Part 18 - do you love me?

200K 8.1K 714
                                    

ATTENTION!!!

Untuk part selanjutnya hanya bisa dibaca oleh para followers akun ini!!!

Akan ada beberapa part yang hanya di kunci, dan ada beberapa part yang tidak dikunci.

Hehehe, sorry!but enjoy the story guys!

***
Aku terduduk diam menatap makanan ku. Sudah seminggu lebih aku jarang makan dan jarang berbicara.

Sekarang aku kembali ke rumah. Bunda masih marah dengan ku, tapi aku mengacuhkan Bunda. Bunda keliatan banget enggan marah kepadaku. Tapi mengingat dirinya yang merasa gagal menjadi seorang Bunda, dia menghukum aku dengan masih berpura-pura marah dengan.

Sedangkan Ayah dia kembali ke jogja mengurus pekerjaan nya yang sempat kacau karna memikirkan ku.

Salah ku, memang salahku.

"Makan dong atuh Non!" Gerutu si Mbok yang kini menatap ku kesal. Hampir semua makanan yang dia berikan hanya aku tatap dan diaduk-aduk.

"Iya, dikit lagi." Kataku yang masih menatap kosong makanan.

Terasa helasn nafas si Mbok. Dia ngga suka kalau makanan buatan nya hanya dilihat tapi ngga dimakan.

"Emm... Non." Panggil nya pelan.

"Apa?"kataku yang masih enggan menatap nya.

"Emm... Mau nanya nihh."

"Jangan sekarang mau nanyain Demian. Nanti aja." Kata ku berdiri dan meninggalkan Mbok yang menatap ku sedih.

Aku menatap diriku di kaca. Aku terlihat kurusan sekali. Perut ku kembali rata. Sepertinya kebohongan aku hamil akan terkuak cepat atau lambat.

"Sepertinya semua ini sia-sia." Perlahan aku mengusap perutku yang rata. "Entah kenapa terlintas kalau aku sekarang sangat menginginkan kehamilan ini. Mengingat Demian yang entah kemana sekarang, coba aku hamil sungguhan. Pasti dia ngga akan meninggalkan aku." Tawa ku hambar.

Ngga mungkin Demian kembali kepada ku. Dia sudah hilang. Aku sempat menyuruh Kahfi membantuku untuk mencari Demian dimana. Tapi nihil. Sekali nya pun aku menyewa mata-mata swasta pun hanya menguras pikiran ku. Belum ditambah berita yang menyakitkan nantinya.

Aku merasa pusing dan berbaring di sofa ruang tamu. Entah kenapa kepalaku sangat sakit sekali. Belum lagi pandangan ku yang mulai mengabur.

Aku menggelengkan kepala ku dengan kencang mencoba menghilangkan rasa nyeri dikepala. Tiba-tiba aku merasa semua hitam dan kepala ku seperti terbentur.

***

DEMIAN POINT OF VIEW.

"Mian, menurut mu baju mana yang bagus? Yang mana?" Katanya sambil bercermin membawa dua baju yang berbeda.

Aku tersenyum melihat tingkah nya. "Kamu cantik memakai apapun menurutku."

Dia menatap ku kesal, "Aku hanya menanyakan 1 barang aja. Apa susah nya jawab 1 aja."

Aku tertawa geli menatap nya, sikap anak kecilnya dan keras kepala nya dia tidak pernah hilang, mirip sekali dengan Nayla.

Tunggu...Nayla? Oh tuhan!

"Mian? Kenapa kamu jadi pucat gitu?"

"Ak..aku tidak apa.. Aku harus keluar sebentar. Aku akan kembali lagi." Ucapku cepat mengecup pelan dahi nya dan pergi begitu saja.

Aku sekarang memacu mobil ku secepat mungkin. Bagaimana aku bisa melupakan Nayla! Mungkin hampir seminggu aku meninggalkan dia! Yaampun aku sangat jahat dan brengsek. Aku meninggalkan Nayla begitu saja tanpa ada kabar yang aku sampaikan dengan nya.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang