1. Caffè Latte

87 10 0
                                        

I hate to turn up out of the blue uninvited

But I couldn't stay away, I couldn't fight it.

I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over....

Potongan lirik itu seakan mengusik jiwa Sena yang tengah duduk di sebuah cafe berkonsep mini classic.

Sena menatap keluar jendela, lalu lalang kendaraan kota Jakarta memang tak bisa dihindarkan. Sangat berbeda ketika ia berada di Jepang. orang-orang yang berjalan kaki lebih banyak dari pada kendaraan.

"Silahkan, ini minumannya nona Selena" Sena tersentak dari lamunannya dan akhirnya tersenyum sambil menyambut secangkir coffee dari sang "pelayan"

"Terima kasih" Sena kembali fokus ke tablet nya sembari menyesap coffee yang ia pesan tadi.

"Hey gung! Kau memberikan aku Latte lagi? Aku kan memesan Esspresso!" Sena melotot, pria bernametag Agung Kurniawan itu tersenyum

"Jika aku memberikanmu Espresso kau akan sakit perut dan mengeluh padaku seharian karena maag mu kambuh. Dan aku tidak ingin hal itu terjadi jadi... aku memberimu Latte"

Sena mendengus, percuma memarahi Agung, pasti ia akan kalah.

Well, Agung sangat tau tentang dirinya,hidupnya bahkan kisah kelamnya. bisa dibilang jika Agung lebih mengerti Sena dibandingkan dirinya sendiri.

Ibu mereka bersahabat, jadi tak heran jika mereka meneruskan "warisan" orangtua mereka.

Tumbuh bersama, membuat Sena seolah mempunyai seorang "pelindung" untuk hidupnya dan karena Agung lah... ia bisa bangkit kembali.

"Tapi ini berarti kau membuat pelanggan kecewa" ujar Sena

"Aku akan lebih kecewa jika salah satu pelangganku sakit karena kopi yang ia pesan" Sena menyenderkan punggungnya, dan menatap Agung dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Memangnya, ada apa dibalik Latte? Sebelum kau ke Jepang kau sangat menyukai kopi itu, tapi setelah kembali dari Jepang kau......"

"Latte? Apa enaknya kopi itu? Selama kau mengenalku apakah aku pernah mengatakan bahwa aku menyukai kopi itu?"

"Kenapa kau marah? Aku kira kau menyukai Latte karena kau sering memesan kopi itu jadi..."

"Jadi jangan menyimpulkan apapun tentangku dan Latte jika kau tidak tau apa-apa!" Sena beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Agung yang duduk sambil menatap kepergiannya

"Apa yang sedang kau pikirkan Selena?" Gumamnya dalam hati.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆

"Aku hanya ingin bernafas untukmu"

"Sena, aku tidak akan pernah meninggalkanmu"

"Latte sangat manis seperti dirimu"

"Aku sangat suka Latte, karena bagiku Latte menggambarkan dirimu"

"Sena, aku mencintaimu"

"Sena, aku akan segera menikah"

"Sena, kita harus putus"

Sena

Sena

Sena

Sena

"Tidaaaakk"
Sena terbangun, keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Detak jantungnya seolah dipompa tanpa henti.

"Ya Tuhan, mimpi apa aku barusan" Sena menekuk kakinya di depan dada dan menelungkupkan wajahnya.

Tok

Tok

Tok

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang memakai piyama ultraman nya

"Mama...."

.............

My MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang