8. Why He Comeback?

52 8 0
                                    

Hari ini, Sena sudah diperbolehkan untuk pulang, begitupun Farrel, bocah itu bahkan lebih aktif dari sebelum ia sakit.

Hal ini membuat Sena harus sering-sering mengawasi Farrel, sebab pangeran kecilnya itu bisa tiba-tiba menghilang dari ruangannya.

"Farrel pake sepatunya, mainannya ntar lagi." Sena menghampiro Farrel, namun anak itu malah berlari ke arah pintu.

"Astaga Far..."

"Hai jagoan om." suara Sena terhenti dan tergantikan oleh suara Agung yang baru membuka pintu.

"Om Agung!" Ujar Farrel semangat.

"Kau belum selesai?" Tanya Agung sambil menggendong Farrel.

"Menurutmu?" Jawab Sena kesal. Agung pun tertawa kecil.

"Yasudah, biar kubawakan tas-tasnya akan kutunggu dibawah bersama Brian." Sena mengangguk dan menyerahkan beberapa tas milik Farrel.

"Kopernya tidak sekalian?"

"Tidak usah, biar aku yang bawa. Kau sudah repot dengan Farrel, gung." Jawab Sena. Agung pun tersenyum kecil,

"Baiklah, aku duluan." Dan Agung pun pergi meninggalkan Sena diruang inapnya.

Sena membereskan Beberapa baju kotor serta peralatan mandi Farrel dan memasukkannya ke dalam tas.

"Selesai." Gumamnya, Ia pun melihat kembali ke sekeliling ruangan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.

"Yah ampun Agung, teledornya kumat." Sena melihat kunci mobil milik Agung diatas nakas disampin ranjang rumah sakit.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, Sena pun segera menoleh "Agung kunci mob..... ilnya." Sena berdiri mematung dengan tangannya yang terangkat diudara sambil memegang kunci mobil.

"Dave......?" Gumamnya

-----------

"Farrel udah makan?" Tanya Agung saat mereka sudah berada di basement rumah sakit.

"Udah." Jawab Farrel singkat.

"Bener? Pake apa?"

"Ayam goleng." Agung tertawa,

"Goreng sayang, Go-reng." Agung mengkoreksi ucapan Farrel, Farrel pun merengut sebal,

"Iya om, Go-leng!" Agung kembali tertawa, "iya iya, Go-leng, nah itu om Brian."

Brian melambaikan tangannya kearah mereka, Farrel pun juga ikut melambaikan tangannya.

"Asiik, jagoannya om udah boleh pulang." Ujar Brian sambil tertawa, tetapi seketika tawa lelaki 19 tahun itu terhenti.

"Loh, Farrel nggak pake sepatu?" Agung pun melihat kearah kaki Farrel, dan benar bocah itu tidak memakai sepatu dan hanya mengenakan kaos kaki bergambar Garfield.

"Iya ya, kok gue nggak sadar ya. Tolong gendong Farrel dulu Bri, ada sepatunya Farrel kok dimobil gue." Agung pun merogoh saku jas dokternya, tak ada, ke kantong celana pun juga tidak ada.

"Kenapa kak?"

"Duh, kayaknya kuncinya ketinggalan di meja ruangan. Gue keatas dulu, lo tunggu sini ya Bri."

"Oke, jangan lama-lama kak."

-------------

Nafas Sena tiba-tiba menjadi berat, matanya menjadi buram karena tertutup cairan yang ia yakini sebentar lagi akan jatuh.

"Hai, Selena." Sena tidak menjawab, ia tak ingin menjawab. Tidak ingin!

"Kau... sudah ingin pulang? Apa kau sudah baikan? Ahh, bagaimana kalau kita...."

My MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang