The Beginning

360K 10.3K 323
                                    


Aku menjalankan kaki ku dengan cepat karena takut akan telat masuk ke dalam kelas ku sekarang. Sebagai mahasiswa kampus yang memiliki riwayat buruk di sekolah dan jelek di mata para dosen, aku harus memperbaiki itu semua karena aku harus mengejar gelar S1 ku tepat usia ku 23.

Sudah banyak tugas yang gagal aku kerjakan karena salah penyebutan dan kurang teliti atas kasus yang aku masukan ke dalam tugas ku. Akibat nya adalah jarang sekali ada tugas ku yang lulus di mata kuliah ku.

Apa lagi di mata kuliah nya Pak Demian. Bisa-bisa aku ngga akan pernah lulus mata kuliah dia ini mah. Apa lagi absen ngga hadir ku membuat point ku menurun di mata nya pasti.

Mengingat kejadi 2 hari lalu, keadaan canggung memang aku dapati setiap bersama nya. Tapi entah kenapa berbeda dengan diri nya adalah dia semakin dekat dan perhatian dengan ku.

Bahkan dengan terang-terangan pun Pak Demian sering menampilkan betapa romantis nya dia di depan para mahasiswa di sini. Itu yang membuat ku malu karena turun sudah harga diri ku ini.

Aku milirik perempatan lorong kampus yang sedikit sepi, jam segini memang banyak jam kuliah yang ada. Dan sudah di pastikan melihat keadaan sepi ini aku akan telat.

Aku semakin mempercepat langkah ku hingga akhirnya aku bisa berada di depan pintu ruangan 136.

Aku menatap disana ada Pak Demian yang sedang duduk di atas meja nya sambil menjelaskan sebuah materi bahan mengajar nya.

Semua mata menatap ku penuh antisipasi. Sudah menyebar luas berita panas hubungan ku dan Pak Demian. Pasti mereka mengharapkan sebuah adegan antara aku dan Pak Demian.

"Permisi... Maaf saya telat, Pak." Ucap ku sambil mendekat kearah nya.

Dia menoleh ke arah ku sambil meneliti penampilan ku. Tidak ada yang salah dengan hoodie merah maroon di padukan jeans hitan dan converse merah yang senada dengan hoodie ku. Tapi kenapa dia menatap ku seperti itu?

"Kenapa kamu baru datang?" Tanya nya datar menaikan sebelah alis nya.

"Telat." Jawab ku seadanya.

Dia mendengus jengah, "Saya tau kamu telat. Kalo kamu ngga telat juga kamu udah duduk di antara teman-teman kamu itu kan?"

Aku mengangguk mengiyakan. Bodoh nya memang aku adalah setiap jawaban ku memang sangat tidak masuk akal.

"Maaf Pak kan saya punya alasan tersendiri."

"Coba jelaskan apa alasan itu? Biar adil semua orang disini mengetahui kenapa mahasiswi berandal satu ini bisa telat."

Sial! Kenapa dia harus menyebut namaku berandal coba. Jatuh nya kan disini aku seperti perempuan ngga benar. Dan jatuh nya aku begitu memalukan. Aduh turun harga diriku sudah. Sekitar 40an mahasiswa menatap ku sambil cekikikan.

Aku menghela nafas gusar, "Pak! Kalo saya emang ngga boleh masuk yaudah bilang aja. Ngga usah di permainkan gini dong!" Ketus ku menatap nya kesal.

Ya memang sih aku mulai mengakui nya sebagai kekasih semenjak kejadian waktu itu, tapi ini ngga adil dong. Mana ada kekasih yang sewenang begitu aja.

Dia menatap ku bingung, "Loh? Apa salah nya? Saya kan hanya menjalan kan tugas saya sebagai dosen dan memperlakukan adil setiap mahasiswa saya." Jelas nya.

Ahh... semakin malu. Di sini jatuh nya aku seperti remaja labil yang sedang menuntut posisi nya di depan kakasih nya.

Aku menghela nafas. "Tadi saya makan di kantin gedung C Pak. Makanya telat."

Ya! Itu alasan terjujur yang aku sampaikan. Aku memang tadi saat berangkat ke kampus dalam keadaan perut keroncongan. Dan lebih sial nya aku malah jadi ingin bakso gepeng di kantin gedung C. Padahal ya bakso nya biasa aja, tapi entah kenapa kok rasanya pengen banget. Dan alhasil aku telat. Jarak gedung C ke gedung G itu harus memutar ulang gedung A.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang