1.4 - maafkan, Hanna, ma (edited)

288 43 3
                                    

Hari ini, Sabtu, Hanna hanya berdiam diri di dalam kamar pribadinya. Hanya menatapi sosial media yang sedang ia buka, untuk menghilangkan rasa bosan.

Tok tok tok

"Iya masuk" Hanna menjawab, dari tempatnya.

Ternyata, yang masuk kamar Hanna,ialah Mamanya.

"Ada apa ma?" Tanya Hanna, dengan pelan.

"Mama mau pindah nak, pengen menempati rumah Mama dan Ayah, sendiri" Mama menyampaikan dengan baik. Dengan hati-hati, sepertinya.

"Ha?" Hanna tidak menyangka, Mamanya akan pindah, lalu, bagaimana dengan dia?

"Iyaa Mama, Ayah, sama Abang, sudah sepakat pindah ke Bekasi, rumah lama kita, Mama ga maksa kamu harus ikut, kalo kamu mau ikut, ya monggo"

Hanna berdiam, tidak bergeming. Ia bingung. Ia tidak ingin melepaskan sekolah favorit Jakarta, sekolah yang sangat melebih dari kata cukup. Mau tetap bersekolah disini, Jakarta. Masih mau melihat Rafli.

Oh, tidak, lupakan yang terakhir, terlalu berlebihan.

"Aku menetap disini, menjaga Bunda, maafin aku, Ma" Hanna berkata, dengan hati-hati, dan juga, ya, sedih. Bunda, itu maksudnya, Nenek.

"Oke.. kalau memang itu keputusan kamu, tapi... kamu harus janji sama Mama, Ayah"

"Janji apa?"

"Janji kalo kamu harus, tambah pintar, dan nurut sama Bunda" perintahnya.

"I'm promised! Pada hari ini tanggal 13 Januari 2016 ini, dan janji itu akan dijalankan mulai esok" Hanna mengaitkan kelingkingnya, dengan kelingking Mama-nya.

"Thank you, my darling" ucapnya, dan memeluk Hanna erat, serta mencium keningnya sayang.

"So kamu harus belajar dengan giat, from now!" Perintah Mama, lagi.

"YASH!" Kemudian, Hanna dan Mamanya bertos ria.

*chat room 'real friend, no two face -two faces an*

Hanna : duo kunyukkkk

Rayma : ape

Hanna : berasa dipanggil kunyuk ye?

Diva : sent stiker 'jangan mulai deh'

Hanna : gift dong say

Rayma : ^2

Hanna : ngikut2 ae lo dsr fans, ew

Rayma : iya iya mangap fli

Hanna : eh

Hanna : kembali ke topik awal kuy

Rayma : paan

Diva : pe

Hanna : main ke istana ku, kuy

Rayma : kuy lah

Diva : ayuk kuy

Hanna : aduh dsr pea udh ayuk kuy lagi :)

Diva : sent stiker 'bodo amat'

Rayma : gue otw nih

Diva : tar ae kek

Hanna : aduh rayma tersayang qu, makasih lho kamu baik binggow:))

Diva : YAUDAH GUE OTW JUGA

Diva : sent voice message "JANGAN LUPA CEMILAN YAUW"

Hanna : sape lau

Read by 2

Hanna : yah baper

Hanna : iye iye bosqu

Diva : LAGI OTW JAN BAWEL

Rayma : hannaa sayangg, aku udh didepan ay

Hanna : uuw tunggu yaps

Diva : gue udh masuk komplek lu fli

Hanna : aduh nge'fli' nih

Akhirnya, Hanna turun kelantai bawah, dan membuka pintu utamanya, muncullah teman Hanna yang satu.

"Cepet kan gue daripada --" Ucapan Rayma terpotong.

"Apaansi gue udh sampe!" Teriak Diva, ia merasa kesal dengan Rayma.

Hanna tertawa, geli. Sangat melucukan kalau mereka berantem, menurut Hanna.

"Ih yaudah sih!" Sahut Rayma, membalasnya dengan marah juga.

"Udah eh, kuy, masuk" Hanna melerai mereka.

"Huft" Rayma mendengus napas kasar, ternyata, masih emosi juga dia.

"Mamaaaa! Ada rayma sama Diva nih ma!" Teriak Hanna, ia teriak karena ia tidak melihat Mamanya.

"Hallo Rayma Diva !" Mama keluar, dari dapur, dan menyapa teman-teman Hanna ini.

"Mau main ya? Nemenin Hanna, yang lagi bosen ya?" Tanya Mama.

"Iya kita disuruh kesini, terus aku juga lagi bosen yaudah main deh hehe" sahut Rayma.

"Yaudah Hanna jangan lupa cemilannya tuh" perintah Mama.

"Sip ma, ayok naik kekamar gue" Hanna mengambil cemilannya, kemudian mengajak Ray dan Diva untuk kekamarnya.

Mereka langsung heri, -heboh sendiri- gitu, deh, mengagumi kamar Hanna, yang cukup unik, bergaya minimalis, luas, tapi modelnya, tidak membosankan.

"Ohiya han, password wi-fi apa nih?" Tanya Diva, dengan cengar-cengir.

"Sini gue ketik" Hanna menarik handphone Diva, kemudian mengetik password Wi-Fi, di rumahnya.

"Eh gua mau curhat tau" Hanna teringat, apaan tujuan ia, menyuruh teman-temannya, ini.

"Apaan?" Akhirnya, Diva melepaskan pandangan, dari handphonenya.

"Hm?" Rayma juga siap, mendengarkan.

"Mama gue mau pindah" jelas awal Hanna.

"Hah? Terus lu ikut? Jangan dong! Ntar mtk siapa yg bantuin? Tik siapa juga? B ing juga siapa? Ish Hanna mah" Rayma langsung menolak, begini, deh, kalau Hanna bakal pindah.

"Berisik lu, bego sih lo!" Diva, masih ngambek, ternyata, sama Rayma

"Ih lu mah" Rayma tidak peduli, Diva mau mengomelin dirinya.

"Gak tau nih gue masih mikir, menurut kalian gue harus gimana?"

"Terserah lo gue sih" Diva, sepertinya, ia tidak mau mengkritik Hanna, entah menyuruh untuk tetap disini, atau bagaimana.

"Menurut gue lo disini aja kasian kamar lu, mending buat gua huft" Rayma masih bersikeras, tidak ingin sahabatnya, untuk berpindah. Tapi, alasan ia? ya, agak tidak nyambung sih.

***

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang