6. Back (2)

47 8 1
                                    

12 tahun yang lalu

Agung mengerjapkan matanya, suara bisikan halus ditelinganya membuatnya mengeratkan pelukannya pada gulingnya.

"Agung..." sekali lagi suara itu mengusiknya.

"Ishh nih orang. Agung! Bangun ihhhh, bantuin tugas Biologi." Agung akhirnya menyibakkan selimutnya, dan ditatapnya seorang gadis yang tepat berada diatas tubuhnya.

"Apa sih Sen?" Ujarnya halus.

"Bantuin tugas Biologi. Susah banget." Sena mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah iya, minggir dulu. Aku mau bangun." Sena pun akhirnya pindah dan memilih duduk di pinggiran tempat tidur Agung.

Agung duduk disebelahnya dan diam beberapa menit.

Sena yang melihat Agung hanya diam saja terlihat kesal.

"Gung! Kok diem sih? Bantuin!"

"Ya Allah Sen, ngumpulin nyawa dulu. Yaudah, mana coba sini." Agung mengulurkan tangannya mengambil buku yang ada di pangkuan Sena dan berjalan menuju meja kecil tepat di depan ranjangnya.

Sena mengekori Agung dan duduk di depan laki-laki bertubuh tinggi itu.

drrrrrttt

Drrrtttt

Ponsel Sena bergetar, dan tanpa melihat siapa yang menelpon, ia pun langsung mengangkatnya.

"Halo, moshi moshi!"

"Hai Di. gue lagi di rumah Agung,Kenapa? Ohh tugas Biologi? Belum kok, lo ke sini aja, ngerjain bareng. Ya nggak papa dong, Oke! Sip. Gue tunggu ya? Bye.."

"Siapa?" Tanya Agung tepat saat Sena mematikan sambungan teleponnya.

"Hah?"

"Siapa yang telpon?" Tanya Agung sekali lagi sambil membolak balik halaman buku Sena.

"Ohh, Dian. Kenapa?"

"Nggak, nanya aja. Ngapain dia telpon?"

"Dia tadi nanya, aku udah ngerjain Biologi apa belum. Terus aku tawarin aja ngerjain bareng, lumayan pendekatan ke adeknya dulu. Ciye nanyain Dian." tawa nyaring Sena menggema di telinga Agung.

Agung mengerutkan keningnya bingung,"Pendekatan? Adeknya? Adeknya siapa?" Sena meletakkan pulpennya dengan malas

"Omaigat gung, Diandra kan adeknya kak Dave, yang waktu itu nolongin kita pas mobil kamu mogok." Agung menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Ohh yang itu." Sena mengangguk semangat.

"Gila ya gung, cowok sekeren kak Dave bisa kuliah di Jepang. Beasiswa lagi."

Pada saat yang bersamaan, bel rumah Agung berbunyi.

"Udah dateng tuh orangnya, bukain gih." ujar Agung tanpa sedikitpun tertarik dengan ucapan Sena.

Sena mengangkat tangannya seperti ingin memukul Agung, namun ia lebih memilih berlari keluar kamar dan turun kebawah, diiringi dengan gelengan kepala Agung.

Tanpa Sena sadari, hal-hal kecil seperti itu lah yang membuat Agung terus jatuh dalam lembah yang bernama Cinta. Yang sama sekali tak bisa ia hindari.

********

Seiring berjalannya waktu, akhirnya Sena berpacaran dengan Dave. Dan Agung pun hanya bisa menampilkan senyum palsunya kepada Sena, dengan embel-embel doa supaya hubungan mereka langgeng.

Agung pun yang selama ini pulang dan berangkat dengan Sena, kini merasa ada yang hilang. Jok belakang motornya yang biasanya diduduki oleh Sena, sekarang kosong ditinggal sang pemilik.

Di luar gerbang sekolah, Agung melihat Dian berdiri seorang diri di pinggir trotoar, saat itu sudah pukul setengah enam sore.

Memang kelas 12 baru pulang karena ada tambahan PM. Agung pun menghampiri Dian.

"Hai Di. Kok nggak pulang?" Ujar Agung setelah membuka kaca helm full face nya.

"eh Agung, nungguin taksi nih gung, nggak ada yang lewat dari tadi, lo kenapa belum pulang?"

"Ooh gitu, gue tadi dipanggil sama bu Rismarin, yaudah bareng gue aja Di, nggak baik tau cewek pulang sendiri, mau maghrib lagi." Dian tampak berfikir,

"Yaelah kebanyakan mikir, ayok." Agung pun menarik tangan Dian dan memberinya helm.

Dian pun naik ke motor besar berwarna merah milik Agung. Tapi Agung malah melepaskan helm dan kemudian jaketnya.

"Ngapain gung?" Tanya Dian

"Nihh pake, rumah lo kan jauh. Ntar sakit lagi." jawab Agung sambil tersenyum.

"Sena nggak marah nih helm nya dipake?" Canda Dian.

"Bisa aja Di."

Dari situlah Dian dan Agung dekat tanpa Sena ketahui. sampai Akhirnya Agung mengajak Dian untuk memulai suatu hubungan.

Lambat laun sampai hari kelulusan, hubungan Dian dan Agung berjalan seperti pasangan lainnya.

Nonton bioskop, makan, main ke taman hiburan, baca buku, belajar bersama, sampai mereka pindah ke Jepang untuk kuliah di kampus dan jurusan yang sama.

Tapi hal ini tidak membuat hubungan mereka semakin dekat. Malahan Dian merasa Agung berubah.

Hal ini baru ia rasakan ketika Sena sakit. Saat itu mereka berjanji akan bertemu di taman dekat kampus, ada yang ingin Agung sampaikan katanya.

Dian menunggu dari jam 4 sore sampai jam 8 malam, dan di kondisi saat itu, salju sedang turun dengan lebat.

Dan yang membuatnya lebih sakit, ternyata temannya bilang kalo tadi di kampus Sena pingsan dan Agung membawa Sena ke rumah sakit, dan catat, tanpa memberi tau Dian.

Mungkin saat itu Dian berfikir kalau Agung melakukan itu semua karena Sena adalah sahabatnya dari kecil, tapi kejadian serupa terus berulang hingga kecurigaannya selama ini membuat hatinya rontok seketika.

Di Apartment milik Agung, ada satu ruangan yang sama sekali tidak boleh dimasuki oleh siapapun. Termasuk Sena.

Saat Agung mandi, waktu Dian mengunjunginya, Dian penasaran dan akhirnya membuka ruangan itu.

Dian terkejut bukan main tatkala pemandangan di depannya membuat hatinya teriris.

Foto-foto Sena menggantung bebas dan menempel disetiap sisi kamar berukuran sedang itu.
Dian membekap setengah wajahnya dengan tangannya, air matanya mengalir deras dan tanpa henti.

Ia mundur beberapa langkah hingga kakinya menginjak sebuah foto, Dian mengambilnya.

Difoto itu, terlihat seorang gadis sedang bermain gelembung sabun dengan riangnya. Kulitnya yang putih pucat membuatnya terlihat semakin cantik.

Dian masih sesenggukan, itu foto Sena! Dan saat itu ia, Agung, Sena serta Dave sedang berkencan bersama-sama atau istilahnya double date

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dian masih sesenggukan, itu foto Sena! Dan saat itu ia, Agung, Sena serta Dave sedang berkencan bersama-sama atau istilahnya double date.

Nyatanya, dibalik foto itu terdapat tulisan tangan Agung yang membuat hatinya semakin hancur.

"I just a low person who can't love you as much as I want. Because I just the one who do not never loved by you. But, there is no one who can change you in my heart. Although My tears always flow, I want to see you again and again. Only you,Selena Monica"

My MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang