"Papa akan memberikan sesuatu untukku, Ma?" tanya Sarada sambil berjalan beriringan dengan mamanya menuruni anak tangga.
"Hm! Ada apa? Kau penasaran apa yang akan papa berikan bukan, Sarada?"
"Hn, ya sedikit kurasa?"
"Sedikit huh? Mama tahu kau juga tidak sabar, Sayang!" Sakura melirik anaknya lalu tertawa kecil.
'Geez... Sesungguhnya aku sudah tahu apa yang akan diberikan papa, Ma...' gumam Sarada dalam hati.
Melihat sikap anaknya yang cuek tersebut, Sakura pun terbayang suaminya saat masih genin dahulu.
"Kau benar-benar mirip papamu, Sayang..." ucap Sarada sambil menatap anaknya.
"Te-tentu saja, aku kan anaknya papa..." jawab Sarada dengan malu. Ia pun mengalihkan pandangannya dan berjalan lebih cepat.
"Yasudah, Ma! Ayo papa sudah menunggu!" ucap Sarada sambil berlari kecil meninggalkan mamanya.
"Geez... anak itu! Jika malu seperti itu, ia mirip denganku!" Sakura tersenyum kecil memerhatikan anak sematawayangnya.
"Benar kata orang, ia mirip denganku dan juga Sasu-kun" ucap Sakura sambil menatap foto keluarga yang tepat berada di sampingnya.
===
"Pa, papa memanggilku?"
"Ah Sarada, kemarilah!"
Sarada pun duduk di hadapan papanya. Sementara Sakura berdiri dari kejauhan sambil tersenyum memerhatikan keduanya.
"Sakura, kau juga."
"Eh? Aku juga, Sasu-kun?"
"Hn, aku ingin memberikan sesuatu untuk kalian berdua. Jadi kau kemarilah!"
"Ah, iya sebentar!" Sakura pun bergegas menghampiri anak dan suaminya.
"Ini..." Sasuke meletakkan sekotak kado di meja.
"Wah! besar sekali, Sasu-kun!" Sakura terkejut karena di hadapannya terdapat kotak dengan bungkusan pink yang berukuran lumayan besar.
'Jadi papa membungkusnya ke dalam kotak lagi? Ternyata papa benar-benar mempersiapkannya dengan baik...' gumam Sarada dalam hati.
"Aku membelikan ini saat perjalanan pulangku kemarin. Bukalah! Aku harap kalian menyukainya." Sasuke menghakhiri katanya sambil menyodorkan kotak lebih dekat ke arah Sakura dan Sarada.
"Sarada, ayo dibuka!" Sakura mempersilahkan Sarada membuka kadonya.
"Ah? I-iya, Ma!" Sarada pun membuka kotak dengan hati-hati. Saat kotak terbuka tampak secarik kertas diselipkan di dalamnya.
-
-
Aku harap kalian mengenakannya saat festival nanti.
"I...ini" ucap Sarada.
"Yukatta?" seru Sakura.
Sarada pun mengeluarkan sepasang yukatta yang terlipat rapi di dalamnya.
"Maaf, a-aku tidak begitu mengerti soal pakaian wanita, jadi aku harap kalian berdua menyukainya."
"Ah! Sayang, kau berbicara apa? Tentu saja kami sangat menyukainya! Terima kasih, Sayang! Yukatta ini sangat cantik!" ucap Sakura sambil memeluk lembut yukatta pemberian suaminya.
Sasuke pun tersenyum lega melihat istrinya yang tampak menyukai yukatta pemberiannya.
"Terima kasih ya,Pa! Sarada juga menyukainya." ucap Sarada sambil tersenyum pada papanya.
"Ah.. iya! sama-sama... " jawab Sasuke dengan malu.
'Selamat juga papa berhasil memberikan kejutan pada kami!' gumam Sarada dalam hati.
"Jadi Sarada, ayo mama akan meriasmu! kau harus terlihat cantik dengan yukatta ini." ucap Sakura bersemangat.
"A-apa? Berias? Sarada tidak pernah berias sebelumnya, Ma." ucap Sarada ragu.
"Itu masalah gampang! Serahkan saja pada mama! Pokoknya kau harus terlihat sangat istimewa dengan yukatta itu, Sarada!" Sakura menarik pergelangan tangan anaknya.
"Ta-tapi ma..." ucap Sarada mengelak.
"Tidak ada tapi-tapi! Ayo Sarada! Mama sangat bersemangat, Shannaro!" Sakura terus membujuk anaknya, sementara Sarada hanya pasrah pada mamanya yang sangat berantusias.
"Sasu-kun, kami bersiap dulu, ya?"
"Hn! Aku akan menunggu kalian di bawah. Setelah itu kita berangkat." jawab Sasuke.
"Siap!" ucap Sakura bersemangat.
"Ma, apa yang ingin mama lakukan?"
"Tenang saja, Sarada! Kau hanya perlu duduk manis. Mama akan membuatmu menjadi yang tercantik malam ini~"
"I-itu terdengar menyeramkan..."
"Hihihi! Sudah-sudah ayo!"
Sasuke hanya tersenyum melihat keduanya dari kejauhan.
'Jadi aku pikir mereka menyukainya bukan?' Sasuke berkata dalam hati.
'Syukurlah...' Sasuke sangat lega karena kedua istri dan anaknya menyukai yukatta pemberiannya. Di dalam hatinya, ia bertekad akan selalu membahagiakan istri dan anaknya, Sakura dan Sarada. Dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Walaupun ia masih tidak dapat mengatakan maaf secara langsung karena tidak bisa menjadi suami dan papa yang selalu bersama mereka setiap harinya. Ia harap Sakura dan Sarada selalu menanti kepulangannya. Walau hanya beberapa minggu atau beberapa hari saja, ia harap ia dapat memberikan yang terbaik dan membahagiakan keduanya, mengingat tiap detiknya merupakan momen kebersamaan yang sangat berharga.
'Sakura...'
'Sarada...'
'Aku ingin kalian akan terus bahagia seperti ini. Saat bersamaku...
atau saat tidak bersamaku...'
===
part 15 end, to be continued
===
YOU ARE READING
Sasusaku: Home
FanfictionI don't own the characters. Such a sasusaku shipper! My first ff ever, hope you like it all! Sasuke akhirnya pulang setelah menjalankan misinya. Ia berniat memberikan surprise untuk istri dan anak tercintanya, Sakura dan Sarada yang selalu setia men...