1.9 - angin doang di hidup dia

261 38 3
                                    

Author POV

Jumat, 22 Januari 2016.

"eh, woy, ultah putri nih, patungan wey" Hanna mengajak Azhira, untuk ikut berpatungan, right!, Putri akan berulang tahun 'sebentar lagi'.

"iya, iya nih, santai kali 18 Februari ini, masih lama woy, masih lama" Tapi, tetap saja, Azhira memberi uang berwarna hijau, kepada Hanna.

"Makasi yha, ya, kan gua transfer dulu, tau" jelas Hanna. Yap, apalagi kalau tidak membeli balon foil. Waktu itu, Putri pernah meminta, saat ulang tahunnya, ia ingin mendapatkan balon foil, berwarna emas.

Putri sudah tahu, bahwa apa yang diminta Putri, kemungkinan dikabulkan, pastinya dengan Hanna.

Jadi saat, awal Januari, si Putri sudah men-request mau kado apa, padahal Hanna sempat lupa dengan hari ulang tahun Putri. Dia bilang, gini : "Han, gua ultah, beliin balon foil gocengan, nih, gini yak! Tulisannya.. hm.. HBD PUTRI, gitu deh"  Putri menjelaskan, bagi Hanna, Putri terlalu kegeeran.

Tapi, Hanna menjawabnya dengan terkekeh, "Lah? Gua aja lupa ultah lo, siapa lo? Request kado, idih" Kemudian, Putri cemberut.

Okey! Back to the, earth.

"Hai, Hanna, tumben turun, biasa kita ketemu juga, di, kantin doang" Tiba-tiba, dari pintu kelas VIII-4, keluarkan Navia. Chairmate Putri, kalau tidak salah. Dan, chairmate Hanna, waktu kelas VII. Yo, VII-7. Kelas, Azhira dan Putri, juga.

"Nav, sebangku Putri, kan?" Tanya Hanna. Hanna ingin memastikan.

"iya, ngapa, han?" Tanyanya.

"itu, duh, apa ra, apa itulah, mm" duh, Hanna kenapa deh?.

"patungan, buat kasih suprise, Ulang Tahun, Putri" Azhira menjelaskan.

"oh! entar ya, duit gua, seratusan, tar deh pas pulang, gue jajan dulu" Navia memberi tahu.

"lo, mau ke kantin ? Sama siapa?" Tanya Hanna.

"tuh, han, noh sama si, Dimas" Azhira menunjuk. Ke arah laki-laki yang dimaksud.

"Apasi, ra " Navia memukul pelan lengan Azhira.

"Oh sama Dimas, anak kelas gua, pacar baru, Nav?" Tanya Hanna, sambil memainkan alisnya.

"Mampus!" Umpat Hanna, ia terkejut, ternyata ada Rafli, disana. Di belakang Dimas. Dan tanpa sengaja, mata kita sempat bertemu. Hanna langsung saja, memutus kontak mata mereka.

Kemudian, Hanna berlarut dalam diam. Bengong.

"eh kayaknya mereka tau jam deh... ups!" Hanna refleks menutup mulutnya, sudah kebiasaan ia, suka ngeceplos aja, kalau lagi bengong.

"Hah? jam?" tanya Azhira, bingung

"heh? Ga, iya, ga kok" Duh, bagaimana ini? Oh iya, btw, Azhira emang tidak tahu.

"Heh! Lu udh ketauan banget, muka lu menunjukkan bohongg, Haannaaaa sayang" duh, aduh, mampus deh, lu.

"Ga, sih, engga" jawab Hanna. Yha, sudahlah.

"Udah gc kasih tau gak?! Kalo ga gue minta duit gue lagi" Yha, apa lagi daya Hanna, hanya bisa pasrah.

"Iya iya, okey, gua kasih tau, gaiklas banget, deh,"

"Gue kasih jam tangan ke Rafli, dan dia gapake, dan gue kasih dalam rangka ulang tahun dia kmrn" Yap, segitu aja ceritanya, selesai, kan?

Hanna melihat Azhira tercengang. Hanna ngakak, sendirian. HAHA.

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang