Part 16 - Tidak pulang ?

197K 7.7K 88
                                    

HAI SEMUANYA. IM BACK.
Aku ada berita sedikit nih hehe.
Baca ya cerita baru aku. Judulnya itu LEVINA .
Vote dan comment juga ya buat cerita baru aku, tapi buat pembaca yang dibawah umur dilarang mengikuti keras jalan cerita ku! Hehe.

Selamat menikmati cerita ku!

__________________________

Cuaca hari ini mendung. Aku mengesap kopi hangat ku melihat awan hitam yang menyatu rata di langit.

"Jadi tadi siapa nama cowok lo? Gua lupa." Kata kahfi yang masih penasaran tentang kehidupan ku.

Dia memang tipe orang yang kepo. Sekarang aku dan dia sedang duduk bertukar banyak cerita.

Ternyata Kahfi itu adalah pengusaha. Walaupun masih baru menginjak dunia bisnis, tapi dia cukup lihat untuk menangani perusahaan nya dia.

Dia memang sempat bekerja menjadi kasir di rumah sakit, tapi ternyata dia hanya menemani neneknya yang bekerja disana.

Terlihat sekali dia sangat sayang dengan nenenknya. Karna yang dia punya di dunia ini hanya nenek nya yang sekarang.

"Kepo deh lo ah! Lo udah nanya 3 kali dan masih lupa." Cibir ku yang melihat dia tertawa tanpa suara.

Dia cukup manis menurutku.

"Ngga gitu Nay. Sumpah deh gua beneran lupa namanya."

"Demian, Demian Alatas." Kata ku lagi.

Tiba-tiba dia terdiam dan menatap ku serius. Dia memajukan kursinya dan mecondongkan badan nya kearah ku. "Alatas? Dia keluarga Alatas? Dia Demian Alatas anak dari Roger Alatas? Dia dosen muda yang mengajar di universitas apa tuh lupa gue." Tutur Kahfi yang mencoba mengingat-ngingat.

Aku hanya tersenyum tipis. "Iya dia cowok gue. Dia emang dosen tapi umur nya lebih muda tau!" Jelasku yang ingin membuat dia yakin.

"Ah masa?! Pasti umurnya 30. Iyakan? Apa 35?"

Aku mencubitnya dengan keras dibagian lengan kanan nya yang diikuti rintihan kesakitan Kahfi. "Aww!! Sakit bego!" Kata Kahfi yang sarkas. "Terus umurnya berapa hah?!"

"Dia masih 26 tahun asal lo tau."

"dan umur lo berapa? 50?" Dia tertawa kencang lagi sambil memegangi perutnya. Bagus sekali sekarang semua orang di cafe melihat kita berdua.

Aku langsung menenangkan Kahfi yang begitu senang padahal aku tidak tau apa yang lucu dari perkataan nya.

"Ih kahf! Berisik! Kita diliatin tau ngga sih!" Kataku kesal sambil menarik-narik kain celana didengkul nya. "Ih! Jangan bikin malu kek."

"Ah apaansi narik-narik celana gue aja lo!" Ucapnya risih langsung menyingkirkan tanganku. "Mesum tau ngga lo megang-megang gua!"

"Dih pengen banget lo!" Kataku kesal menatap nya.

Aku manatap luar jendela, aku menangkap Demian yang sedang lari terburu-buru keluar dari lift dan menuju basement. Aku langsung mengernyitkan dahi ku memastikan apa itu Demian atau bukan.

Sepertinya dia tidak melihat ku yang duduk di cafe. Padahal dalam segi penglihatan menurutku seharusnya dia melihat aku. Tapi ternyata aku diacuhkan.

Sepertinya dia sangat terburu-buru. Buktinya dia masih memakai baju yang sejak tadi aku tinggal ke market.

"Eh eh! Itu cowok lo kan? Kok dia pergi?" Tanya Kahfi yang ternyata dia mengikuti pandangan ku. "Mau kemana dia Nay? Lo ngga coba kejar?"

Aku langsung bingung dengan tampang planga plongo ku menatap Kahfi. "Ha? Ha? enggalah. Mungkin dari perusahaan nya. Tadi dia cerita kalo lagi ada masalah gitu deh. Gue mana ngerti sama gituan Khaf."

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang