1.6 - he 'still' love hanna (edited)

309 47 1
                                    

Arka POV

BRUUKK!

Seseorang menabrak bahuku, sampai-sampai orang tersebut hampir jatuh. "Jalan tuh, ya, pake mata!" tapi, saat dilihat siapa orang tersebut.

Gue langsung diam, membisu, tidak, tidak mungkin ini, Hanna?

"Loh hanna lu lagi kesini? Eh lo kenapa han?" Tanya gue panik, karena gue dapat melihat pipinya telah banjir, dibanjiri air mata.

Sungguh, gue enggak tega, kalau ia menangis. Duh, tuhan, dia kenapa?

"Arka!itu!" Diva menunjukkan jari tangannya, ke arah belakang badan dia.

Ya, gue melihat ada Rafli juga Hasna.

Gue tau Hanna jealous parah,

Gue, pun, sudah tahu, kalau Hanna suka sama Rafli.

Juga, sekelas pun, sudah tahu.

Tapi Rafli?

Dia tidak gampang peka.

Dia belum tahu hal ini, sepertinya.

Dan hal inilah -Hanna suka sama Rafli- yang menjadi penghalang gue, untuk dekat lagi dengan Hanna.

Ya, gue menyukai Hanna sejak kelas 7.

"Loh Arka? Lagi kesini juga?Oalah lagi sama pacar ---" suara cowok lain berkata, saat kita menengok ke arah sumber suara, Hanna langsung membuang muka, ke arah lain.

"Bukan, itu Hanna" Diva mengelak Rafli, dengan nada jutek.

"Hah? Hanna?" Rafli terkejut.

Kemudian, Rafli pun ikut berjongkok, disamping Arka. "Loh hanna lu kenapa kok nangis?" Tanya Rafli, tuh kan, dia, masih tidak peka.

Hanna melihat Rafli sekilas lagi, namun ia langsung membuang mukanya kembali, lalu, menghapus air matanya yang hampir saja tumpah, lagi.

"Udah, ah, gue mau keluar" Hanna berdiri, kemudian menghentakkan kakinya, kencang. Membuat orang-orang di sekitarnya, cukup terkejut.

Dan, kita semua mengikuti Hanna keluar, kecuali Rafli. Baru saja, sudah berada di ambang pintu, 2 orang, memeluk Hanna dari samping.

"Hanna, gue, tau lu cemburu, udah, ya jangan dipikirin, okey?" ternyata, ya, Nada.

"Ga kok gue cuman pen keluar disini gerah" jawab Hanna, dengan senyum pahit, ya, pahit.

"Sabar ya Han" Salva ikut memeluk Hanna.

"Seliw Sal" jawab Hanna, dengan nada yang menusuk.

"Gue kesana, ya, sama Salva, udah jangan, dipikirin lagi, ya, Hanna" pamit Nada, kemudian mereka meninggalkan Hanna.

Hanna tersenyum kecut. Juga, dingin.

***

Sekarang, kita, berempat, sedang berada di Starbucks Coffee.

"Hanna, lu jan galau, gue traktir nih hehe" tawar gue, saat ini, kita sedang di kasir, untuk memesan minuman.

"Hmmm serius nih?" Hanna bertanya balik, dan, dia, tertawa -gue tahu, kalau itu hanya tawa fake.

"Iya lu pasti mau Java Chips kan? Kesukaan lo kan itu?"

Tidak sadar, setelah mengantri, kita sudah didepan Pelayan Kasirnya.

"Ya, kak, Selamat Siang, kak, mau pesen apa?" tanya pelayan tersebut.

"Java chipsnya dua, ya, mas" sahut gue. Oiya, btw, Rayma sama Diva, sudah pesan duluan, barusan.

Setelah menunggu beberapa saat, minuman kami, sudah berada di tangan, dengan nama kita masing-masing.

Kita pun menghampiri, tempat duduk, yang sudah ditempati Rayma, juga, Diva.

Kami, masing-masing berdiam diri, Rayma dan Diva, berkutat dengan handphonenya. Sedangkan, gue dan Hanna, sama-sama berdiam, berpikir masing-masing.

"Lu sayang banget ya sama Rafli?" Bodoh. Arka bodoh. Kenapa, kata-kata tersbut, dapat keluar, dari mulut ini.

Bodoh!

"Biasa aja" Hanna menjawabnya, dengan nada dingin, nada menusuk.

"Gamungkin, lah, kalo lo biasa aja" kata gue, lagi. Lagi lagi, kenapa bisa keluar?

Bodoh sekali kau Arka.

Ia malah membuang mukanya ke arah lain, sambil memainkan sedotan minuman ia.

"Dia gabisa, jawab sekarang, Arka" Rayma mengerti, Hanna tidak bisa menjawabnya.

"Lagi pula, kalo, iya, kenapa sih?!" Tanya Hanna, dingin, tapi menyesekan.

"Eh gimana kalo kita ke timezone?!" Ajak Diva, ia mengalihkan pembicaraan canggung ini.

"Kuy Div!" Jawab Rayma, ia menyetujuinya.

"AYOK KITA NGE-SNAP SHOOT HEHE" jawab Hanna, semangat, kemudian dilanjutkan cengiran manjanya.

Ah, Hanna manis sekali. Bersyukurlah kepada Diva, Hanna bisa tersenyum, lagi.

"Arka ikut kan? Hehe, ikut aja yuk" tanya Hanna kepadaku.

Gue pun mengangguk dan juga tersenyum. Dia, pun, tersenyum balik.Senyuman manis nya yang membuat gue menyukainya.

Sejak kelas tujuh, dahulu.

Flashback on

Kelas 7 semester 1

"Iya, di kelas ini, kelompok ips nya sesuai absen berisi 5 orang, berarti absen 1-5, 6-10, 11-15, 16-20, dan seterusnya ya, dan, setelah menemukan kelompoknya berkumpul bersama" perintah ibu guru matematika seangkatan.

"Yah, Bagas kita sekelompok sama siapa, aja, nih?" Tanya Arka kepada Bagas, karena absen mereka 16 dan 17. Sudah pasti mereka sekelompok

"Eh woi absen 18 19 20 siapa aja?" Teriak Bagas, yang membuat sekelas melihat sekilas ke arahnya.

"Gue, Chaca, sama Shafa" tiba-tiba ada seorang cewek yang duduk diujung sana, menjawab pertanyaan Bagas.

Dia, Hanna

Mereka -Bagas dan Arka- menghampiri meja yang sudah ada tiga orang perempuan, -Hanna, Chaca, Shafa- di salah satu meja dikelas.

Kita pun duduk dengan Arka disamping Hanna, Bagas didepan Hanna dan disamping Chaca, juga Shafa yang duduk di meja paling pinggir.

Kita pun berbincang untuk membahas kita akan bekerja kelompok dimana

"Kerkel dimana nih?" Tanya Hanna suaranya yang khas cadel huruf 'r'.

"Dirumah yang ada wifi nah wkwk" usul Chaca dan menatap Hanna nakal

"Berarti rumah gue nih?" Tanya Hanna kembali

"Okedeh mau kan Bagas, Arka?" Tanya Shafa

"Mau dong enak lho dikamar gue" Hanna menatap Arka dan tersenyum

"Hee... iya..ya..udah" jawab Arka salting

Dia tergila-gila dengan senyuman Hanna.

Flashback off

***

Kalian nyebelin! Ga ngevote, ih. Kesel daku.

Hehe, gadeng gadeng gua ga kesel kok. Hehe.

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang