part 8

675 31 4
                                    

"Place noisy not always to point that somebody it continously happy"

~sarapan

"Morning dad mom". Widya langsung menyambar segelas susu dari tangan mom nya.

"Morning dear" Jawab dady berbarengan dgn momy.

"Kenapa semalam dady dan momy ninggalin wiwid sendiri". Widya ngomong sedatar mungkin dan lagi merajuk dgn kedua orangtua nya.

"Bukannya kmu dengan galang ya? Dady liat semalem mobilnya di depan". Ucap dady sambil memakan roti nya.

"Iya, apa maksud perjodohan itu dad? Wiwid udah gede dad dan ini bukan jaman nya siti nurbaya! Wiwid bisa cari pasangan sendiri" Ucap widya emosi

"Sayang kok ngomong gitu dgn dady?" Momy yg berjalan dari dapur langsung duduk di depan widya.

"Widya capek ya dad mom. Wiwid udah nurutin semua kemauan kalian dari sd smp tinggal dg oma dan sma sekolah sendirian karna kalian sibuk dengan dunia kalian sendiri, kuliah juga di newyork dgn tante rara, dan sekarang perjodohan. Hmm miris yhaa"

widya tertawa hambar dan pergi meninggalkan kedua orangtua nya yang lagi bengong dengan perkataan widya.

~Danau

Widya duduk sendirian di kursi taman, widya memikirkan kehidupannya yang acak acakan ini, dia melamun dgn pikiran dia sendiri.
5 menit kemudian , widya beranjak ingin pergi dari tempat duduknya yang menemani dia selama 2 jam ini, yang bisa mengurangi emosi nya saat tadi.
Saat dia berjalan kedepan dengan pandangan kosong.

Bruukkk.....

"Awwwh" erangan widya saat pinggang yang dia rasakan sakit dan nyut nyutan.

"Ihh lo kalo jalan pake ma.." widya kaget ketika melihat galang ada di depannya dengan senyum manis.

"Galang?" Widya kaget banget tapi sedetik kemudian dia memasang wajah sedatar mungkin.

"Ayok bangun!"

Galang pun ngulurin tangan nya buat membantu widya berdiri kembali.

"Gw bisa sendiri". Ketus widyasambil menepis tangan galang

"Ohh" Jawab galang singkat dan membuat widya geram, dikamus widya paling gk suka di kacangin orang. Widya hanya diam sambil mengambil bola futsal dan tas selempang dia.

"Mau kemana lo?" Galang menarik tangan widya.

"Lepasin gak!!"

"Oke gw lepasin, asal lo mau setuju dgn keputusan gw" galang
senyum meremehkan kpd widya

"Apa!?" Ketus widya sambil memandang sinis galang.

"Calm baby. Hahaha gw mau perjodohan kita ini berjalan dgn lancar, tapi dgn syarat lo jangan pernah ikut campur dgn urusan gw, begitupun sebaliknya! Kita urus hidup masing masing. Ngerti gak loo hah?"
Galang berbicara sedatar mungkin.

"Okee. Eitss lo mau semua berjalan dgn lancar apa? Lo setuju dengan perjodohan ini?" Widya pun memasang wajah sedatar mungkin.

"Gw gak bisa nolak, karna papa gw punya penyakit. Dan gw gakmau karna gw nolak dia, sakit dia kumat lagi". Galang menunduk.

"Sakit?" Jawab widya bingung.

"Iya, papah punya penyakit jantung"

Galang memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong, dan membuat widya bingung.

"Ohyaudah gw setuju, malah bagus kalo bebas". Widya beranjak pergi sambil membawa bola futsal nya.

Widya hari ini ingin latihan futsal lagi karna ini hoby dia dari smp.

~lapangan futsal

Widya melihat disana ada joice dan monica serta 4 laki laki yang tidak widya kenal.

"Hoyyy bitch" Teriak widya kepada joice dan monica.

"Wiwid, gilak lo kapan balik? Widdd gw kangen banget dgn lo". Teriak monica langsung memeluk Widya kuat dan joice pun ikut memeluk widya sampai widya terjatuh kelantai.

"Aduhh, biasa aja keleuzz njing, sakit nihhh" widya berdiri sambil memegang pantat nya yang sakit akibat terjatuh dua kali hari ini.

"Hahahhaa mampuss, lagian lo juga ngapa gak ngasih tau kita heh?" Joice pun langsung mengacak acak rambut widya.

"Gw lupa hehe..." jawab widya cengengesan.

"Huuuuu" Monica dan joice pun menjitak kepala widya.

"Ahh lorang kasar sekarang, jadi pysco ya lorang gak ada gw". Widya pun duduk di kursi.

"Hahaha enggak lah, oya kenapa lo bisa kesini?" Ucap joice langsung duduk di samping widya begitupun monica.

"Gw kangen aja pengen main futsal"
Ucap widya jujur.

"Oyaudah gabung dengan mereka yok"

Joice monica dan widya pun berjalan kearah 4 orang laki laki itu.

"Haii , kenalin nih temen gw". Ucap joice kepada teman laki laki nya.

"Haiii babe, kenalin nama gw dimas" Ucap dimas dengan mengulurkan tangan tanda berjabat tangan.

"Widya". Jawab widya sekenanya.

"Gw ijal, gw riki" Ucap mereka barengan dan mendapat jitakan di kepala mereka dari joice.

"Huu lo, dengan cwe aja gesit bener". Semua tertawa

"Arey"

"Widya"

Setelah berkenalan pun mereka bermain futsal bareng.
45 menit main bersama membuat semuanya kelelahan dan terduduk bersamaan di pinggir lapangan.

"Nih wid minum" dimas menyerahkan minum kepada widya.

"Huu modus modal dusun" teriak ijal dan mendapatkan jitakan di kepalanya dengan dimas dan membuat semuanya tertawa.

"Lo kesini dengan siapa wid" tanya joice

"Gw sendirian bawa motor" jawab widya sambil mengelap keringat nya.

"Motor cross apa sport lo" tanya monica kepada widya.

"Cross" jawab widya

"Sekalian kita balapan kuy" ajak joice

"Hahh , emang kalian jago balapan yah" tanya ijal dan mendapat anggukan oleh dimas dan riki.

"Boleh di coba kok" joice menyeringai licik kearah semuanya.

"Hahahahahhahahahahaha" tawa monica dan widya pecah melihat komuk kaget dari semuanya

~dikamar

"Eh wid, jadi lo gimana? Kerja atau apa" Tanya monica membuka suara.

"Gak tau gw ahh. Males gw kerja kerja gitu. Enak masa sekolah kita bebas". Joice dan monica pun tertawa.

" Iya juga yaaa, kangen juga gw dgn skolah itu". Ucap monica sambil mainin hp.

"Gw mau jadi dosen di UI. Itu juga karna gw males jadi dokter".
Joice pun langsung menjitak kepala widya

"Hadohhh, payah loo. Gimana kalo lo jadi dosen sekalian kerja di RS JAYA RAYA , gw juga kerja di onoo kok" widya hanya diammm.

"Enak bener ya lorang bedua barengan terus, gw cape juga jadi artis syuting sana sini" Monica mencibirkan bibir nya.

"Hahahahahahaha"

Tawa joice dan widya pun pecah karna melihat tingkah monica.

"Sahabat ialah yg mampu membangunkan disaat kita terjatuh. Dan dia yg mampu menyemangatkan kita disaat kita lemah" ♥





Mulmed widya joice dan monica.
Voment nyaaa kak.

ANES

Love Is HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang