Part 8 - what should i do

265K 8.6K 168
                                    

Demian Point Of View

Aku menghempaskan tubuhku dikasur dan memijit pelan pelipis ku. Letih sekali hari ini. Bukan karna pekerjaan. Tapi karna masalah yang aku buat karna  kebodohan ku dalam berbicara.

Kebodohan ini melibatkan perempuan yang amat aku cintai akhir-akhir ini. Nayla. Mahasiswi ku dikampus. Dia perempuan cantik dikelasku. Rambutnya yang cokelat kemerahan selalu menarik perhatian ku. Bukan hanya itu,mata nya. Dia punya cokelat yang sangat indah.

Kebodohan ini sekarang menipu beberapa orang, termasuk Mama. Mama orang pertama yang aku cintai setelah Nayla. Mama yang selalu ada setiap masalah datang kini sudah percaya atas kebohongan ku.

Kebohongan yang amat berat. Tentang kehamilan Nayla yang aku buat-buat waktu itu.

Entah berapa lama kebohongan ini berlanjut, tapi aku harus mengakhirinya.

Ada dua cara. Mengakuinya kalau Nayla tidak hamil, atau membuat Nayla hamil.

Tok.tok.tok.

"Demian,boleh Mama masuk sayang?"

Aku bangkit duduk ditempat tidur dan mengangkat kedua alisku. "Hmm" Gumam ku kencang.

"Sayang,kamu lagi apa ?" Tanya Mama yang sudah didalam kamar ku.

"Duduk" Jawabku singkat.

Mama tersenyum lembut kearah ku. Beliau berjalan dan duduk disampingku. "Sayang, jangan bohongin Mama"

***
Back to Nayla

"Hallo Bun?" Sapa ku senang saat telepon ku diangkat oleh Bunda.

"Hallo sayang, gimana kabar kamu disana ?"

Aku mendengus geli "Baik kok Bun. Ya gitu-gitu aja deh"

"Iyadeh. Tumben kamu nelpon Bunda ? Ada apa?"

"Ngga apa kok Bun. Ohya, Bunda masih lama disana ?"

"sepertinya tidak. Ayah mu kangen makanya mau cepat pulang"

Aku tertawa pelan mendengarkan perkataan Bunda. Ayah memang selalu begitu, ngga bisa jauh dariku. Setiap Ayah keluar kota atau keluar Negri, pasti ada kata kangen dari nya. Aku dan Ayah memang selalu ngga bisa jauh dan selalu terbiasa bersama. Makanya itu Ayah atau aku pun selalu merindu. Mungkin ikatan batin.

"Bun,mending Bunda liburan sekalian deh sama Ayah" Ujarku sambil menyender dikepala ranjang.

"Ngga deh,Bunda mau cepet pulang. Gatel tangan Bunda ngga megang panci"

Bunda itu seorang koki handalan tingkat kelas kakap di hotel terkenal berbintang lima di negara ini. Kehebatan Bunda dalam memasak udah ngga bisa diragukan lagi. Bunda sangat pintar dalam bidang nya itu. Ngga salah Ayah mendapatkan istri yang sangat pintar dalam dapur. Makanya Ayah selalu memuji masakan Bunda.

"Iya aja deh Bun. Oiya Bun, tiga hari lagi Nay mau liburan ke Bali. Boleh?" Ucapku memberi tau keinginan ku.

Ya,minggu depan aku akan berliburan ke Bali sama Demian. Kita berdua ingin bersantai dan merayakan ulang tahun Demian disana. Demian mengajak ku untuk menginap dihotelnya, dan tentu aku terima ajakan nya. Bodoh sekali aku ngga menerima ajakan yang membuat aku senang. Bali coy Bali, nenek-nenek tattooan juga pasti bakalan mau diajak ke Bali, apa lagi sama Demian.

"Bali? Bukan kah kamu kuliah sayang?"

"Aku liburan semester Bun"

"Ohh, baiklah. Kayaknya kamu juga butuh liburan. Bunda izinin kok. Nanti Bunda akan tanya Ayah" Tutur Bunda.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang