak ragu untuk melanjutkan katanya.
" Aku mengerti Sakura." Sasuke sadar, ia tidak boleh egois,ia harus memerhatikan perasaan anaknya dengan menjaga hubungannya dan Sakura dengan baik.
kata-kata pendek Sasuke tersebut menenangkan Sakura. Sakura kembali tersenyum pada suaminya. Sasuke mendekatkan wajahnya pada Sakura, dan...
cup.
Sakura terkejut karena Sasuke tiba-tiba saja menciumnya.Rona merah kembali terpampang di wajah Sakura. Entah mengapa tiba-tiba saja ia merasa bersyukur telah selalu mencintai Sasuke dan memiliki Sasuke di sisinya.
Walaupun suaminya sempat jatuh dalam kegelapan dan pernah berniat membunuhnya, Sakura percaya pada suaminya lebih dari siapapun.
Meski harus bersabar menahan rindu dan kesepian, ia akan selalu setia menanti kepulangan suaminya, entah harus menanti berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Walaupun suaminya terkadang cuek dan tidaklah romantis, ia dapat merasakan perasaan cinta dari suaminya yang begitu hangat. Bahkan ia yakin Sasuke mencintainya lebih dari yang ia tahu...
"Ma... Pa... Jus tomatnya telah siap!"
Tiba-tiba saja Sarada muncul membawa 3 gelas jus tomat.
Pasangan uchiha ini terkesiap dan segera menghentikan ciuman, kemudian dengan kaku melanjutkan makan malam mereka masing-masing, seakan tidak terjadi apa-apa.
"Eh... Sarada! Ayo kemari!" panggil Sakura sambil tersenyum lebar.
"Ayo duduk." Kata Sasuke.
"hm, iya ma.. pa.." jawab Sarada singkat.
Sarada berjalan menghampiri meja makan dan meletakkan gelas satu per satu. Saat itu ia melihat kedua tangan orang tuanya saling bergenggaman. Sakura dan Sasuke tidak menyadari itu, sampai sesaat Sasuke memerhatikan mata Sarada dan melepaskan tangan Sakura dengan lembut.
Sarada yang melihat itu berpura-pura tidak tahu dan bersikap cuek seperti biasanya.
'Dasar papa mama! Mereka berdua sama-sama kakunya. hh' Sarada berkata dalam hati.
Namun dibalik semua itu, Saradalah yang paling bahagia ketika kedua orang tuanya bahagia. Ia lega karena keadaan telah membaik.
part 3 end, to be continued
===
YOU ARE READING
Sasusaku: Home
FanfictionI don't own the characters. Such a sasusaku shipper! My first ff ever, hope you like it all! Sasuke akhirnya pulang setelah menjalankan misinya. Ia berniat memberikan surprise untuk istri dan anak tercintanya, Sakura dan Sarada yang selalu setia men...